batampos – Sulitnya mencari lapangan pekerjaan di Batam dirasakan pencari kerja (pencaker) muda atau mereka yang baru lulus SMA/SMK tahun ini. Persaingan yang ketat membuat mereka kewalahan.
”Karena lowongannya tidak banyak, dan banyakan lowongan yang butuh yang sudah berpengalaman. Inilah masalah kami yang baru mau cari kerja ini. Serbasulit,” ujar Indri, pencaker yang dijumpai di Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning, Senin (19/8).
Senada disampaikan Aldo, pencaker yang baru lulus SMK di Batuaji. Keinginannya untuk bekerja di industri galangan kapal belum bisa tercapai karena terkendala dengan persyaratan khusus untuk perek-rutan tenaga welder. Dia yang baru tamat sekolah belum punya pengalaman kerja sehingga tidak mudah baginya untuk bersaing dengan tenaga welder profesional.
”Banyak yang butuh bersertifikasi semua jadi memang agak sulit yang baru ini mau bersaing. Paling ya ikut-ikut borongan saja dulu cari pengalaman. Kalau berharap langsung diterima sebagai karyawan sulit sekali. Kecuali ada orang dalam baru bisa,” kata Aldo.
Pantauan Batam Pos di lapangan, memang masih banyak dijumpai pencaker muda yang lalu lalang mencari lowongan kerja di kawasan industri. Namun, itu tak membantu karena berbagai persoalan. Selain karena kriteria perekrutan yang ketat, sistem penyampaian informasi lowongan banyak yang tertutup.
Perekrutan via online kebanyakan hanya beredar di kalangan tertentu saja seperti keluarga karyawan dan grup komunitas tertentu. Tidak seperti dulu yang dipajang dan dilihat oleh siapa saja.
”Susah sekarang dapat informasi loker karena sistem online dan disebarkan melalui media sosial. Kadang yang menyebar ini untuk kalangan mereka sendiri. Kita orang luar sulit dapat informasi loker yang sesuai. Tadi saya coba keliling tanya ke sekuriti semua pada kalaupun ada lowongan lihat aja di loker di medsos,” kata Yuli, pencaker di Mukakuning.
Kesulitan mendapatkan info lowongan kerja ini juga ditengarai karena meningkatnya angka pencarian kerja di Kota Batam.
Peningkatan ini dirasakan semenjak pengumuman kelulusan SMA/SMK, April lalu.
Pengurusan surat keterangan catatan kepolisian di Polsek Batuaji masih ramai hingga saat ini.
Permohonan SKCK meningkat semenjak pengumuman kelulusan SMA dan SMK.
Banyak siswa tamatan SMK dan SMA yang memilih untuk bekerja terlebih dahulu ketimbang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. ”Iya masih ramai dengan anak-anak yang baru tamat. Untuk berkas lamaran kerja semua,” kata Cece, petugas layanan SKCK di Polsek Batuaji.
Semenjak pengumuman kelulusan sekolah, permohonan SKCK di Polsek Batuaji rata-rata 40 hingga 50 per hari. Begitu juga dengan Polsek Sagulung layanan SKCK juga meningkat sebulan belakangan ini. Permohonan juga didominasi oleh mereka yang baru menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA dan SMK.
”Ya anak-anak yang baru tamat sekolah banyak yang ngurus untuk berkas lamaran kerja,” kata Kapolsek Sagulung, Iptu Donald Tambunan, kepada Batam Pos, kemarin.
Demikian juga dengan pihak kecamatan yang melayani pe-ngurusan kartu kuning atau AK1 meningkat di angka 30 hingga 40 berkas per hari, dan juga didominasi oleh mereka yang baru tamat sekolah.
”Iya ada peningkatan dan banyakan yang baru tamat sekolah,” ujar Sekretaris Kecamatan Batuaji, Anwaruddin.
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam mencatat terdapat 13.640 lowongan kerja (loker) sepanjang tahun ini atau dari Januari hingga Juli. Loker ini diperuntukkan bagi sektor formal dan informal di Kota Batam.
Rinciannya;
- 645 lowongan di bulan Januari
- 2.695 lowongan di Februari
- 1.604 lowongan di Maret
- 2.650 lowongan di Apri
- 1.942 lowongan di Mei
- 2.290 lowongan pada Juni
- 1.814 lowongan di Juli.
