Selasa, 14 Januari 2025

Polisi Imbau Nelayan dan Warga Pulau Waspadai Cuaca Ekstrem dan Banjir Rob

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi nelayan

batampos – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir atau rob yang diprediksi terjadi pada 12-18 Januari 2025. Fenomena ini dipicu oleh fase Perigee yang meningkatkan tinggi pasang air laut maksimum, berpotensi menimbulkan dampak di beberapa wilayah pesisir di Kepulauan Riau.

Menanggapi peringatan ini, jajaran Polsek Sagulung memberikan perhatian serius kepada masyarakat, khususnya nelayan dan warga pulau yang sering beraktivitas di laut. Kapolsek Sagulung, IPTU Rohandi Tambunan, mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem yang dapat memicu gelombang tinggi dan angin kencang.


“Kami meminta masyarakat yang akan berlayar atau melaut untuk melengkapi alat pengamanan. Jika memang tidak mendesak, sebaiknya jangan dulu berlayar atau melaut selama kondisi cuaca tidak bersahabat,” ujar IPTU Rohandi.

Baca Juga: Kepala Kantor SAR Tanjungpinang Imbau Masyarakat Kepri Waspada Cuaca Ekstrem

Ia juga menegaskan pentingnya mematuhi standar keamanan pelayaran, seperti menggunakan pelampung (life jacket), membawa lampu penerangan memadai, dan memiliki alat komunikasi yang berfungsi dengan baik.

Meskipun jarak pelayaran antar pulau sering dianggap dekat, Kapolsek Rohandi mengingatkan agar hal itu tidak dijadikan alasan untuk mengabaikan standar keselamatan. “Keselamatan harus menjadi prioritas utama, tidak boleh dianggap sepele,” tambahnya.

Susanto, seorang warga Pulau Bulan, mengakui bahwa kondisi cuaca saat ini memang kurang bersahabat. “Angin dan gelombang cukup kencang, jadi kami harus lebih hati-hati. Namun, melaut tetap menjadi mata pencaharian kami, jadi kami berusaha mematuhi aturan keselamatan,” ungkapnya.

Ia juga berharap adanya patroli pengawasan dari armada kapal pengawas untuk merespons cepat jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: 5 Rumah Terdampak Longsor di Tiban Koperasi, Batam

Selain itu, Susanto menyebut bahwa sebagian besar masyarakat dan nelayan di Pulau Bulan sudah memiliki life jacket. Namun, ia berharap ada tambahan dukungan berupa alat keselamatan lainnya untuk memastikan keamanan selama berlayar.

Cuaca ekstrem seperti ini tidak hanya berdampak pada aktivitas nelayan, tetapi juga pada distribusi kebutuhan pokok ke pulau-pulau kecil. Gelombang tinggi dan angin kencang seringkali menghambat transportasi laut, sehingga menimbulkan kekhawatiran masyarakat.

Kapolsek Rohandi juga mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi terkini dari BMKG mengenai kondisi cuaca. “Jangan ragu untuk menunda perjalanan laut jika kondisi tidak memungkinkan. Lebih baik bersabar daripada mengambil risiko yang tidak perlu,” tegasnya.

Dengan cuaca yang tidak menentu, pihak kepolisian juga telah meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan keselamatan warga. Selain patroli, rencana mitigasi bencana juga sedang disiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Peringatan cuaca ekstrem ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat pesisir untuk tidak mengabaikan keselamatan. Kerja sama antara masyarakat, aparat, dan instansi terkait sangat diperlukan untuk mengurangi risiko yang mungkin terjadi akibat fenomena alam ini. (*)

 

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update