Jumat, 22 November 2024

Pangkalan Resmi Banyak Kosong, Warga Cari Gas 3 Kg Lewat Medsos

Berita Terkait

spot_img
Warga membawa dua gas melon yang dibeli dari operasi pasar LPG 3 Kg yang digelar Pertamina Patra Niaga Kepri bersama Disperindag Kota Batam di Kantor Camat Bengkong, Senin (16/9). Pertamina memberi sanksi pemutusan Hubungan Usaha (PHU) kepada dua pangkalan gas karena dinilai bandel.
F. Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Upaya menambah kuota gas 3 Kg sebanyak 85 ribu tabung di Batam sepertinya belum berhasil. Sebab, masih banyak masyarakat yang menjerit mencari elpiji bersubsidi itu di pangkalana-pangkalan resmi.

Pada hari Minggu (29/9) sebagian besar pangkalan resmi terpantau kosong. Sebab, ternyata elpiji itu langsung habis di hari pertama distribusi dari agen. Hal itu disampaikan beberapa pangkalan yang ada di Kota Batam.


“Ya gasnya datang hari Jumat, sore sudah habis. Datang lagi minggu depan,” ujar salah satu pemilik pangkalan.

Baca Juga: Perbaikan Penangkal Petir Masjid Agung Raja Hamidah Masih Berlangsung, Ditargetkan Selesai Beberapa Hari Lagi

Disinggung apakah elpiji-elpiji itu disalurkan ke warga sekitar, pemilik pangkalan itu menegaskan kuota gas miliknya khusus untuk warga perumahaan. Namun kebetulan di tempatnya, banyak pelaku UMKM kecil.

“Ya rata-rata banyak warga di sekitar kami banyak jualan makanan, otomatis kebutuhan mereka pasti lebih banyak,”
jelasnya.

Menurut dia, jatah penyaluran elpiji ke pangkalan miliknya juga hanya satu kali seminggu. Dimana sebelumnya pendistribusian elpji di tempatnya mendapat jatah 2 kali seminggu.

“Sekarang hanya sekali, makanya saat datang langsung habis, karena memang banyak warga sini yang butuh,” ungkapnya.

Sulitnya mencari elpiji 3 Kg diungkapkan Eka, warga Nongsa. Ia harus mencari elpiji bersubsidi itu di pangkalan-pangkalan namun kosong. Hingga akhirnya ia membuat status di medsos untuk mencari keberadaan gas melon tersebut, namun harga yang ditawarkan bikin dia kaget.

“Ada yang nawarin di online, harga Rp 35 ribu per tabung, tapi wajib ongkir Rp 10 ribu, yang artinya pertabung Rp 45 ribu, mahal banget,” ungkap Eka.

Begitu juga dengan Wati, warga Tanjungsengkuang yang juga berkeliling untuk mencari keberadaan gas melon. Ia pun kecewa karena hampir semua pangkalan yang ia datangi bertulis “gas habis”.

Baca Juga: DPRD Batam Dukung Penguatan Armada Pengangkut Sampah, Usulkan Penambahan di APBD 2025

“Lumayan banyak pangkalan, dari daerah Batuampar ke Bengkong, pada habis semua,” ujarnya.

Menurut dia, pemilik pangkalan mengatakan bahwa stok gas langsung habis di hari pertama perngantaran. Hal itu karena memang banyak permintaan dari warga sekitar. Ditambah dengan pasokan yang dikurang, biasanya dapat jatah 3 kali seminggu namun beberapa bulan ttrakhir jadi 2 kali.

“Pangkalan yg didatangi, rata-rata tertulis “Gas Habis” di depan teralis besinya. Tiap pasokan datang, katanya langsung diserbu. Terus pas pangkalan ditanya, katanya pasokan memang belum normal. Jika sebelumnya seminggu 3 kali, sekarang masih 2 kali. Suplainya juga dikurangi dari 50 tabung, sekarang cuma dapat 40 atau 35, makanya kurang terus,” ungkapnya.

Sementara Kadisperindag Kota Batam Gustian Riau belum bisa dikonfirmasi terkait masih belum selesainya permasalahan kosongnya gas di pangkalan. (*)

 

Reporter: Yashinta

spot_img

Baca Juga

Update