batampos – Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau terus berupaya memberikan yang terbaik bagi wali murid dan siswa yang hendak melaksanakan PPDB untuk tingkat SMA dan SMK. Meski persoalan mulai dari gangguan server pada situs PPDB hingga kouta siswa yang tertampung menjadi hal yang dialami wali murid.
“Setahu saya tidak seperti itu, kemarin di Tanjung Pinang setelah dikonfirmasi. Kalau orang tua tidak mengerti boleh datang ke sekolah , sampai sekarang berjalan baik,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kepri, Andi Agung, Kamis (13/6).
Andi menambahkan bahkan untuk di SMK sudah ada mendaftar, sementara untuk SMA baru satu sesi yaitu prestasi atau perpindahan ortu
“Sementara sistem zonasi nanti dibuka tanggal 20 Juni 2024. Dan laporan yang masuk ke kami masih nihil,” ujarnya.
Baca Juga: 419 Calon Siswa Sudah Daftar di SMAN 1 Batam, Yang Diterima Hanya 438 Orang
Andi juga menyikapi adanya narasi siswa titipan untuk masuk ke SMA dan SMK, menurutnya Disdik Kepri sudah memberitahu kepada sekolah agar mengikuti aturan seusai daya tampung.
“Saya tidak mau mengomentari itu lebih karena aturan nya sudah jelas. Jika nanti terjadi sesuatu pastinya akan minta arahan dari Gubernur,” katadia .
Ia menambahkan pengawasan nya sudah jelas dalam aturan karena yang terpenting anak -anak bisa untuk sekolah .
“Persepsi di masyarakat bisa saja seperti itu, tapi bagi kami melaksanakan juknis yang ada,” jelas Andi.
Baca Juga: SMA 1 Batam Siagakan Posko Pengaduan PPDB
Sementara itu, dari data tahun lalu seperti sekarang yg lulus SMP sebanyak 35 ribu siswa lebih sementara untuk SMA dan SMK untuk negeri tersedia 31 ribu siswa .
“Masih ada 4 sampai 5 ribu , apa sisa tidak tertampung, maka diarahkan ke sekolah swasta,” ujarnya.
Tahun lalu kemarin sudah masuk disana. Sebenarnya tidak ada masalah . Namun swasta dengan mutu yang baik bahkan sebelum PPDB sekolah mereka sudah penuh pendaftar .
“Provinsi ada niat bantu ke sekolah swasta namun anggaran belum memadai jadi secara bertahap dulu. Di sekolah swasta kan ada dana BOS pusat dan Insentif guru di berikan walau kecil,” ujarnya.
Andi turut mengimbau kepada orang tua wali murid agar merubah pola pikirnya mengenai proses PPDB ini.
“Pertama mindset sekolah favorit, janganlah berbondong ke memaksakan. Contohnya di Batam di SMA 1,3,5 lalu SMK negeri 1. Pemerataan sudah dilakukan dan cukup,apalagi di Batam ada dua SMK dan satu SMA baru,” pungkasnya. (*)
Reporter: Azis maulana