Sabtu, 30 November 2024
spot_img

Dumping Produk China Ancam Industri Tekstil Batam, Ribuan Pekerja Bisa Kena PHK

Berita Terkait

spot_img
Ketua Apindo Kota Batam Rafky Rasyid (ANTARA/Jessica)

batampos – Industri garmen di Indonesia berada dalam situasi gawat darurat. Pasalnya, Indonesia dikhawatirkan menjadi dumping heaven produk-produk asal China.

Hal itulah yang disinyalir menjadi biang kerok maraknya penutupan pabrik tekstil di Indonesia, hingga pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 13.000 orang. Di Batam, contohnya ialah PT Batam Bintan Apparel (BBA) yang kolaps tahun lalu. Saat ini Batam hanya menyisakan dua perusahaan tekstil saja, salah satunya PT Ghim Li.


Indonesia menjadi target dumping produk China karena di negara itu sendiri mereka kelebihan produksi yang diakibatkan oleh daya beli berbagai negara menurun. Barang atau produk-produk yang tidak terjual itu dibuang ke Indonesia dengan harga yang sangat murah.

Baca Juga: Pesan Pak Menko Ekonomi sempena Hari Koperasi

Ketua Apindo Batam, Rafli Rasyid pun mewanti-wanti hal demikian terjadi. Ia mengaku, sejak perang Rusia-Ukraina, dumping heaven di sektor garmen, baik itu tekstil, alas kaki, sudah mulai dirasakan. Perusahaan mengalami penurunan permintaan konsumen di pasar global sehingga ini mengakibatkan sulitnya beroperasi, ditambah lagi seluruh Indonesia diserbu barang-barang murah impor dari China.

“Produk dari China murah, cukup signifikan bedanya sehingga masyarakat lebih memilih produk-produk dari China. Pakaian bekas juga berpengaruh, cukup banyak. Sampai saat ini pemerintah juga belum bisa menghentikan masuknya pakaian bekas dari luar negeri itu,” kata dia, Jumat (12/7).

Soal permintaan dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang menginginkan Indonesia harus membuat kementerian yang mengurusi industri tekstil, menurutnya tak perlu dilakukan. Cukup dengan pemerintah berpihak kepada pengusaha yang bergerak disektor usaha sejenis yang semuanya padat karya.

“Artinya perlindungan terhadap mereka itu harus diberikan, terutama dari serbuan produk impor murah dari luar negeri serta pakaian bekas,” kata dia.

Baca Juga: Oakwood Hotel & Apartments, Pilihan Baru Akomodasi Berkelas di Batam

Ia minta pemerintah betul-betul memperhatikan industri tekstil, sebab sektor ini adalah salah satu yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Jika tidak, maka perusahaan serupa dibayang-bayangi penutupan dan mengakibatkan ribuan pekerjaan di PHK.

Kalau PHK terjadi dimana-mana, kata Rafki, maka pengangguran akan semakin tinggi. Untuk itu, pemerintah harus menjaga betul pasar garmen dalam negeri.

“Kalau tidak serius maka satu-satu perusahaan akan kolaps. Pemerintah juga harus memikirkan insentif bagi perusahaan yang memang betul-betul keuangannya bermasalah, baik itu insentif fiskal maupun nonfiskal,” ujarnya. (*)

 

Reporter: Arjuna

 

 

spot_img

Update