batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, mempercepat langkah penanggulangan tuberkulosis (TBC) dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor dan deteksi dini. Melalui pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TBC), Dinkes Batam melibatkan berbagai instansi untuk mendukung eliminasi TBC pada tahun 2030.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Batam, Meldasari, menyatakan bahwa TP2TBC menggabungkan peran sejumlah dinas, seperti Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, serta lembaga kesehatan.
“Kami berharap keterlibatan lintas sektor ini dapat memperkuat layanan bagi masyarakat yang terduga TBC atau memerlukan pengobatan,” ujar Melda, Rabu (6/11).
Selain itu, Dinkes juga membentuk tim kader TBC di 21 puskesmas se-Kota Batam. Para kader ini kata Melda nantinya akan berperan aktif dalam mendampingi puskesmas dalam penanggulangan TBC, baik melalui pemantauan pengobatan pasien yang terdiagnosa TBC maupun edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya penyakit tuberkulosis tersebut.
Langkah ini juga didukung dengan peningkatan skrining TBC di Batam. Tahun ini, Dinkes menargetkan 36.000 skrining TBC, dan hingga saat ini sudah mencapai 34.000 skrining dengan 3.648 kasus positif ditemukan. Menurut Melda, semakin tinggi angka skrining, semakin besar peluang untuk mengidentifikasi dan menangani kasus sejak dini.
“Peningkatan angka skrining ini sangat penting, karena makin banyak kasus yang ditemukan, semakin besar peluang kita untuk menanggulanginya sejak dini. Deteksi dini adalah kunci utama dalam mengurangi penyebaran TBC,” kata Melda
Peningkatan cek TBC juga berjalan seiring dengan cek HIV, mengingat hubungan erat antara kedua penyakit ini. “Penderita HIV memiliki sistem imun yang lemah, sehingga rentan terhadap TBC. Kami dorong pemeriksaan keduanya dilakukan bersamaan,” ujar Melda.
Berdasarkan data dari Dinkes Batam, meskipun jumlah kasus TBC terus meningkat, angka tersebut masih berada di bawah target penemuan kasus yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2021, Batam tercatat memiliki 2.792 kasus TBC, angka tersebut meningkat menjadi 3.564 kasus pada 2022 dan 4.381 kasus pada 2023. Meskipun ada peningkatan setiap tahun, Batam terus berusaha keras agar angka ini tidak melebihi target nasional.
“Kami terus bekerja keras agar kasus TBC bisa terkendali. Meski jumlah kasus meningkat, kami tetap di bawah target penemuan kasus yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Oleh karena itu, kami akan terus memperkuat upaya pencegahan, skrining, dan pengobatan agar Batam dapat mencapai target eliminasi TBC pada 2030,” ujar Melda.
Dengan adanya kolaborasi yang lebih erat antara Dinkes, instansi terkait, dan masyarakat, Dinkes Batam berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari TBC, serta mencapai target nasional eliminasi TBC pada tahun 2030. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra