batampos – Terpilihnya Muslimin sebagai Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Batam untuk periode 2024-2029 disambut baik oleh tokoh masyarakat dan pengurus HNSI.
Salah satu tokoh masyarakat, Rahman, yang juga merupakan pengurus HNSI Kota Batam dan tokoh Pulau Akar, menyampaikan apresiasinya atas suksesnya Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) yang menetapkan Muslimin secara aklamasi.
Rahman berharap kepengurusan baru di bawah Muslimin dapat lebih memperhatikan kesejahteraan para nelayan di Kota Batam. Menurutnya, HNSI sebagai organisasi yang menaungi para nelayan perlu aktif memperjuangkan kepentingan nelayan, khususnya dalam hal mendapatkan bantuan peralatan tangkap dan akses terhadap program pemerintah.
“Melalui HNSI, kami masyarakat berharap agar nelayan di Batam bisa menerima bantuan berupa alat jaring, alat tangkap ikan, dan mesin pompong yang sangat diperlukan dalam kegiatan sehari-hari,” ujar Rahman.
Lebih lanjut, Rahman berharap kepemimpinan Muslimin dapat membawa dampak positif bagi peningkatan taraf hidup nelayan di Kota Batam. “Kami sangat berharap HNSI di bawah kepemimpinan Muslimin dapat mendatangkan manfaat besar, baik dalam hal peningkatan kesejahteraan maupun dalam menjalin kerjasama dengan pihak industri dan pemerintah,” tambahnya.
Ia juga menyoroti pentingnya HNSI berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan laut di tengah pesatnya industri di pesisir Batam. Menurut Rahman, kepengurusan HNSI perlu mendorong kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di pesisir untuk memastikan bahwa aktivitas industri tidak merusak ekosistem laut yang menjadi sumber penghidupan nelayan.
“Kami berharap HNSI dapat menaja kerjasama dengan perusahaan-perusahaan pesisir dalam bentuk program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berdampak langsung pada kelestarian laut dan kesejahteraan nelayan,” kata Rahman.
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Batam menggelar Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) di Gerai Nelayan, Tiban, Sekupang, Rabu (25/9). Muscablub ini berhasil memilih Muslimin sebagai Ketua HNSI Kota Batam untuk periode 2024-2029.
Muslimin terpilih secara aklamasi dalam musyawarah yang dihadiri oleh 12 pengurus ranting HNSI dari kecamatan-kecamatan di Kota Batam. Muscablub juga dihadiri oleh Ketua DPD HNSI Kepulauan Riau, H. Eko Primananto, S.Ak., M.Ak., dan Sekretaris DPD HNSI Kepulauan Riau, Dinaria, beserta pengurus ranting lainnya.
Ketua DPD HNSI Provinsi Kepulauan Riau, Eko Primananto, menjelaskan bahwa Muscablub digelar karena Ketua HNSI sebelumnya, almarhum Suardi Tahirek, meninggal dunia.
“Berdasarkan AD/ART, jika ketua berhalangan tetap (meninggal dunia), jabatan akan dipegang oleh Plt. Muslimin. Setelah dua kali perpanjangan SK Plt., akhirnya HNSI Kota Batam menetapkan Muslimin sebagai Ketua secara aklamasi,” ujar Eko.
Eko juga menegaskan bahwa dukungan untuk Muslimin berasal dari 11 kecamatan di Kota Batam, yang mencakup lebih dari 40% ranting yang ada. “Ini sesuai dengan anggaran rumah tangga HNSI, di mana minimal 40% dukungan dibutuhkan untuk memilih ketua. Muslimin mendapat dukungan dari 11 kecamatan, yang artinya ia terpilih secara aklamasi,” jelasnya.
Dengan terpilihnya Muslimin secara definitif, Eko berharap agar Ketua HNSI yang baru dapat segera menyusun kepengurusan dan bersinergi dengan pemerintah daerah. “Kami berharap HNSI Kota Batam dapat bersinergi dengan pemerintah, terutama dalam menjaga kelangsungan hidup nelayan di Kota Batam,” kata Eko.
Dalam sambutannya, Muslimin berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh seluruh komponen HNSI Kota Batam. Ia juga tengah merancang panitia pelantikan pengurus baru. Berdasarkan hasil pendataan, terdapat lebih dari 15.000 nelayan di pesisir Kota Batam, dan Muslimin berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Kami berupaya memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup keluarga nelayan di Batam,” ujar Muslimin, yang didampingi oleh Azmi Ramadan sebagai Sekretaris DPC HNSI Kota Batam. Ia juga menyatakan akan melanjutkan program-program positif yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan nelayan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi nelayan saat ini adalah minimnya daerah tangkapan ikan akibat ekspansi industri, khususnya sektor perkapalan. “Kami berharap agar perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan ruang laut dapat menyalurkan bantuan melalui CSR untuk para nelayan yang terdampak,” ujar Muslimin.
Selain itu, Muslimin mengajak Pemerintah Kota Batam untuk bekerja sama dalam menjaga kelestarian laut dan habitat ikan. “Kami berharap Pemko Batam dapat melibatkan HNSI dalam menjaga kelestarian laut agar industri dan kehidupan nelayan dapat berjalan seiring,” tambahnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra