batampos – Hipertensi menjadi penyakit terbanyak yang diderita masyarakat Kota Batam sepanjang 2024. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, sebanyak 7.407 warga terdiagnosis hipertensi tahun ini. Angka ini melampaui penyakit lainnya seperti dispepsia, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan diabetes melitus.
“Berbeda dengan tahun lalu yang didominasi ISPA, di tahun ini lebih banyak kasus hipertensi. Angkanya juga cukup tinggi,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Jumat (27/12).
Didi menjelaskan, hipertensi, atau dikenal sebagai “pembunuh senyap”, sering kali tidak menunjukkan gejala, sehingga penderita kerap tidak menyadari kondisi ini. “Sekitar 90 persen kasus tekanan darah tinggi pada orang dewasa termasuk dalam hipertensi esensial,” ujarnya.
Hipertensi esensial sebenarnya bisa terjadi di segala usia, tetapi kondisi ini lebih umum dialami oleh orang yang berdarah di atas 40-an. Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah biasanya menjadi lebih kaku karena proses penuaan sehingga sering kali memicu peningkatan tekanan di dalam darah.
Didi menyebutkan, hipertensi paling sering terjadi disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat. Sebagai contoh, kebiasaan merokok, terlalu banyak konsumsi makanan asin, kurangnya aktivitas fisik serta terlalu banyak konsumsi makanan manis.
Kebiasaan pola hidup yang tidak sehat tersebut dapat juga menyebabkan kelebihan berat badan (obesitas) sehingga bisa meningkatkan faktor risiko hipertensi. Kondisi hipertensi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa jika tak ditangani dengan serius.
Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian.
“Faktor risiko hipertensi berbanding lurus dengan usia. Seseorang yang memiliki usia lebih tua memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami hipertensi,” terangnya
Selain hipertensi, dispepsia menjadi penyakit kedua terbanyak dengan 3.107 kasus. Dispepsia adalah gangguan pencernaan yang sering disebabkan oleh masalah asam lambung. “Jika tidak ditangani, dispepsia bisa berkembang menjadi kondisi kesehatan yang lebih serius,” terang Didi.
Di posisi ketiga, ada ISPA dengan 2.942 kasus. ISPA, yang menyerang saluran pernapasan, kerap mudah menular, terutama pada anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah.
Sebagaimana diketahui, ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, pipa pernapasan atau paru-paru. Bisa dikatakan ISPA merupakan infeksi yang mengganggu proses pernafasan seseorang. ISPA jadi penyakit yang gampang sekali menular.
Orang-orang yang mudah sekali terserang penyakit ini adalah mereka yang memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh, orang-orang berusia lanjut, dan anak-anak, karena sistem imun mereka belum terbentuk sepenuhnya, ” terang Didi.
Berikut daftar 10 penyakit terbanyak di Kota Batam sepanjang Januari hingga Desember 2024:
1. Hipertensi Esensial: 7.407 kasus
2. Dispepsia: 3.107 kasus
3. ISPA: 2.942 kasus
4. Nasofaringitis Akut: 2.798 kasus
5. Diabetes Mellitus: 1.801 kasus
6. Demam Tidak Diketahui Penyebab: 1.628 kasus
7. Batuk: 794 kasus
8. Myalgia (Nyeri Otot): 756 kasus
9. Pulpitis: 570 kasus
10. Gastritis: 290 kasus
Dengan tingginya angka ini, Dinkes Kota Batam terus mengimbau masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat demi mencegah berbagai penyakit kronis tersebut. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra