Jumat, 22 November 2024

Survei Poltracking untuk Pilwako Batam, Amsakar-Li Claudia Memimpin dengan 64,8 Persen

Berita Terkait

spot_img
Amsakar Ahmad – Li Claudia Candra.

batampos – Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru jelang Pilkada di Kota Batam. Survei tersebut menunjukkan elektabilitas pasangan Amsakar Achmad-Li Claudia Chandra unggul 64,8 persen dibanding Nuryanto-Hardi Selamat Hood yang hanya 21,1 persen.

Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan pengambilan data dilakukan pada 4 hingga 10 September 2024.


“Survei ini melibatkan 400 responden dengan margin of error sebesar lebih kurang 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen,” kata Peneliti Utama Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi, Selasa (17/9).

Survei tersebut mencakup 12 kecamatan di Kota Batam, disesuaikan secara proporsional berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024. Stratifikasi survei dilakukan berdasarkan proporsi jenis kelamin pemilih. Pewawancara terlatih mengumpulkan data melalui wawancara tatap muka dengan bantuan aplikasi teknologi terhadap responden yang dipilih secara acak.

Pada simulasi head to head calon wali kota, Amsakar unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 61,7 persen. Sedangkan rivalnya, Nuryanto, hanya meraih 19 persen. Sementara itu, untuk simulasi calon wakil wali kota, Li Claudia memimpin dengan 54,9 persen, mengungguli Hardi Hood yang memperoleh 20,2 persen.

Survei ini juga memetakan sebaran pemilih berdasarkan usia dan tipologi. Kelompok pemilih gen z, milenial muda, milenial matang, gen x, hingga baby boomers dan silent generation, cenderung mendukung pasangan Amsakar-Li Claudia. Selain itu, pemilih dengan tipologi rasional, psikologis dan sosiologis juga menunjukkan kecenderungan yang sama.

Survei ini juga mengungkap beberapa isu utama yang dihadapi warga Batam. Sebanyak 44,4 persen responden menyoroti harga kebutuhan pokok yang mahal, sementara 28,3 persen mengeluhkan sulitnya mencari lapangan kerja. Persoalan lain seperti biaya pendidikan menengah yang tinggi (8,1 persen) dan biaya kesehatan yang mahal (6,8 persen) juga muncul sebagai isu penting.

Di sisi lain, sebanyak 94,4 persen responden mengetahui bahwa Pilkada akan dilaksanakan secara serentak pada November 2024. Menariknya, 75,5 persen responden menyatakan tidak akan mengubah pilihannya terhadap calon yang didukung, sementara 15,2 persen lainnya masih mungkin berubah pikiran.

Di antara yang masih mungkin berubah, 46,9 persen akan memantapkan pilihan selama masa kampanye. Sedangkan 32,7 persen akan memutuskannya di hari pemilihan.

Survei ini merupakan potret terbaru dinamika politik di Kota Batam menuju Pilkada pada 27 November 2024. Meskipun pasangan Amsakar-Li Claudia sementara unggul, berbagai kemungkinan masih dapat terjadi menjelang hari pemilihan.

Konstelasi politik menuju Pilwako Batam memang semakin dinamis dengan hadirnya dua pasangan calon. Pertarungan kedua pasangan ini menjadi lebih menarik dengan munculnya berbagai koalisi dan strategi politik yang beragam.

Menurut Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Rahmayandi Mulda, koalisi gemuk yang mendukung pasangan Amsakar-Li Claudia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dinamika politik Batam. Terutama melalui simpul-simpul jaringan partai dan simpatisan. Selain itu, mereka diuntungkan dengan kemudahan akses dalam berbagai sektor.

Sementara itu, pasangan Nuryanto-Hardi Hood muncul pada masa injury time setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait ambang batas pencalonan. Rahmayandi menilai strategi yang diambil oleh pasangan ini lebih menekankan pada pendekatan organisasi kemasyarakatan (ormas).

“Jika strategi pendekatan ormas ini berjalan efektif, hal tersebut akan sangat menguntungkan bagi pasangan Nuryanto-Hardi Hood,” ujarnya.

Meskipun mendapatkan dukungan dari partai-partai nonparlemen, Rahmayandi menilai bahwa kekuatan partai-partai tersebut tidak terlalu signifikan.

Polarisasi politik juga menjadi salah satu isu yang mencuat dalam Pilwako Batam kali ini. Menurut dia, polarisasi politik antara koalisi partai besar yang mendukung Amsakar-Li Claudia dan PDIP yang mengusung Nuryanto-Hardi Hood sangat mungkin terjadi.

“Polarisasinya akan sangat nampak dan berdampak buruk kepada masyarakat jika isu-isu seperti etnis, agama, suku, ideologi partai, dan sikap pragmatisme politik dimainkan oleh tim sukses masing-masing,” ujarnya.

Dalam hal elektabilitas dan popularitas, Rahmayandi menyebut, isu-isu yang diangkat oleh para calon atau tim suksesnya akan menjadi salah satu faktor penentu kemenangan. Selain itu, kemampuan merangkul ormas-ormas kemasyarakatan yang cukup menjamur di Batam juga akan mempengaruhi hasil pemilihan.

Terkait partisipasi pemilih, Rahmayandi memperkirakan bahwa banyak masyarakat akan bersikap apatis dan skeptis dalam pemilihan kali ini. Sebab masyarakat dianggap dihadapkan pada situasi pilihan yang tidak sesuai dengan selera mereka.

Selain itu, ia menyoroti peran perempuan dalam politik lokal, khususnya terkait pencalonan Li Claudia sebagai calon wakil wali kota. Peran perempuan dalam politik saat ini sudah mulai lebih berani dan percaya diri, namun masih sering dijadikan alat dalam permainan politik yang kompleks.

“Peran politik perempuan saat ini mulai cukup berani dan percaya diri, namun masih pada posisi dijadikan alat politik dalam permainan politik yang sangat kompleks,” kata Rahmayandi. (*)

Reporter: Arjuna

spot_img

Baca Juga

Update