batampos – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam mengalokasikan anggaran sebesar Rp32,4 miliar untuk mengatasi permasalahan banjir di wilayah Batam pada tahun 2025.
Anggaran tersebut akan dialokasikan untuk beberapa kegiatan utama, termasuk pembangunan stasiun pompa banjir, normalisasi saluran, dan peningkatan drainase di sejumlah titik rawan banjir di Batam.
Kepala Dinas DBMSDA Kota Batam, Suhar menjelaskan bahwa salah satu prioritas dalam penanganan banjir adalah pengadaan stasiun pompa yang akan ditempatkan di wilayah Jodoh, yang selama ini menjadi salah satu titik terparah saat terjadi banjir. Rencana ini bertujuan untuk mengurangi genangan yang sering terjadi di daerah tersebut, terutama saat musim hujan tiba.
Baca Juga:Â DBMSDA Siapkan Stasiun Pompa Senilai Rp20 Miliar untuk Atasi Banjir di Batam
“Untuk penanganan banjir tahun depan, fokus kami meliputi tiga kegiatan utama, yaitu pengadaan stasiun pompa, normalisasi saluran melalui operasional alat berat, dan peningkatan drainase tersier dan sekunder di beberapa lokasi untuk mengantisipasi banjir on the spot,” ungkap Suhar, Selasa (14/10).
Tahap awal, stasiun pompa banjir akan dibangun di wilayah Jodoh hingga Nagoya, mengingat daerah ini sering menjadi langganan banjir. Suhar menyampaikan bahwa pihaknya akan membangun tiga stasiun pompa banjir di wilayah Jodoh dan satu stasiun pompa lagi di wilayah Baloi.
“Stasiun pompa banjir akan kita bangun di muara-muara untuk membuang air ke laut. Lokasi pertama yang dipilih adalah Pasar Induk Jodoh, karena wilayah ini termasuk yang paling rawan tergenang,” tambahnya.
Meskipun pengadaan stasiun pompa banjir baru dimulai dengan satu unit, Suhar optimis hal ini akan membantu mengurangi intensitas banjir di beberapa wilayah, seperti Nagoya, Jodoh, dan sekitarnya. “Meskipun baru satu stasiun yang tersedia, paling tidak ini bisa mengurangi genangan di beberapa titik seperti wilayah Martabak Har di Nagoya, Jodoh, dan area sekitarnya,” jelas Suhar.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan pentingnya pembangunan stasiun pompa banjir di Batam, mengingat selama ini penanganan banjir hanya mengandalkan aliran air secara alami melalui gravitasi. Air hujan yang melimpah sulit mengalir dengan cepat ke tempat pembuangan, terutama di wilayah datar yang elevasinya tidak jauh dari permukaan laut.
“Jalan-jalan sudah dilebarkan dan drainase sudah optimal, tapi banjir masih terjadi karena air hujan tidak bisa cepat dibuang. Oleh karena itu, wilayah-wilayah yang datar, dengan elevasi rendah, seperti Jodoh dan Nagoya, membutuhkan solusi pompa untuk mempercepat aliran air ke laut,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air DBMSDA Kota Batam, Wan Taufik, mengungkapkan bahwa dari total anggaran Rp32,4 miliar yang diusulkan untuk penanganan banjir tahun 2025, sebesar Rp18,9 miliar dialokasikan untuk pembangunan stasiun pompa beserta bangunan pelengkapnya. Selain itu, Rp8,4 miliar digunakan untuk pembangunan dan peningkatan drainase, serta Rp5,1 miliar dialokasikan untuk normalisasi saluran.
“Usulan anggaran untuk tahun 2025 ini dirancang agar penanganan banjir di Batam dapat dilakukan secara efektif dan bertahap, mengingat permasalahan banjir masih menjadi tantangan besar bagi kota ini,” ungkap Wan Taufik.
Dengan berbagai upaya ini, diharapkan banjir yang selama ini mengganggu aktivitas warga Batam dapat diatasi, sehingga tidak lagi menimbulkan kerugian material dan gangguan pada kehidupan sehari-hari. Pemerintah Kota Batam berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan infrastruktur guna menjamin lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warganya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra