batampos – Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Batam terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, pada tahun 2022 ditemukan sebanyak 3.501 kasus TBC. Jumlah tersebut naik menjadi 4.450 kasus pada tahun 2023 dan meningkat lagi menjadi 4.664 kasus hingga pada awal Desember tahun 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus ini disebabkan oleh intensifikasi skrining dan investigasi kontak erat pasien TBC, yang sejalan dengan target Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC.
“Perpres tersebut memang menargetkan untuk menemukan sebanyak mungkin kasus TBC melalui skrining aktif dan investigasi kontak serumah atau kontak erat pasien TBC. Tujuannya adalah memberikan pengobatan tepat sasaran bagi pasien yang positif TBC serta pencegahan dini bagi mereka yang negatif,” ujar Didi, Rabu (18/12).
Menurutnya, pasien yang terdeteksi positif TBC akan diberikan pengobatan dengan Obat Anti TBC (OAT) selama minimal enam bulan. Sementara itu, bagi individu yang negatif namun memiliki risiko tinggi, akan diberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT) untuk menekan potensi berkembangnya penyakit.
Didi menambahkan bahwa pemerintah menargetkan eliminasi TBC pada akhir tahun 2030, dengan menurunkan angka insiden penyakit ini menjadi 65 per 100.000 penduduk. Untuk mencapai hal tersebut, Dinkes Batam telah mengambil langkah strategis dengan menjalin kerja sama (MoU) bersama seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) di Batam.
“Di Batam, terdapat 21 rumah sakit dan 141 klinik yang telah berkolaborasi dengan kami untuk meningkatkan cakupan temuan kasus TBC. Selain itu, pengobatan dapat diakses di seluruh Puskesmas dan rumah sakit yang tersebar di 12 kecamatan, sehingga masyarakat tidak perlu ragu untuk memeriksakan diri,” katanya.
Hingga saat ini, Kota Batam belum memiliki rumah sakit khusus untuk TBC. Namun, seluruh Puskesmas (21 unit) dan rumah sakit (21 unit) telah mampu memberikan pelayanan pengobatan sesuai standar nasional.
Dinas Kesehatan Batam juga terus mengimbau dan mengajak masyarakat untuk aktif memeriksakan kesehatannya, terutama jika memiliki gejala TBC seperti batuk berdahak selama dua minggu atau lebih, penurunan berat badan tanpa sebab, keringat malam berlebih, dan demam berkepanjangan.
“Kami juga meminta warga yang tinggal serumah dengan pasien TBC untuk segera menjalani pemeriksaan. Penemuan kasus secara dini sangat penting agar penyebaran penyakit ini dapat dicegah,” tambah Didi.
Dengan langkah-langkah strategis yang telah diterapkan, Dinas Kesehatan Kota Batam optimistis bahwa angka kasus TBC dapat ditekan, sehingga target eliminasi TBC nasional pada tahun 2030 dapat tercapai. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra