batampos – Zielza Rambu Tirani, siswi kelas XII SMAN 1 Batam lolos dalam Program Asia Kakehashi Jepang. Zielza sapaan akrabnya jadi satu-satunya wakil dari Provinsi Kepri yang akan mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang tahun 2024.
“Pertama saya tentu bangga dan bersyukur sekali ya, karena bisa lolos di program Asia Kakehashi,” ujar Zielzia saat ditemui Batam Pos di SMAN 1 Batam di Sekupang, Rabu (24/7).
Menurutnya, untuk mengikuti program pertukaran pelajar ke Jepang tahun 2024 ini tidaklah mudah. Pasalnya, dia harus menunggu hingga hampir satu tahun sebelumnya akhirnya ia dinyatakan lolos dalam program ini. Bahkan, di Indonesia sendiri hanya ada 10 siswa yang lolos ke Jepang di tahun ini.
“Prosesnya cukup panjang. Itu saya daftar Agustus 2023 dan baru dinyatakan lolos Juni 2024 lalu,” tuturnya.
Baca Juga:Â Disorot Ombudsman, Bapenda Batam Tegaskan Penertiban Reklame Sesuai Aturan dan Estetika
Program Asia Kakehashi Project ini merupakan program beasiswa yang didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains, dan Teknologi (MEXT) Jepang. Kakehashi yang berarti jembatan dalam bahasa Jepang, mencerminkan bahwa anak-anak ini akan dijembatani pemahaman budaya ketika mereka sedang berada di Jepang, dan kelak menjadi jembatan yang menghubungkan seluruh Asia di masa depan.
“Sesuai jadwalnya saya berangkat ke Jepang pada 21 Agustus 2024 mendatang dan mengikuti program tersebut selama 3 bulan di sana,” tutur pelajar kelas XII-IPA SMAN 1 Batam itu.
Disinggung apa yang melatarbelakangi ia ingin mengikuti program ini, perempuan 17 tahun itu menjawab, berawal dari teman sekolah yang juga lulus dalam program pertukaran pelajar ke luar negeri menyampaikan akan ada program baru di buka tahun ini. Hanya saja ketika dia mendaftar ternyata tahapan pendaftaran telah selesai dan tahap keberangkatan.
“Teman saya ini lolos program Kennedy Lugar Youth Exchange and Study (YES) dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Saya coba daftar ternyata sudah selesai,” ujarnya.
Baca Juga:Â Seragam Sekolah Hanya Tersedia di Satu Tempat, Orang Tua Murid SD di Batuaji dan Sagulung Terkesan Digiring
Tak berhenti disitu, Zielzia kembali membuka sejumlah referensi mengenai pertukaran pelajar ke luar negeri ini. Dan akhirnya ia melihat Asia Kakehashi, namun negara tujuannya adalah Jepang. Sementara ia sendiri belum mengerti tentang Jepang ini, termasuk kemampuan dirinya berbahasa Jepang.
“Sampai-sampai saya harus les dasar bahasa Jepang selama dua bulan agar bisa lolos program ini,” kenang siswi yang masuk ke SMA Negeri 1 Batam melalui jalur prestasi tersebut.
Langkah Zielzia kian mulus, setelah tahapan demi tahapan berhasil ia lalui. Mulai dari melengkapi berkas, pengecekan kesehatan, sampai membuat essai menggunakan dua bahasa berhasil ia selesaikan sebagai syarat keberangkatan. Prosesnya juga tidak sebentar, hampir selama satu tahun.
“Dibilang optimis lolos awalnya gak begitu yakin juga, apalagi saat itu ada 800 siswa yang ikut program ini. Sementara yang lolos atau kuotanya hanya 10 orang siswa saja se-Indonesia,” ucap siswa yang selalu juara kelas di SMAN 1 Batam tersebut.
Zielzia juga mengaku bersyukur, sebab selain dukungan orang tua khusus ibunya. Dukungan penuh juga diberikan sekolah. Bahkan dari pihak sekolah memberikan Zielzia kemudahan di dalam menyelesaikan pembelajaran kelas yang akan ditinggal selama tiga bulan ke Jepang. “Sekolah mendukung dan tidak menghalangi siswanya yang membantu dalam hal kelengkapan dokumen, mengeluarkan surat rekomendasi. Di sana nanti kami akan melakukan pertukaran budaya, belajar seperti seperti sekolah pada umum dan sebagainya,” kata dia.
Baca Juga:Â Pendapatan Bus Trans Batam Baru Capai 40 Persen dari Target Tahun Ini
Ia berharap, nantinya setelah mengikuti program di Jepang dan kembali ke sekolah, ia bisa membagi pengalamannya dan memotivasi teman-temannya.”Kalau ditanya, kok bisa sih cuti sekolah berbulan-bulan untuk belajar ke negeri asing Sejujurnya, awalnya ia juga tidak tahu kalau hal seperti ini bisa terwujud, namun pihak sekolah sangat mendukung dengan memberikan izin dan rekomendasi, sampai akhirnya saya bisa mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ini,” bebernya.
Waka Kesiswaan SMAN 1 Batam Ida Royani merasa bangga siswinya menjadi salah satu peserta yang lulus program Asian Kakehashi Project ke Jepang ini. Ia melihat perjuangan Zielzia untuk lolos di program ini tidak mudah karena ada banyak seleksi yang harus ia lalui sebelum akhirnya dinyatakan lolos.
“Karena ia dari awal selalu komunikasi ya, jadi saya paham bagaimana prosesnya. Apalagi program ini sangat ketat dan tidak semua siswa yang bisa mendapatkannya. Bisa dibayangkan dari 800 peserta hanya 10 siswa yang diterima dan dinyatakan lolos pada program tersebut, ” ujar Ida.
Ia menjelaskan, selama ini Zielza dikenal sebagai murid yang mandiri, penuh semangat serta aktif dan komunikatif.
“Dia ini anak yang pintar la. Pandai nyanyi dan berprestasi di sekolah juga. Jadi wajar dan layak kami kira. Kita berharap selama di Jepang dia bisa belajar dan menambah wawasan serta memperkenalkan budaya Kepri dan Indonesia di sana, kami ingatkan hati-hati ditempat orang harus sopan,” kata dia.
Untuk Informasi, Asia Kakehashi Project adalah program beasiswa dari pemerintah Jepang untuk siswa/i SMA Indonesia yang bertujuan untuk menjembatani pemahaman antarbudaya Jepang dengan negara-negara di Asia. Program ini ditujukan untuk siswa/i yang tengah mempelajari bahasa Jepang di sekolah atau di lembaga bahasa lainnya
Bina Antarbudaya adalah organisasi non pemerintah, non profit, berbasiskan relawan dan merupakan mitra dari AFS Intercultural Program, yang bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program pertukaran pelajar seperti AFS dan Youth Exchange and Study (YES). (*)
Reporter: Rengga Yuliandra