batampos – Banjir di Tembesi Tower, Sagulung, menjadi alarm bagi pemerintah dan pihak terkait untuk segera bertindak, demi mencegah bencana yang lebih parah dan melindungi kehidupan warga yang sudah berulang kali terdampak.
Puluhan rumah terdampak dalam banjir kali ini, dan menurut informasi dari warga, ini adalah sekian kali kawasan tersebut tergenang air.
Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mendalam, mengingat belum ada solusi konkret untuk mengatasi permasalahan banjir yang terus berulang di wilayah Tembesi.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Suhar mengungkapkan pihaknya sedang berupaya mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir yang kerap melanda pemukiman warga di Tembesi Tower.
Baca Juga:Â Upaya Pemko Batam Atasi Banjir di Tembesi Tower, Investor Bakal Dilibatkan
Meski sudah delapan kali diadakan pembahasan, belum ada langkah eksekusi konkret yang diambil.
“Kami tidak bisa langsung mengeksekusi tanpa mempertimbangkan berbagai pihak. Kami sedang mencari solusi terbaik yang tidak hanya menjaga kepentingan masyarakat, tetapi juga tidak merugikan investor di kawasan tersebut,” kata Suhar, Selasa (15/10).
Menurutnya, tantangan utama adalah mencari solusi yang seimbang. Di satu sisi, pemerintah tidak ingin mengganggu investasi di kawasan itu, namun di sisi lain kesejahteraan warga juga harus diutamakan.
Suhar menjelaskan salah satu solusi yang dibahas adalah pembangunan saluran baru untuk mengurangi genangan air.
Baca Juga:Â Perang Dagang Uni Eropa dan China, Peluang Batam Tarik Investor Baru
“Kami sedang dalam pembicaraan dengan pihak investor agar mereka membangun saluran alternatif yang bisa mengatasi masalah banjir di kawasan tersebut,” ujarnya.
Salah satu komplikasi dalam menyelesaikan masalah ini adalah posisi pemukiman warga yang berada di atas lahan milik PT Tanjung Piayu Makmur (TPM).
Suhar menyatakan bahwa warga yang tinggal di kawasan tersebut bukan pemilik lahan, dan pemerintah kini sedang berupaya mencari solusi sebelum memutuskan relokasi.
“Pemukiman ini merupakan hasil swadaya masyarakat, namun perubahan kontur tanah menjadi salah satu faktor pemicu banjir,” kata dia.
Baca Juga:Â Sistem Drainase Butuh Normalisasi yang MerataÂ
Pemerintah mengakui bahwa penyelesaian masalah ini tidak bisa dilakukan secara instan. Dibutuhkan pendekatan yang komprehensif agar investasi tetap berjalan dan warga tidak terus-menerus menjadi korban banjir.
Suhar menyampaikan pihaknya akan terus berupaya menemukan solusi terbaik yang menguntungkan semua pihak.
“Kami tengah mencari win-win solution, agar kesejahteraan masyarakat tetap terjaga tanpa mengganggu investasi yang ada di sana,” tutupnya. (*)
Reporter: Azsi Maulana