Minggu, 17 November 2024

Kunjungan Mendikdasmen ke Batam

Berita Terkait

spot_img
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti bertatap muka dengan para guru dan kepala sekolah Batam di Aula SMKN I Batam, Jumat (15/11).
F. Eusebius Sara/Batam Pos

batampos – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, memastikan dua mata pelajaran (mapel) baru, yakni coding dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), akan segera diterapkan mulai dari tingkat SD di tahun ajaran yang akan datang. Dua mata pelajaran baru ini penting untuk menyiapkan generasi muda Indonesia dalam menghadapi era digitalisasi dan bersaing di pasar kerja global.

”Dua mata pelajaran baru ini adalah pilihan. Minimal mulai dari kelas IV atau kelas V SD,” ujar Abdul Mu’ti saat menemui guru dan kepala sekolah di Batam, Jumat (15/11).

Seperti yang dijelaskan sebelumnya di berbagai kesempatan, Abdul Mu’ti menegaskan dua mata pelajaran baru ini merupakan mata pelajaran pilihan, tergantung kemampuan sekolah dan anak. ”Karena itu membutuhkan alat-alat yang canggih, sarana internet yang bagus, sementara kita ketahui, belum seluruh sekolah kita ini memiliki sarana itu,” ujarnya.

Rencana pemberlakuan mapel coding dan AI mulai jenjang sekolah dasar ini merupakan pelaksanaan dari salah satu 8 misi atau Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Poin nomor 4 dari Asta Cita tersebut adalah ”Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.”

Dalam sesi dialog dengan para guru dan kepala sekolah di Batam, Abdul Mu’ti menjelaskan banyak hal terkait kebijakan dan rencana Kemendikdasmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Selain meleng-kapi materi mata pelajaran yang sesuai, kemampuan dan kesejahteraan para guru dan tenaga pengajar adalah faktor yang tak kalah penting untuk diperhatikan.

Kebijakan Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk pendidikan sangat baik. Dalam berbagai persiapan yang dilakukan Kemendikdasmen saat ini meliputi banyak hal, mulai dari kurikulum, kompetensi, dan kesejahteraan guru, hingga koordinasi lintas kementerian untuk membangun bangsa ini dengan pendidikan yang sesuai. ”Kita sebagai guru juga harus terus menggali dan meningkatkan kompetensi kita. Guru harus punya kemampuan kepemimpinan,” papar dia.

”Guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mentransformasi ilmu. Kemampuan anak didik bukan hanya di lembar jawaban soal ujian, tetapi untuk bekal mereka selanjutnya,” tambah Abdul Mu’ti.

Kunjungan Abdul Mu’ti kali ini bertujuan untuk bertatap muka langsung dengan para guru dan kepala sekolah yang ada di Batam, Jumat (15/11). Pertemuan singkat yang dilaksanakan di aula SMKN 1 Batam di Batuaji ini, Menteri Abdul Mu’ti mendapat banyak pertanyaan dan masukan dari para guru terkait upaya peningkatan mutu pendidikan nasional ke depannya.

Salah satu yang disuarakan oleh para guru adalah penerapan mata pelajaran matematika untuk sekolah PAUD dan TK. Para guru PAUD dan TK yang hadir umumnya tidak mempersoalkan wacana dari Presiden Prabowo Subianto ini, namun mereka tetap menekankan agar materi pelajaran matematika disesuaikan dengan kemampuan murid PAUD dan TK.

”Itu bagus, Pak, untuk pengenalan dasar bagi anak. Kami tunggu penerapannya dan tetap sesuai dengan materi untuk anak PAUD dan TK,” ujar Novi, perwakilan salah satu guru PAUD yang hadir dalam diskusi bersama Mendikdasmen tersebut.

Selain soal mata pelajaran dan kurikulum, para guru juga menyinggung persoalan sosial lain, seperti perlakuan tidak menyenangkan atau persekusi dari wali murid dan siswa yang kerap terjadi selama ini. Beberapa guru bah-kan mengusulkan agar Kemendikdasmen mempertimbangkan agar orangtua atau wali murid juga mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bersama anak mereka saat awal masuk sekolah.

”Biar ada materi khusus untuk para orangtua dan wali murid atau siswa. Diberi pemahaman bahwa sekolah memberikan pendidikan dan bimbingan kepada anak-anak mereka,” ujar Novi.
Selain itu, ada juga masukan untuk mengembalikan tradisi pelatihan kompetensi guru secara luring. Sejak pandemi Covid-19 mewabah, pelatihan atau pembekalan kompetensi guru lebih banyak dilakukan secara daring.

”Karena luring lebih efektif, karena bisa berinteraksi langsung dengan pembimbing, pemateri, atau rekan-rekan guru lainnya,” ujar Junaidi, guru SMAN 19 Batam.

Dialog dalam rangka menjaring masukan, usulan, dan saran dari para guru dan kepala sekolah ini, Menteri Abdul Mu’ti menanggapinya dengan serius. Satu per satu pertanyaan atau usulan yang masuk dijawab dan ditanggapi.

Untuk usulan materi matematika di tingkat TK dan PAUD, dipastikannya akan segera diterapkan sesuai dengan materi yang dibutuhkan murid TK dan PAUD. ”Itu tetap karena kebijakan dari Presiden langsung,” ujarnya.

”Tetap mengedepankan prinsip bermain sambil belajar. Misalkan dalam hal mewarnai, selama ini mungkin biasanya mewarnai buah, pemandangan, atau gambar hewan, dalam materi ini bisa diganti dengan mewarnai angka untuk pengenalan angka. Seperti itu materi matematika yang akan diterapkan di sekolah TK dan PAUD,” katanya.

Begitu juga terkait kekerasan yang dilakukan atau dialami oleh para guru, kementerian telah berkoordinasi langsung dengan Kapolri untuk mempertimbangkan kasus-kasus yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar siswa dan murid sekolah ini.

”Dalam arti begini. Misalkan guru memukul siswa, tetapi efeknya tidak begitu parah dan dalam koridor mendidik dan mengajarkan, ya kita minta dipertimbangkan ke jalur restorative justice (RJ). Beda hal kalau guru mencabuli murid atau memberikan ajaran yang intoleransi, ya tetap berjalan hukum yang berlaku, karena memang ini pelanggaran hukum,” jelanya.

Selain itu, Abdul Mu’ti juga menjelaskan secara umum tentang fokus kerja Kemendikdasmen untuk peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Ada tiga hal yang menjadi dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, yakni peningkatan kompetensi untuk menjadi guru atau tenaga pengajar yang hebat, penyesuaian kurikulum, dan kebijakan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi.

”Untuk kurikulum tidak ada masalah jika ada perubahan, karena tidak merubah metode atau teori dalam mata pelajaran. Dan nanti juga akan ada kebijakan baru, seperti penambahan dua mata pelajaran coding dan artificial intelligence (AI). Ini semua untuk kemajuan pendidikan di tanah air. Kesejahteraan guru juga akan diperhatikan dengan baik,” ujarnya. (*)

 

Reporter : Eusebius Sara

spot_img

Kota Mandiri Renggali Cicilan Mulai Rp660 Ribuan

Update