batampos – Gedung Beringin yang terletak di Kecamatan Sekupang, Batam, dulunya menjadi pusat kegiatan masyarakat, kini tampak terbengkalai. Gedung yang dahulu megah ini nyaris tak terlihat lagi dari kejauhan, tertutup oleh semak belukar dan pohon-pohon besar yang tumbuh liar di sekelilingnya. Kondisi bangunan yang semakin rusak dan tak terurus menambah kesan kumuh serta memprihatinkan.
Pantauan Batam Pos di lokasi menunjukkan halaman gedung dipenuhi tumbuhan liar yang menjulang tinggi. Pohon-pohon besar tumbuh subur tepat di pintu masuk, menghalangi akses ke dalam gedung.
Bahkan, salah satu pohon besar tampak miring dan membahayakan, berada di pintu utama gedung. Semak-semak lebat menutupi hampir seluruh halaman gedung, hingga dari kejauhan bangunan yang didirikan oleh Otorita Batam itu seolah hilang dari pandangan.
Beberapa bagian bangunan tampak rusak parah. Plafon atap mulai berlubang, dinding-dinding retak, dan cat gedung mengelupas di berbagai sudut. Kondisi di dalam gedung pun tak jauh berbeda, kusen pintu lapuk, serta jendela-jendela yang pecah menambah kesan tak terurus dan terbengkalai.
“Kalau kita lihat dari jauh, sudah tidak kelihatan lagi kalau ini gedung. Dulu tempat ini ramai digunakan untuk acara warga, sekarang malah jadi tempat kosong yang mengerikan,” kata Yanto, 50, warga Sekupang, Selasa (8/10).
Menurut Yanto, Gedung Beringin dulunya sering digunakan untuk acara pertemuan, pesta pernikahan, dan kegiatan resmi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, gedung ini dibiarkan kosong dan tak lagi digunakan, hingga akhirnya dipenuhi tumbuhan liar.
Warga menilai gedung ini masih memiliki potensi besar sebagai pusat kegiatan masyarakat, namun kondisinya yang semakin parah perlu segera ditangani. Warga khawatir gedung ini bisa menimbulkan bahaya, terutama dengan kondisi pohon-pohon besar yang tak terurus.
“Kami sangat berharap pemerintah segera memperbaiki gedung ini. Tidak hanya memperbaiki bangunan, tetapi juga membersihkan seluruh area yang sudah dipenuhi pohon dan semak belukar,” ujar Yanto.
Gedung Beringin merupakan bangunan pertama kali yang didirikan oleh Otorita Batam (1986) sebagai sarana serbaguna sekaligus dan gedung kesenian melayu. Lokasinya berada di wilayah Sekupang, dan sudah lama tidak gunakan.
Iwan warga lainnya mengaku, dulunya gedung tersebut merupakan tempat pertemuan para pejabat pusat di era masa Persiden Soeharto. Namun bangunan ini dibiarkan dan tak terawat. Penampakannya pun rusak, kotor dan kumuh.
“Terakhir digunakan sewaktu ada pentas seni kebudayaan melayu,” ujarnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra