batampos – Upaya Satgas Penanganan Sampah di Batam untuk membereskan persoalan sampah di pinggir jalan belum tuntas di Sagulung. Masih banyak sampah yang menumpuk dan berserakan di pinggir jalan.
Penumpukan sampah depan SMAN 5 Batam yang berlokasi di kelurahan Sagulung Kota misalkan, terus menuai protes dari siswa dan guru dan masyarakat sekitar. Sampah rumah tangga yang sudah lama menumpuk mengeluarkan aroma tak sedap sangat mengganggu. Aktifitas siswa dan guru di sekolah pun jadi tak nyaman dan berharap penumpukan sampah ini secara dibersihkan.
“Sudah lama seperti itu. Keluar masuk sekolah harus cium bau busuk sampah itu. Padahal itu sampah luar sekolah. Kalau kami dalam sekolah ada tong sampah di masing-masing ruangan. Orang luar yang buang sampah ke depan sekolah ini, ” ujar Ririn, siswi SMAN 5.
Sujud, warga dekat lokasi penumpukan juga menyampaikan hal yang sama. Penumpukan sampah rumah tangga dan material bangunan ini juga memberikan banyak ancaman bagi masyarakat sekitar. Ancaman gangguan kesehatan yang paling dikuatirkan. Ulat, lalat dan binatang sampah lainnya mulai berkeliaran hingga ke rumah atau dalam lingkungan sekolah.
“Kasian anak-anak sekolah di sini. Keluar masuk sekolah harus melewati lokasi penumpukan sampah ini. Kami masyarakat pun juga mulai terganggu dengan aroma tak sedap yang masuk sampai ke rumah. Mohon ini secara ditindaklanjuti, ” ujar Sujud.
Sampah yang menumpuk dekat lingkungan sekolah ini disebutkan warga setempat datang dari berbagai arah. Siapa saja yang melintasi jalan depan lingkungan sekolah bebas melemparkan tentengan sampah rumah tangga sebab tidak terawasi.
“Kalau malam hari memang sepi karena lokasi penumpukan ini di belakang pemukiman dan malam hari sekolah tentunya hanya penjaga yang ada. Orang bebas lempar atau turunkan sampahnya ke sini,” ujar Siska, warga lainnya di lokasi penumpukan sampah.
Lokasi penumpukan sampah ini merupakan lokasi perbatasan antara wilayah kelurahan Sagulung kota dan Seilekop. Persoalan yang menyebabkan penumpukan sampah di wilayah tersebut Sebelumnya dijelaskan oleh Lurah Seilekop Bida Agusta, karena masih ada masyarakat di pemukiman yang menolak membayar iuran sampah sehingga pemukiman tersebut tidak masuk armada pengangkut sampah.
“Itulah masalah nya. Satgas sudah berupaya keras untuk mengatasi sampah ini, tapi ketika bersihkan satu titik, nanti muncul lagi titik lain. Ini yang terus kita sampaikan agar masyarakat semua tertib lah dengan sampah masing-masing, ” ujar Lurah.
Senada ditekankan oleh Camat Sagulung M Hafiz Rozie yang meminta masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah ke pinggir jalan. Masyarakat harus tertib dengan sampah masing-masing agar tidak terjadi penumpukan di luar TPS lagi. Untuk armada pengangkut sampah kecamatan diakui Hafiz mencukupi. Sebanyak 18 armada kecamatan bekerja maksimal setiap harinya. Masyarakat diminta untuk taat dengan kewajiban iuran sampah agar semuanya terakomodir.
“Untuk pengangkutan dari depan rumah masih rutin dengan kekuatan armada yang ada. Jangan lagi buang sampah sembarangan, ” ujar Hafiz.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Batam Eka Surianto menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berupaya keras untuk menyelesaikan semua persoalan sampah di Sagulung. Armada dengan kekuatan penuh tengah berjibaku membersihkan sampah di pinggir jalan.
“Kita masih bekerja keras di lapangan. Mohon dukungan masyarakat untuk tertib dengan sampah masing-masing,” ujar Eka. (*)
Reporter: Eusebius SaraÂ