batampos – Dua siswi berseragam olahraga SMPN 65 Batam di Tanjunguncang, Batuaji baku hantam dan viral di media sosial. Polsek Batuaji dan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Barelang turun menelusuri kejadian ini.
Kanit Reskrim Polsek Batuaji Iptu Andi Pakpahan membenarkan viralnya dua siswi bersama teman-teman baku hantam ini merupakan siswi SMPN 65 Batam. Kejadian baku hantam atau trend disebut bullying terjadi pada tanggal 19 Oktober lalu di luar lingkungan sekolah.
“Kejadian sudah dari tanggal 19 Oktober. Baru sekarang viral. Memang siswi SMPN 65 ini. Sebelumnya sekolah sudah memenangi secara interen dan orangtua masing-masing siswi ini sudah sepakat untuk berdamai dan tidak menempuh jalur hukum. Ini kenakalan remaja dan orang tua masing-masing sama-sama memaklumi,” ujar Andi.
Namun karena viral, Polisi akhirnya menanggapi dengan menelusuri kebenarannya informasi ke lapangan, dan meminta sekolah dan orangtua untuk lebih memperhatikan lagi aktivitas siswa atau anak masing-masing.
“Semoga tak ada lagi kejadian serupa kedepannya. Orangtua harus perhatikan betul kegiatan anak saat di luar jam sekolah. Begitu juga sekolah untuk perketat kedisiplinan anak di lingkungan sekolah,” tegas Andi.
Dari keterangan pihak-pihak terkait yang didapat, jelas Andi, aksi baku hantam ini terjadi karena ketersinggungan dengan status di media sosial. Salah satu siswi yang terlibat baku hantam tadi tidak terima dengan status siswi lawannya sehingga terjadi baku hantam.
“Kejadian di luar lingkungan sekolah dan di luar jam sekolah. Cuman kebetulan mereka ini masih pakai seragam olahraga sekolah. Ini sudah clear masalahnya dan tidak tuntutan hukum dari kedua bela pihak,” ujar Andi.
Kepala SMPN 65 Neli Evawati juga menyampaikan hal yang sama. Kejadian ini terjadi di luar lingkungan dan jam pelajaran sekolah. Kejadian ini sudah ada penyelesaian sebelumnya yang mana kedua bela pihak bersama masing-masing orangtua sepakat untuk berdamai, dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan tak terpuji ini kedepannya.
“Terimakasih kepada bapak ibu polisi untuk menanggapi kejadian ini. Kejadian ini sudah ada penyelesaian secara kekeluargaan dan jadi catatan kami ke depannya untuk lebih memperhatikan lagi kegiatan anak di sekolah ataupun di rumah (oleh masing-masing orangtua),” ujar Neli.
Ediyanto, orangtua dari salah satu siswi yang baku hantam menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang viral tersebut. Kejadian ini menjadi pelajaran bagi nya sebagai orangtua untuk lebih memperhatikan aktifitas anak di rumah ataupun di sekolah.
“Semoga anak kami lebih baik lagi kedepannya. Ini jadi pelajaran bagi kami untuk lebih memperhatikan lagi anak kami,” ujar Ediyanto. (*)
Reporter: Eusebius Sara