batampos – Buruh di Batam yang tergabung dalam sejumlah serikat melakukan aksi penolakan terhadap kebijakan kontroversial dari Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
Tapera ini jadi polemik serta dikeluhkan masyarakat hingga pengusaha, karena 2,5 persen potongannya diambil dari gaji, serta 0,5 persen ditanggung pemberi kerja. Alasan pemerintah melakukan itu yakni sebagai tabungan untuk pembiayaan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Baca Juga:Â Buruh Demo Tolak Tapera, Tuntut Cabut Omnibus Law dan Tolak Upah Murah
Kebijakan itu ditentang kaum buruh di Bandar Dunia Madani. Ratusan pekerja turun ke jalan dengan atribut khas demonstran. Mereka menyuarakan keluh kesahnya dalam balutan aksi unjuk rasa yang digelar di depan Kantor Wali Kota Batam, Senin (12/6) pagi tadi.
“Hidup buruh! Hidup buruh! Hidup buruh!” seru orator yang diikuti pekerja lain dalam aksi itu.
Di depan gerbang Kantor Wali Kota Batam, sudah terpasang kawat berduri. Beberapa petugas dari kepolisian dan Satpol-PP juga dikerahkan untuk berjaga-jaga di lokasi. Di hadapan para aparat, buruh sampaikan kekesalan.
Baca Juga:Â Sepanjang 2024, RSUD Embung Fatimah Tangani 2.114 Pasien Gangguan Jiwa
Sebagai warga negara yang baik, memang tidaklah molek berujar kasar. Tapi rasa gemas pekerja atas kebijakan nyeleneh itu perlu kiranya disampaikan, meski secara satire.
“Tahapan Penderitaan Rakyat.” Frasa yang merupakan pelesetan dari akronim Tapera, lantang terdengar dari mulut orator sebagai bentuk protes. (*)
Reporter: Arjuna