Kamis, 28 November 2024
spot_img

Sampah Menumpuk di Depan SMAN 5 Batam, Warga dan Siswa Keluhkan Bau Busuk

Berita Terkait

spot_img
Sampah menumpuk dan berserakan di depan SMAN 5 Batam di Sagulung, pekan lalu.
F. Eusebius Sara/Batam Pos

batampos – Upaya Satgas Penanganan Sampah Batam untuk mengatasi persoalan sampah di pinggir jalan belum tuntas di kawasan Sagulung. Sampah masih menumpuk dan berserakan di bebera-pa titik, termasuk di depan SMAN 5 Batam, Kelurahan Sagulung Kota, yang terus menuai protes dari siswa, guru, dan warga sekitar.

Penumpukan sampah rumah tangga yang sudah lama teronggok di area tersebut mengeluarkan bau tak sedap, yang sangat mengganggu aktivitas di sekolah. Para siswa dan guru pun merasa tidak nyaman dengan kondisi ini, dan berharap agar sampah-sampah tersebut segera dibersihkan.


”Sudah lama seperti ini. Setiap kali keluar masuk sekolah, kami harus mencium bau busuk dari sampah itu. Padahal sampah itu bukan dari sekolah. Kami di sekolah sudah menyediakan tong sampah di setiap ruangan. Tapi orang luar yang membuang sampah ke depan sekolah,” ujar Ririn, siswi SMAN 5, belum lama ini.

Sujud, warga yang tinggal dekat lokasi penumpukan, juga menyampaikan keluhannya. Selain mengganggu kenyamanan, penumpukan sampah ini membawa ancaman kesehatan bagi masyarakat sekitar. Ulat, lalat, dan binatang pengganggu lainnya mulai berkeliaran, bah-kan masuk ke rumah warga dan lingkungan sekolah.

”Kasihan anak-anak sekolah di sini. Mereka harus melewa-ti lokasi sampah ini setiap hari. Kami juga terganggu dengan bau tak sedap yang masuk ke rumah. Mohon agar masalah ini segera ditindaklanjuti,” ujar Sujud.

Menurut warga setempat, sampah yang menumpuk di lokasi ini berasal dari berbagai arah. Siapa saja yang melintas di depan sekolah bisa dengan bebas membuang sampah, karena tidak ada pengawasan yang memadai.

”Kalau malam hari memang sepi, karena lokasi ini berada di belakang pemukiman. Malam hari, hanya ada penjaga sekolah yang ada. Orang bebas melemparkan atau menurunkan sampah ke sini,” ujar Siska, warga lainnya yang tinggal di sekitar lokasi sampah.

Lokasi penumpukan sampah ini terletak di perbatasan antara Kelurahan Sagulung Kota dan Seilekop. Sebelumnya, Lurah Seilekop, Bida Agusta, menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab penumpukan sampah di wilayah tersebut adalah adanya penolakan dari beberapa warga untuk membayar iuran sampah. Akibatnya, pemukiman tersebut tidak tercakup dalam layanan pengangkutan sampah.

”Itulah masalahnya. Satgas sudah berupaya keras untuk mengatasi sampah ini, tapi setiap kali satu titik dibersihkan, muncul lagi titik lainnya. Kami terus menyampaikan agar masyarakat lebih tertib dalam mengelola sampah mereka,” ujar Lurah Bida Agusta.

Hal senada juga disampaikan Camat Sagulung, M Hafiz Rozie, yang meminta agar masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Ia menegaskan bahwa pengangkutan sampah oleh armada kecamatan sudah cukup memadai dengan 18 armada yang bekerja maksimal setiap harinya. Namun, masya-rakat diminta untuk taat membayar iuran sampah agar semua wilayah dapat terakomodasi.

”Pengangkutan sampah dari depan rumah masih rutin dengan armada yang ada. Jangan buang sampah sembarangan,” tegas Hafiz.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Batam, Eka Surianto, juga menegaskan bahwa pihaknya tengah berupaya keras untuk menyelesaikan persoalan sampah di kawasan Sagulung. Dengan armada yang maksimal, pihaknya terus bekerja untuk membersihkan sampah di pinggir jalan.

”Kami masih bekerja keras di lapangan. Mohon dukungan masyarakat untuk tertib mengelola sampah masing-masing,” ujar Eka. (*)

 

Reporter : Eusebius Sara

spot_img

Update