batampos – Badan Karantina Indonesia (Barantin) mencatat sejarah baru dalam ekspor produk kelapa olahan dengan berhasil memfasilitasi pengiriman perdana kelapa parut kering ke Yordania.
Sebanyak 19 ton komoditas dengan nilai ekonomi mencapai Rp340 juta tersebut diberangkatkan dari Satuan Pelayanan (Satpel) Tanjunguban, Kepri, pada 20 November kemarin.
Kepala Karantina Kepri, Herwintarti menjelaskan, bahwa serangkaian tindakan karantina telah dilakukan untuk memastikan kualitas produk memenuhi standar negara tujuan.
“Kelapa parut kering ini telah kami pastikan sehat dan aman melalui tindakan karantina. Sertifikat kesehatan juga telah diterbitkan sebagai jaminan keberterimaan produk di Yordania,” ujar dia, Jumat (22/11).
Langkah ini selaras dengan arahan Kepala Barantin, Sahat M Panggabean yang menegaskan pentingnya pengawasan kesehatan dan keamanan pada komoditas hewan, ikan, dan tumbuhan yang dilalulintaskan.
“Barantin memiliki tugas memastikan semua komoditas yang diekspor terjamin keberterimaannya di negara tujuan,” katanya.
Barantin juga telah memberikan bimbingan teknis terkait persyaratan sanitasi dan fitosanitasi untuk ekspor. Layanan karantina pun dipercepat melalui penerapan aplikasi digital Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology (Best Trust).
Aplikasi ini memungkinkan eksportir mengajukan layanan karantina secara daring tanpa harus datang langsung ke kantor.
Herwintarti menyebut, sejak peluncuran aplikasi Best Trust, eksportir PT BOF telah memanfaatkan layanan ini sebanyak 18 kali pada Oktober dan delapan kali pada November untuk mengajukan ekspor berbagai produk olahan kelapa, termasuk kelapa parut, air kelapa, dan santan.
“Kami menjamin kemudahan dan transparansi layanan sertifikasi melalui digitalisasi. Best Trust (aplikasi) menjadi solusi untuk menyinergikan layanan antarinstansi secara efisien,” katanya. (*)
Reporter: Arjuna