batampos – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam merilis data 10 penyakit teratas yang ditangani sepanjang tahun 2024.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Humas RSUD Embung Fatimah, Ellin Sumarni, total kasus yang tercatat melibatkan berbagai jenis penyakit, mulai dari infeksi menular hingga penyakit kronis yang dipengaruhi gaya hidup. Data ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat Batam dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan pola hidup sehat.
Penyakit pertama dengan jumlah kasus tertinggi adalah Tuberkulosis (TB) paru BTA (+) dengan total 80 pasien, termasuk 74 kasus baru. Sayangnya, enam pasien meninggal dunia, terdiri dari empat laki-laki dan dua perempuan. TB tetap menjadi perhatian utama mengingat penularannya yang tinggi dan memerlukan pengobatan yang intensif.
Posisi kedua diisi oleh demam tifoid dan paratifoid, yang mencatat 61 total kasus dengan 59 kasus baru. Dua pasien meninggal dunia akibat penyakit ini, masing-masing satu laki-laki dan satu perempuan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kebersihan makanan dan lingkungan, yang menjadi tantangan di daerah dengan sanitasi yang kurang memadai.
Baca Juga:Â Vasektomi, Bukti Sayang Suami kepada Istri
Di peringkat ketiga, diabetes mellitus tidak bergantung pada insulin menjadi ancaman serius dengan 67 kasus, termasuk 59 kasus baru. Tiga pasien perempuan meninggal dunia akibat komplikasi penyakit ini. Pola hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi gula berlebih, menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya prevalensi diabetes.
Diare dan gastroenteritis akibat infeksi berada di peringkat keempat dengan 61 kasus, termasuk 58 kasus baru. Satu pasien laki-laki meninggal dunia akibat penyakit ini. Diare sering kali terkait dengan konsumsi air dan makanan yang terkontaminasi, yang menyoroti pentingnya akses terhadap air bersih.
Pneumonia menduduki posisi kelima dengan 46 total kasus, termasuk 44 kasus baru. Dua pasien perempuan meninggal dunia akibat penyakit ini, yang umumnya menyerang anak-anak dan lansia dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pencegahan dengan vaksinasi dan perbaikan kualitas udara sangat diperlukan.
Di urutan keenam, infark miokard akut atau serangan jantung mencatat 46 kasus, termasuk 41 kasus baru. Dua pasien, masing-masing satu laki-laki dan satu perempuan, meninggal dunia. Penyakit ini sering kali disebabkan oleh pola makan tidak sehat, stres, dan kurangnya aktivitas fisik.
Baca Juga:Â Genangan Air Penyebab Utama Kerusakan Jalan di Batam, DBMSDA Fokus Pemeliharaan
Penyakit lainnya yang menjadi perhatian adalah demam berdarah dengue (DBD) dengan 36 kasus, di mana satu pasien laki-laki meninggal dunia. DBD tetap menjadi masalah kesehatan musiman di Batam, terutama selama musim hujan. Upaya pemberantasan sarang nyamuk terus digalakkan untuk menekan kasus ini.
Anemia lainnya berada di posisi kedelapan dengan 33 kasus, tanpa pasien meninggal dunia. Gangguan ini sering kali disebabkan oleh kekurangan nutrisi, khususnya zat besi, yang penting untuk produksi darah.
Gangguan endokrin, nutrisi, dan metabolisme lainnya mencatat 44 kasus, dengan angka kematian cukup tinggi, yaitu lima pasien perempuan. Gangguan ini mencerminkan pola makan yang kurang seimbang dan perlunya perhatian lebih terhadap kesehatan metabolisme.
Terakhir, hipertensi esensial (primer) mencatat 31 kasus, termasuk 30 kasus baru. Satu pasien laki-laki meninggal dunia akibat komplikasi hipertensi. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala namun memiliki dampak serius pada organ vital jika tidak terkontrol.
Baca Juga:Â Disdik Sebut Rasio Guru dan Siswa di Batam Belum Ideal
Ellin Sumarni menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mencegah penyakit-penyakit ini dengan menjaga kebersihan, mengadopsi pola makan sehat, rutin berolahraga, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
“Kesadaran akan kesehatan adalah langkah pertama untuk mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit,” ujarnya.
Darwis, perangkat RT berharap ada perhatian dan peningkatan fasilitas drainase di tahun 2025 mendatang untuk mendukung pola hidup sehat masyarakat. Persoalan yang sering dialami selama ini adalah masalah kebersihan lingkungan.
Sanitasi pemukiman kurang memadai sehingga lingkungan jadi tak sehat. Genangan air dan penumpukan sampah menjadi penyumbang lonjakan berbagai penyakit yang dialami masyarakat.
“Kuncinya di pola hidup sehat. Ini juga harus didukung dengan lingkungan yang sehat. Drainase dan sampah masih bermasalah selama ini. Semoga di tahun yang akan datang ini bisa dibenahi untuk mendukung kehidupan masyarakat yang sehat dan kuat,” ujar Darwis. (*)
Reporter: Eusebius Sara