Selasa, 26 November 2024

Sagulung Darurat Sampah, Sampah Berserakan hingga ke Jalan

Berita Terkait

spot_img
Penumpukan sampah di pinggir jalan Seilekop meluber hingga ke ruas jalan. f.Eusebius

batampos– Penumpukan sampah di pinggir jalan semakin menjadi-jadi di wilayah kecamatan Sagulung. Hampir semua pinggir jalan jalan utama ditemui tumpukan sampah. Bahkan beberapa titik sampah mulai meluber hingga ke tengah ruas jalan.

Lokasi bekas TPS di pinggir jalan Seilekop dekat kawasan Candi Bantar sudah tergolong darurat, sebab tumpukan sampah sudah memakan separuh ruas jalan. Serahkan sampah rumah tangga juga memasuki jalur tengah jalan. Arus lalulintas mulai terganggu karena ruas jalan yang dipersempit oleh tumpukan sampah tadi.


“Makin parah, semakin dilarang, semakin banyak yang buang. Tak ada gunanya Tim Satgas yang katanya patroli pengawasan dan penindakan di lapangan. Sampah tetap saja menumpuk dan makin banyak lagi. Lokasi baru pun bermunculan, ” ujar Indra, warga kaveling Seilekop, Selasa (29/10).

BACA JUGA: Denda Rp2,5 Juta Menanti, Bagi Pembuang Sampah Sembarangan

Pantauan Batam Pos di lapangan, sepanjang jalan menuju kawasan galangan kapal Seilekop, ada belasan titik lokasi penumpukan sampah. Penumpukan paling banyak dan memakan pinggiran jalan yang panjang terjadi di dekat kawasan galangan kapal Seilekop. Akses jalan menumpuk berbagai jenis sampah yang panjangnya sekitar 500 meter. Ada sampah rumah tangga yang dibungkus plastik, ada sampah bekas material bangunan, bahkan ada juga sampah pakai bekas dan barang dagangan pasar.

Ruas jalan menuju kawasan galangan kapal ini sungguh tak nyaman. Selain menghirup aroma tak sedap, asap bakaran di lokasi penumpukan sampah juga membuat mata jadi perih. Pekerja galangan kapal atau masyarakat yang melintas sangat terganggu dengan penumpukan sampah yang terus bertambah banyak dari waktu ke waktu ini.

Lurah Seilekop Bida Augusta saat dikonfirmasi mengakui persoalan ini. Faktor faktor yang menyebabkan penumpukan sampah di pinggir jalan ini diantara nya; minimal kesadaran masyarakat untuk tertib dengan sampah rumah tangga serta masih ada pemukiman yang menolak membayar retribusi sampah.

“Bayak faktor salah satunya adalah lingkungan di beberapa RW yang menolak bayar retribusi sampah. Ini sudah sering kita dudukan bersama, tapi masih saja yang menolak bayar retribusi sampah. Pengangkut dari Satgas ya di lokasi yang memang bayar retribusi sampah. Yang tak bayar akhirnya buang ke pinggir jalan seperti itu. Ini yang mau kita tegaskan lagi kedepannya. Memang agak rumit masalah sampah ini, ” ujar Lurah.

Meskipun demikian kata Bida Augusta, Satgas dari kecamatan dan DLH tetap bekerja menyelesaikan sampah yang ada di pinggir jalan tersebut. Namun karena banyak yang buang ke pinggir jalan sehingga tidak bisa akomodir semua dan penumpukan terus bertambah dari waktu ke waktu.

Selain Seilekop, pinggir jalan di kelurahan lain juga banyak yang ditumpuki sampah. Lurah Sagulung Kota, Seilangkai di pinggir jalan Kaveling Baru dan Tembesi di sepanjang ruas jalan Trans Barelang hingga Seipelenggut di pinggir jalan Kaveling Seroja. Situasinya hampir sama. Penumpukan sampah terus bertambah banyak dari waktu ke waktu dan sepertinya sulit diatasi.

Camat Sagulung M Hafiz Rozie sebelumnya telah menyampaikan dengan tegas bahwa tidak ada alasan masyarakat membuang sampah ke pinggir jalan ataupun dalam drainase. Pemerintah telah menyediakan lokasi penampungan sampah sementara untuk menampung sampah dari pemukiman. Armada dan pekerja pengangkut sampah juga masih berkerja maksimal di lapangan. Masyarakat diminta untuk tidak lagi buang sampah sembarangan. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Baca Juga

Update