batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam terus memperkuat pelayanan kesehatan jiwa dengan memastikan setiap puskesmas di Batam kini memiliki layanan khusus untuk penanganan gangguan jiwa. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menangani masalah kesehatan mental di tengah masyarakat.
Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengungkapkan bahwa seluruh puskesmas di Batam telah dilengkapi dengan layanan rehabilitasi kesehatan jiwa. “Seluruh puskesmas kita di Batam saat ini telah memiliki layanan kesehatan jiwa untuk rehabilitasi,” ujarnya, Minggu (15/12).
Menurut Didi, layanan ini meliputi deteksi dini, rehabilitasi, dan pengobatan bagi pasien dengan gangguan jiwa, termasuk depresi dan kecemasan. Upaya ini menjadi sangat penting, mengingat tingginya angka kasus gangguan jiwa yang berhubungan dengan masalah sosial dan ekonomi.
Sebagai bagian dari program deteksi dini, Dinkes Batam juga rutin mengadakan skrining jiwa di sekolah-sekolah. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kejiwaan sejak dini, agar dapat segera ditangani dan mencegah dampak yang lebih serius.
“Skrining di sekolah-sekolah merupakan salah satu cara kami untuk mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa, terutama depresi yang saat ini menjadi kasus tertinggi,” kata Didi.
Selain di sekolah, Dinkes Batam juga melakukan kunjungan rumah untuk pasien gangguan jiwa, serta merujuk mereka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batam apabila diperlukan. Kegiatan ini memastikan tidak ada pasien yang terlewatkan dan mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Batam, drg. Anna Hashina, menambahkan bahwa mayoritas penderita gangguan jiwa di Batam berasal dari usia produktif. Masalah ekonomi menjadi faktor utama penyebab gangguan jiwa, ditambah dengan faktor lain seperti konsumsi narkoba, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan bullying.
“Ketidakberdayaan ekonomi, seperti tidak memiliki pekerjaan, menjadi penyebab utama gangguan jiwa di Batam,” jelas Anna.
Dinkes Kota Batam juga memiliki tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat (TPKJM) yang terdiri dari dokter spesialis jiwa, petugas Dinas Sosial, dan Satpol PP. Tim ini bekerja sama untuk menangani kasus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), memberikan perawatan di fasilitas kesehatan, serta melakukan evakuasi jika diperlukan.
Dengan adanya layanan kesehatan jiwa di setiap puskesmas, Dinkes Batam berharap bisa meningkatkan akses masyarakat terhadap perawatan kesehatan mental dan mengurangi dampak negatif gangguan jiwa di Batam.
Sebelumnya, kesehatan jiwa menjadi perhatian pemerintah. Sebanyak 2 persen penduduk usia 15 tahun ke atas mengalami masalah kesehatan jiwa seperti depresi, anxiety, dan skizofrenia. Kementerian Kesehatan berencana tahun depan 50 persen puskesmas bisa melayani masalah kesehatan jiwa.
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menyatakan, dari laporan polisi pada 2023, ada 1.350 kasus bunuh diri. Bunuh diri kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan jiwa.
“Diperkirakan angkanya (riil) mungkin tiga kali lipat,” ujarnya.
Imran menyatakan, sekarang baru 40 persen puskesmas mampu memberikan layanan kesehatan jiwa. Dia berharap semua fasilitas kesehatan itu bisa memberikan layanan, tapi pemerataan tersebut akan dilakukan bertahap. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra