batampos – Sepanjang 2024, Batam mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, baik dari realisasi investasi hingga pembangunan infrastruktur.
BP Batam, di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi, banyak melakukan pembangunan masif dan terstruktur, mulai dari pengembangan Pelabuhan Batuampar, Bandara Internasional Hang Nadim, Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, pelebaran jalan, dan berbagai macam proyek prestisius lainnya.
Realisasi investasi di Batam juga terus menunjukkan tren positif hingga semester pertama 2024. Berdasarkan catatan dari BP Batam, realisasi investasi tumbuh sebesar 55,70 persen.
“Lokasi geografis menjadi daya tarik utama bagi investor. Selain itu, adanya peningkatan infrastruktur dan diversifikasi ekonomi Batam, yang tidak hanya bergantung pada manufaktur tapi sektor jasa pariwisata dan lain-lain jadi faktor pendorong,” kata Rudi, Sabtu (28/12).
Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam
Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim berawal dari kerja sama antara BP Batam dengan PT Bandara Internasional Batam (BIB) selama 25 tahun. PT BIB selanjutnya akan bertanggung jawab dalam pengoperasian dan pengembangan bandara yang meliputi renovasi, perluasan, dan pemeliharaan terminal penumpang eksis di Terminal I, pembangunan terminal penumpang baru yakni Terminal II, pengelolaan terminal kargo baru, serta pengembangan rencana induk Bandara Internasional Hang Nadim dengan konsep Logistics Aerocity.
Berdiri di lahan seluas 50.000 m2, dengan nilai investasi Rp2,4 Triliun, pembangunan Terminal II Bandara Hang Nadim ditargetkan selesai hingga 2026 mendatang.
Rudi mengatakan, pembangunan ini menjadi tonggak sejarah bagi pengembangan Bandara Hang Nadim sebagai bandara bertaraf internasional yang maju dan modern.
“Pembangunan Terminal II ini menjadi kebangkitan Bandara Hang Nadim yang kita cintai, mari kita dukung, sehingga Batam kota baru bisa sama-sama kita capai,” katanya.
Bandara Internasional Hang Nadim juga terus menambah rute penerbangan baru baik di level internasional, maupun dalam negeri. Beberapa waktu lalu, bandara ini telah membuka penerbangan Internasional dengan maskapai Jeju Air, dengan rute Incheon-Batam mulai 18 Oktober 2024.
Bertambahnya rute penerbangan luar negeri ini, akan memberikan multiplier effect terhadap perekonomian di Batam. Tidak hanya itu, pembukaan rute penerbangan ini akan semakin meningkatkan konektivitas antara Indonesia, khususnya Kota Batam dengan Korea Selatan.
Pengembangan Pelabuhan Batuampar
Pengembangan Pelabuhan Batuampar terus digesa BP Batam. Dari hasil kerja sama dengan Persero, pelabuhan ini telah bertransformasi menjadi Terminal Peti Kemas yang akhirnya bisa membuka rute perdagangan baru atau direct call dari Batam ke China, 31 Maret 2024. Selain itu, TPK Batuampar juga telah melayani direct call ke Myanmar pada Agustus 2024.
Pelayaran langsung ke China ini dioperasikan oleh Shandong International Transportation Corporation (SITC). Pada pelayaran rute perdana dari China menuju Batam, SITC mengoperasikan kapal MV SITC Hakata, yang berbobot 23.000 GT.
Kemajuan lainnya yang telah dicapai Pelabuhan Batuampar yakni akan segera memiliki Container Yard (CY). BP Batam dan Persero bekerja sama dengan Waskita Beton Precast mulai membangun Container Yard (CY) di Pelabuhan Batuampar, 6 Mei 2024. CY merupakan bagian dari pengembangan tahap II pelabuhan tersebut, dengan kapasitas kontainer mencapai 900.000 TEUs per tahun.
Rudi berkomitmen akan terus membangun Pelabuhan Batuampar mulai dari segi infrastruktur, suprastruktur, dan bidang pelayanan lainya.
BP Batam juga telah menyiapkan rencana pengembangan jangka panjang hingga tahun 2033 mendatang. Namun, diharapkan pada tahun 2025 nanti, arus peti kemas di Pelabuhan Batuampar mencapai 1,8 Juta TEUs dan dapat mengakomodir kapal dengan kapasitas 3.000 TEUs atau kapal generasi ke-3 untuk angkutan peti kemas internasional, kata Rudi.
Pembangunan Jalan di Batam
Untuk mendukung pembangunan infrastruktur, BP Batam mengembangkan berbagai akses jalan di Kota Batam guna mengantisipasi kenaikan jumlah pengguna jalan, penurunan biaya logistik, dan peningkatan konektivitas, diantaranya Flyover Sei Ladi hingga Bundaran Punggur.
Seluruh proyek yang dijalankan telah rampung 100 persen, sementara Progres Bundaran Punggur saat ini telah mencapai 89 persen berada pada tahap penyelesaian pengecoran jalan. Kemudian Flyover Lela Bahari atau dikenal sebagai Flyover Sei Ladi, saat ini terus dikebut dan mencapai progres 90 persen. Keduanya ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024.
“Kami berkomitmen menjadikan Batam terus berkembang, infrastruktur sempurna, ekonomi dan investasi bangkit, meningkatkan perdagangan internasional dan muara akhir masyarakat lebih sejahtera,” kata Rudi.
Salah satu megaproyek di Batam, yakni PSN Rempang Eco-City akan menjadi motor baru penggerak perekonomian nasional. Rempang Eco City merupakan salah satu proyek yang terdaftar dalam Program Strategis Nasional 2023, yang pembangunannya diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus.
Proyek ini merupakan kawasan industri, perdagangan, hingga wisata terintegrasi yang ditujukan untuk mendorong daya saing dengan Singapura dan Malaysia. Proyek tersebut akan digarap oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) dengan target investasi mencapai Rp381 triliun pada 2080.
Rudi berkomitmen untuk menjaga hak rakyat, hak kultural, serta hak keseluruhan warga yang sudah bermukim secara turun-temurun di Pulau Rempang. Pengembangan kawasan ini pun diyakininya dapat memberikan eskalasi bagi peningkatan kualitas hidup warga Pulau Rempang.
Ada banyak keuntungan dari pengembangan Pulau Rempang yang bakal menjadi mesin ekonomi baru bagi Indonesia ini, antara lain meningkatkan kegiatan usaha ekonomi mikro kecil dan menengah (UMKM), menyerap tenaga kerja warga tempatan, pemerataan pembangunan, dan investasi berkelanjutan, katanya.
Pemerintah juga terus memastikan keterlibatan masyarakat setempat terkait sosialisasi kompensasi atas area yang terdampak. Untuk itu BP Batam telah melaksanakan langkah-langkah untuk mendukung pemukiman kembali penduduk, antara lain lahan, rumah pengganti, relokasi sementara, dan program pemberdayaan pendudukan yang dimukimkan kembali.
Pada September 2024, BP Batam akhirnya menyelesaikan pembangunan rumah permanen di Tanjung Banon, Galang. Hunian di selatan Pulau Rempang ini ditujukan bagi warga yang setuju direlokasi. Sebelumnya mereka yang setuju dipindahkan ke hunian sementara di Batam.
Warga Rempang yang setuju relokasi imbas dari Proyek Rempang Eco-City mulai pindah ke hunian permamen yang baru dirampungkan BP Batam. Penghuni pertama pindah pada 25 September 2024. Dan hingga 2 Desember 2024, sudah 42 KK yang pindah ke Tanjung Banun.
Selain itu, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2024 pada 7 Oktober 2024, Presiden RI Joko Widodo menetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam.
KEK Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam ini, diharapkan membawa dampak signifikan terhadap perekonomian nasional sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, dengan peningkatan lapangan pekerjaan dan inovasi serta berbagai multiplier effect lainnya.
KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam, menargetkan realisasi investasi hingga Rp6,91 Triliun dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 105.406 orang. Ini akan memperkuat posisi Batam sebagai destinasi pariwisata kesehatan regional yang kompetitif, sekaligus mengurangi pengeluaran devisa melalui peningkatan layanan medis dalam negeri, sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mencari perawatan ke luar negeri.
KEK Pariwisata Kesehatan tersebut menjadi fokus Rudi dalam mengembangkan perekonomian di Batam. Pihaknya juga mengapresiasi semua pihak yang terus mendukung hingga terwujudnya KEK tersebut.
“KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam menargetkan investasi Rp6,91 triliun sampai dengan 2032 dan akan menyerap tenaga kerja 105.406 orang selama 80 tahun,” ujarnya.
Secara keseluruhan hingga saat ini, realisasi investasi dari KEK yang ada di Batam, mencapai Rp3,85 triliun hingga semester I tahun 2024. Dengan demikian, KEK telah menyumbang 31,19 persen dari total realisasi investasi Batam sebesar Rp12,31 triliun.
Investasi ini berasal dari dua KEK, yakni KEK Nongsa Digital Park sebesar Rp2,96 triliun dan KEK Batam Aero Tehcnic sebesar Rp884 miliar.
Kemudian, untuk pengelolaan air bersih, Badan Usaha SPAM saat ini sedang membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) baru berkapasitas 500 liter per detik (lpd) di Waduk Duriangkang dan 230 lpd di Waduk Tembesi serta penguatan dan pembangunan jaringan baru guna mengatasi defisit air bersih, yang sekarang terjadi di Batam.
Penyebabnya karena pertumbuhan jumlah pelanggan yang sangat tinggi. Berdasarkan data dari BP Batam, jumlah pelanggan SPAM per 30 September 2024 sebanyak 321.786. Kedua IPA baru tersebut akan selesai bulan Desember 2024 ini.
Selain itu BP Batam juga telah membangun pipa berkapasitas 370 lps di Waduk Muka Kuning untuk mengakomodir kebutuhan air bersih pelanggan.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengatakan persoalan air ini selalu menjadi prioritas utama BP Batam. Persoalan air masih menjadi prioritas utama.
“Kami terus bekerja dan bekerja agar persoalannya bisa tuntas. Maka, kesabaran sangat penting supaya pekerjaan bisa berjalan lancar,” ujarnya.
Atas berbagai prestasi tersebut, BP Batam berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan 2023, penghargaan yang telah diraih delapan kali berturut-turut sejak 2017.
“Kami berkomitmen menjalankan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel,” kata Rudi.
Dengan pencapaian ini, Batam semakin mendekati visinya sebagai kota modern yang ramah investasi, siap bersaing di kancah internasional. (*)
Reporter: Arjuna