batampos – Kantor Pos Indonesia sudah terdengar jadul diera gempuran digitalisasi dan pertumbuhan ekspedisi swasta. Banyak dari generasi Z yang tidak terlalu paham sejauh mana fungsi Kantor Pos Indonesia selain tempat berkirim surat dan barang. Meski begitu, ternyata Kantor Pos terus berbenah, walaupun di usia ke 278 tahun.
Manager Penjualan Retail, Kemitraan dan Jasa Keuangan Kantor Cabang Utama Pos Indonesia Batam, M Yusuf Setiawan mengatakan sejak 2020, Pos Indonesia terus berbenah melakukan program transformasi dan inovasi dalam tujuh bidang. Di antaranya business, product and channel, process, technology, human capital, organization dan culture sebagai respons terhadap perubahan landscape bisnis menyongsong industri dan usaha membentuk perubahaan logistik terkemuka.
“Kini Pos Indonesia sudah berumur 278 tahun. Selama itu juga kami sudah banyak melakukan terobosan untuk tetap dekat dengan masyarakat. Salah satunya dengan menganti logo kami di tahun 2023. Sejak tahun 2020 kami juga telah berbenah ke arah digitalisasi mengikuti perkembangan zaman,” ujar Yusuf, Sabtu (8/6).
Menurut dia, dengan berbagai aplikasi digital, PT Pos Indonesia berharap bisa hadir di tengah masyarakat. Di mana setiap aplikasi memberi kemudahan pelayanan untuk masyarakat. Bahkan saat ini, salah satu aplikasi memiliki fasilitas hampir sama dengan e-commerce pada umumnya. Hal itu guna mengubah mindset atau paradigma masyarakat, terhadap layanan Kantor Pos yang lambat hingga ketinggalan zaman.
“Salah satu aplikasi kami Pos Pay, Ranger, dan lainnya. Tak hanya memiliki jasa pengiriman kurir logistik, tapi juga mengakomodir UMKM lokal, jadi belanja bisa lewat Pos Pay. Ada jasa keuangan juga di dalamnya, tapi kami berbasis giro, ” sebut Yusuf.
Tak hanya itu, di sebagian Kantor Pos Indonesia, pelayanan telah menggunakan robotik. Hal itu guna mempercepat proses pelayanan di Kantor Pos lebih cepat dari biasanya. Hanya saja, untuk di Batam pelayanan robotik belum ada.
“Untuk Batam memang belum ada, namun nantinya pasti juga ada. Meski begitu, saat ini petugas kami pasti memberi pelayanan terbaik. Kadang dalam waktu 5 menit, jika tak ada kendala, bisa melayani beberapa pengunjung. Ini yang tidak banyak diketahui orang,” sebutnya.
Di sisi lain, Yusuf tak menmapik, banyaknya aturan terkait keluar masuk barang di Batam membuat angka pengiriman di Batam keluar daerah jauh berkurang. Salah satunya aturan dari Bea Cukai, mewajibkan barang yang keluar dikenakan berbagai biaya, seperti biaya masuk barang, PPN, dan lainnya.
“Tak bisa dipungkiri, adanya biaya pajak kendala utama. Aturan itu di luar ongkos kirim, sehingga saat mengirim barang dari Batam terasa lebih berat. Namun berkurangnya jasa pengiriman tak hanya di kami (Kantor Pos, red) tapi seluruh jasa expedisi merasakan hal serupa,” imbuhnya.
Menurut dia, aturan FTZ itu membuat Kantor Pos juga memikirkan cara agar tetap melayani masyarakat Kota Batam dengan maksimal. Di antaranya juga memberikan layanan pengiriman lokal, yang dipermudah dengna jasa pickup antar jemput ke rumah konsumen tanpa tambahan biaya. Bahkan Kantor Pos juga melayani jasa pengiriman ke luar negeri.
“Untuk jasa lokal dan luar negeri ini, merupakan bentuk upaya kami agar UMKM lokal tetap bergairah. Khusus untuk pengiriman keluar daerah, juga kami prioritaskan lebih cepat, agar barang bisa sampai lebih cepat, dan kami juga memiliki tim warung untuk mengawasi pengiriman barang 24 jam,” tegas Yusuf.
Masih kata Yusuf, meski banyaknya pertumbuhan ekspedisi swasta, Kantor Pos memiliki banyak keunggulan lainnya. Di antaranya memiliki 21 kantor cabang di Kota Batam, 24 agen aktif dan 269 drop poin. Jumlah itu di luar UMKM yang juga bekerjasama dengan Kantor Pos.
“Untuk layanan kami buka setiap hari, tanggal merah pun kami buka. Untuk hari minggu kami buka dari jam 9.00-15.00. Jadi memang kami maksimalkan keberadaan kami ditengah masyarakat, terutama Batam,” pungkasnya. (*)
Reporter: Yashinta