Menurut Kepala Disnaker Batam, Rudi Sakyakirti, perusahaan manufaktur, galangan kapal, serta perusahaan oil and gas masih jadi perusahaan paling banyak membuka peluang kerja di tahun ini. Selain itu ada juga perusahan informal yang banyak merekrut dan membuka peluang kerja.
”Peluang kerja masih cukup banyak terutama di bidang welder, manufaktur, oil and gas,” kata Rudi, Senin (19/8).
Disebutkan Rudi, perusahaan manufaktur banyak membuka lowongan seiring berakhirnya masa kontrak pekerja. ”Manufaktur juga ada karena banyak juga yang habis kontrak dan tidak diperpanjang sehingga perusahaan buka lowongan kerja. Paling banyak untuk operator,” imbuhnya.
Diakuinya, banyak dari perusahaan tersebut yang meminta spesifikasi khusus seperti pengalaman kerja dan sebagainya. Namun, ada juga yang tidak membutuhkan spesifikasi khusus terutama bagi mereka yang ditempatkan di bagian operator.
”Yang meminta spesifikasi atau keahlian seperti di perusahaan oil and gas,” sebut Rudi.
Ia menyebutkan, sepanjang tahun ini ada 15.783 pencari kerja yang mengajukan permohonan kartu kuning (AK-1) baik yang mengurus di kantor kecamatan maupun Disnaker Kota Batam.
”Data ini yang masuk sampai Juli 2024,” ujar Rudi.
Seperti diketahui, bagi pencaker yang memiliki KTP Batam mengurus kartu kuning di kantor kecamatan sesuai domisili tempat tinggal mereka. Sedangkan mereka yang ber-KTP luar Batam mengurus kartu kuning di kantor Disnaker Kota Batam.
Rudi menambahkan, berdasarkan data yang diterima Disnaker Batam, dari 15.783 pencari kerja tersebut, sebanyak 12.390 pekerja sudah penempatan atau mendapat pekerjaan. Sebagian besar dari mereka bekerja di bidang manufaktur, oil and gas. Juga pekerjaan nonformal seperti penjaga toko dan lainnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid, menilai banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia ini juga harus dibarengi dengan kemampuan dan skill pekerja itu sendiri. Tinggal bagaimana tenaga kerja menyiapkan skill-nya sesuai kompetensi yang dibutuhkan dunia industri itu.
”Perlu diingat, bahwa industri di Kota Batam saat ini mengarah pada industri padat modal. Di mana yang lebih banyak dibutuhkan ialah skilled labor (tenaga kerja terdidik),” tuturnya.
Rafki menerangkan tenaga kerja di Batam harus dipersiapkan dengan skill yang terus diupgrade sesuai kebutuhan industri saat ini. Pekerja juga tidak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah semata.
”Artinya ke depan lapangan pekerjaan ini akan semakin besar. Bagi pekerja terampil. Lowongan pekerja yang belum terampil (unskilled labor) akan makin menyempit,” sambung Rafki.
Ia berharap banyak dengan hadirnya Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah pusat ini di Batam, mampu meningkatkan skill para pekerja itu sendiri. Menjadikan mereka tenaga kerja terdidik (skilled labor, red) sehingga diterima di dunia industri saat ini.
”Selain itu kita menanti kehadiran Balai Diklat Industri di Kota Batam. Kalau BLK berada di bawah Kemenaker, Balai Diklat Industri ini ada di bawah Kementerian Perindus-trian,” tuturnya.
Dengan kehadiran keduanya di Batam ia optimistis peningkatan kompetensi SDM di Batam akan bisa didorong lebih cepat. Seiring dengan peningkatan investasi yang ada di Kota Batam.
”Kita harapkan keduanya sejalan sehingga itu benar-benar disiapkan dalam memenuhi kebutuhan industri,” ucapnya. ”Intinya pencari kerja zaman sekarang, tidak bisa lagi hanya mengandalkan ijazah aja. Harus dilengkapi sertifikat keahlian tertentu supaya cepat mendapatkan pekerjaan,” pungkasnya. (*)
Reporter : Eusebius Sara – Rengga Yuliandra