Minggu, 24 November 2024

Keluhan Asparnas soal Mahalnya Harga Tiket Ferry Batam-Singapura

Berita Terkait

spot_img
Ketua DPC Asparnas Batam, Andi Xie (kanan), bersama Wakil Ketua DPC Asparnas Batam, Roma (kiri). (Arjuna)

batampos – Melambungnya harga tiket ferry rute Batam-Singapura, menjadi momok buat industri pariwisata. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) menurun, sektor usaha otomatis terdampak.

Biasanya, Batam bisa mendatangkan tamu atau turis asing 6.000 orang per bulan. Sekarang, sejak harga tiket naik, kunjungan menurun drastis, hanya sekitar seribuan saja.


Demikian disampaikan oleh Ketua DPD Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas) Batam, Andi Xie. Keluhan bukan cuma soal tiket mahal, juga mengenai Visa on Arrival (VoA).

“Data kami, dua bulan lalu, kami hanya mampu mendatangkan seribuan (wisman) aja. Sekarang, masuk high season, harga tiket naik, langsung drop. Gimana kita mau nge-push, kondisi sudah berat. Ditambah lagi VoA yang dulunya free, sekarang berbayar Rp 500 ribu,” katanya, Rabu (12/6).

Baca Juga: Dugaan Kartel Tiket Ferry Batam-Singapura Ancam Target 3 Juta Kunjungan Wisman

Andi mencontohkan Batam sebelum Covid-19 melanda. Dimana setiap bulan ia bisa mendatangkan tamu dari luar negeri lebih dari 5.000 orang. Tempat-tempat usaha dan wisata juga selalu ramai. Namun sekarang malah turun drastis.

Dari situ, ia menyiasati bahwa pemerintah harus bergerak mencari solusi serta memecahkan masalah. Kemungkinan, ada kesulitan juga dari pihak agen pelayaran.

“Pemerintah harus mencari tahu apa kendala yang menyebabkan harga tiket ferry ini naik. Mungkin ada problem di agen pelayaran. Komponen yang menjadi kendala itu harus kita ketahui,” ujarnya.

Selain konsen pada pengentasan masalah harga tiket ferry Batam-Singapura, pemerintah juga harus fokus pada VoA. “Singapura dan Malaysia sekarang lagi booming turis, karena di sana bebas VoA. Mereka bahkan sampai menolak kedatangan turis. Sedangkan di Indonesia sepi,” kata Andi.

Baca Juga: Hari Ketiga PPDB SD, 10.087 Akun Telah Selesaikan Berkas hingga Memilih Sekolah

Wakil Ketua DPC Asparnas Batam, Roma, juga menyampaikan hal serupa. Geliat pariwisata di negara tetangga semestinya menjadi cerminan buat Indonesia.

“Dulu, sebelum Covid-19, Batam ini ‘hidup’. Contohnya SPA, hotel dan objek wisata lain yang selalu ramai. Sekarang malah bertolak belakang,” ujarnya.

DPC Asparnas Batam juga berharap, agar pihak penyedia jasa turut mendung keberlangsungan sektor pariwisata di Batam dan Kepri. Mereka ingin adanya supporting penuh dari pihak agen pelayaran ferry supaya Batam kembali menjadi primadona bagi turis mancanegara. (*)

 

Reporter: Arjuna

spot_img

Baca Juga

Update