batampos – Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) kembali dideportasi atau dipulangkan dari negara Malaysia, Kamis (10/10). Total WNI yang dideportasi sebanyak 88 orang, terdiri dari 66 lelaki dan 22 wanita yang diantaranya satu orang balita.
Proses deportasi ke 88 WNI itu dilaksanakan dua trip atau keberangkatan dari Pelabuhan Situlang Laut, Johor Malaysia menuju Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter. Untuk trip pertama sebanyak 38 WNI sampai di Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter sekitar pukul 11.30 WIB. Kemudian trip kedua sebanyak 50 WNI pada pukul 13.00 WIB.
Petugas Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepri, Indra DP mengatakan puluhan WNI yang dideportasi adalah rata-rata bermasalah dari segi administrasi. Mulai tidak memiliki izin tinggal, tak memiliki izin bekerja bahkan tak punya dokumen.
“Untuk deportasi kali ini ada 88 orang, terdiri dari 66 laki-laki dan 22 perempuan, satu diantaranya berusia 4 tahun,” ujar Indra disela penjemputan para WNI di Pelabuhan Feri Internasional Batamcenter.
Menurut Indra, deportasi yang dilakukan Malaysia hari ini (Kamis, 10/10), adalah jumlah paling banyak dalam tahun ini. Dimana sebelumnya, deportasi paling banyak kurang dari 40 orang, namun kali ini ada 88 orang.
“Benar, rombongan kali ini paling banyak. Rencananya disini cuma 38 orang, dan 50 lainnya ke Tanjungpinang. Namun tiba-tiba semua dialihkan kesini, untuk alasan pasti saya kurang tahu,” sebut Indra.
Masih kata Indra, para PMI nantinya akan dibawa ke Shelter penampungan sementara di kawasan Imperium Batamcenter. Dimana para PMI nantinya akan didata dan dibimbing, sembari menunggu jadwal untuk dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.
“Jadi di shelter nantinya akan kami data, permasalahaan mereka seperti apa sehingga bisa dideportasi. Setelah didata, nanti mereka akan dijawalkan pulang. Untuk pemulangan mereka difasilitasi sepenuhnya oleh BP3MI,” jelas Indra.
Masih kata Indra, para WNI itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Karena itu, pemulangan mereka pun tidak dilakukan serentak, karena menunggu jadwal tiket.
Disinggung terkait balita yang turut di pulangkan, Indra mengaku tidak tahu persis sejarahnya. Namun berdasarkan informasi, balita tersebut lahir di Malaysia.
“Untuk WNI dari berbagai daerah, sedangkan untuk balita itu sejarahnya seperti apa, belum dapat informasi, nanti kami data dulu,” tegas Indra.
Sementara, Anggota Tim Satgas PPMI Batam Dedy Suryadi pihaknya akan memberi konseling gratis terhadap perempuan, khususnya anak. Pemberian konseling tidak hanya dilakukan saat anak tersebut berada di shelter BP3MI Kepri saja, tetapi juga akanberlanjut hingga ia sudah kembali ke daerah asalnya.
“Tadi ada satu anak yang juga dideportasi dalam pemulangan PMI ini. Dan kami akan memberikan konseling terhadap anak, untuk anak ini nanti kami cek dulu daerah asalnya dimana. Karena konseling untuk anak tak hanya saat pemulangan ini, namun hingga daerah asal. Karena itu kami akan berkoodinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) disana, agar prometik, terutama anak-anak,” ujar Dedy yang juga merupakan Kepala UPTD PPA Kota Batam.
Menurut dia, pemberian konseling dilakukan agar trauma sang anak bisa membaik. Karena usia anak, memiliki trauma yang cukup dalam, sehingga butuh perbaikan psikologis anak.
“Anak-anak saat ini masih asik bermain. Tapi alam bawah sadar mereka masih ada rasa dan ingatkan ketakutan. Apalagi dalam penjara pada saat itu,” tambah dia. (*)
Reporter: Yashinta