Kamis, 17 Oktober 2024

Tantangan Pendidikan Tinggi Vokasi di Kepulauan Riau

Sinergi Pentahelix dalam Membangun SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045

Berita Terkait

spot_img
F Opini Ibu Siska Politeknik Pariwisata Batam Jumat 18 Oktober 2024
Siska Amelia Maldin, M.Pd.
Direktur Politeknik Pariwisata Batam
(Konsorsium Politeknik Se-Kepri)

Siska Amelia Maldin, M.Pd.

Direktur Politeknik Pariwisata Batam
(Konsorsium Politeknik Se-Kepri)

PENDIDIKAN tinggi vokasi memainkan peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap menghadapi tantangan global khususnya di wilayah Kepulauan Riau. Untuk mencapai visi ini, di mana Kepulauan Riau diharapkan menjadi salah satu provinsi maju dengan ekonomi berdaya saing khususnya pada tahun 2045. Sejalan dengan hal itu, penting untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tinggi vokasi di Kepulauan Riau dimana sinergi pentahelix—yang melibatkan pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media—adalah strategi yang menjanjikan.

BACA JUGA: Mahasiswa Polibatam Produksi Film Animasi Ficusia

Merujuk kepada hal tersebut di atas, sebagai bentuk nyata peran serta Pendidikan Tingi Vokasi dalam memberikan gambaran terhadap pencapaian sinergitas pentahelix di Kepulauan Riau maka tim konsorsium yang diinisiasi oleh Politenik Negeri Batam, Politeknik Pariwisata Batam, dan Politeknik Bintan Cakrawala mendiseminasikan hasil riset tentang gambaran ekosistem kemitraaan untuk pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah pada 28 September 2024 via daring. Serta dari diseminasi hasil tersebut, terdapat 7 Sektor Unggulan yang menjadi tantangan untuk dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Vokasi di Kepulauan Riau yaitu sektor manufaktur, fabrikasi dan galangan, logistic, pariwisata, perikanan dan kelautan, pertanian dan peternakan, serta ekonomi kreatif dan digital dengan 3 luaran Program Unggulan ekosistem Kemitraan yaitu Worforce Planning, Innovation Planning dan Policy Paper.

BACA JUGA: 123 Mahasiswa se-Nusantara Hadir di Polibatam

Adapun sektor unggulan dan luaran program tersebut di atas membutuhkan peran Pendidikan Tinggi Vokasi untuk mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri. Usulan sektor unggulan dan luaran program ini terancang atas sejumlah pertimbangan terhadap kesenjangan antara rancangan pendidikan vokasi dan apa yang diharapkan oleh industri dan unsur pentahelix lainnya mengakibatkan beberapa permasalahan seperti Kurikulum pendidikan vokasi seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

BACA JUGA: Bambang Hendrawan Pimpin Polibatam

Banyak institusi masih menggunakan kurikulum yang tidak diperbarui, yang membuat lulusan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan industri. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara kebutuhan dunia kerja dan lulusan, yang pada gilirannya berdampak pada tingkat penyerapan tenaga kerja. Industri masih kurang terlibat dalam pendidikan vokasi. Banyak program pendidikan tidak melibatkan praktisi industri dalam memberikan pelatihan atau mengembangkan kurikulum. Akibatnya, siswa seringkali tidak memiliki pengalaman praktis yang cukup dan tidak siap untuk menghadapi masalah di lapangan.

BACA JUGA: Tim Robot Polibatam Juara 3, Kalahkan Cina

Kualitas pengajar juga menjadi masalah di lembaga pendidikan vokasi. Banyak dosen memiliki gelar tinggi tetapi tidak banyak pengalaman kerja di industri. Ini menghasilkan kurangnya pemahaman tentang kebutuhan nyata di lapangan, yang menyebabkan materi yang diajarkan tidak relevan secara keseluruhan. Kekurangan infrastruktur yang memadai merupakan kendala yang signifikan untuk pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi tidak dapat memberikan pengalaman belajar yang berkualitas karena banyak institusi tidak memiliki fasilitas dan peralatan praktik yang cukup. Pendidikan vokasi masih dipandang negatif di Indonesia. Banyak masyarakat dan orang tua yang lebih mengutamakan pendidikan daripada karier. Hal ini membuat siswa kurang tertarik untuk pergi ke pendidikan vokasi, meskipun ada banyak peluang karir yang menjanjikan di bidang ini.

Sehingga sebagai solusi dalam membangun sinergitas yang erat pada unsur pentahelix maka sebagai bentuk usulan pengembangan yang telah dirancang konsorsium 3 perguruan tinggi (Politeknik Negeri Batam, Politeknik Pariwisata Batam, dan Politeknik Bintan Cakrawala) diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengakomodir pengembangan SDM Unggul Pendidikan Tinggi Vokasi di Kepulauan Riau dalam langkah-langkah strategis sebagai berikut:

Pertama, Kolaborasi Kurikulum oleh institusi pendidikan bekerja sama dengan industri dalam pembuatan kurikulum. Melibatkan praktisi dalam pembuatan kurikulum dapat memastikan bahwa materi yang diajarkan sesuai dengan permintaan pasar. Untuk memberi mahasiswa pengalaman langsung, program magang dapat dimasukkan ke dalam kurikulum.

Kedua, Pelatihan dan Pengembangan Dosen dalam dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pengajaran, pelatihan dan pengembangan dosen harus dilakukan. Dosen harus diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan industri dan mengikuti pelatihan agar mereka dapat memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka sesuai dengan perkembangan terbaru di bidang mereka.

Ketiga, Pembangunan Infrastruktur menjadi sarana pembelajaran pendidikan vokasi, pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama. Untuk mendukung pembelajaran berkualitas tinggi, investasi dalam praktik, laboratorium, dan peralatan canggih sangat penting. Mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk belajar dengan baik jika mereka memiliki fasilitas yang memadai.

Keempat, Peningkatan kesadaran masyarakat melalui media dan masyarakat tentang keuntungan dan peluang karir yang ada di sana. Masyarakat harus disadarkan bahwa pendidikan vokasi sama pentingnya dengan pendidikan formal.

Kelima adalah Dukungan Pemerinta. Pemerintah harus membuat kebijakan untuk mendukung pendidikan vokasi. Perusahaan dapat mendorong partisipasi aktif dalam pendidikan vokasi dengan memberi industri insentif seperti program magang atau pelatihan. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa pendidikan vokasi didanai dengan cukup.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan tinggi vokasi di Kepulauan Riau dapat menjadi lebih relevan, berkualitas, dan mampu memenuhi kebutuhan dunia kerja jika pemerintah, akademisi, industri, masyarakat, dan media bekerja sama untuk menciptakan SDM unggul yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada pembangunan bangsa. Ini adalah langkah penting menuju Indonesia Emas 2045, yang akan menjadi maju dengan sumber daya manusia yang kompetitif dan berdaya saing. (*)

spot_img

Update