batampos – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Batam, Mardanis, menyampaikan bahwa kebutuhan cabai hijau di Batam mencapai 5-7 ton setiap hari. Namun, produksi lokal hanya mampu memenuhi sekitar separuh dari kebutuhan tersebut, yakni sekitar 3 ton sampai dengan 3,5 ton per hari.
Sisanya harus didatangkan dari luar daerah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh, dan Palembang (Sumatera Selatan).
“Kalau tidak ada produksi lokal, harga cabai hijau di Batam bisa setara dengan cabai merah, karena suplai dari luar cukup besar biayanya,” kata Mardanis, Kamis (16/1).
Baca Juga:Â Tantangan Program MBG di Batam: Kekurangan 15 Dapur Umum Sehat
Ia mengungkapkan salah satu kendala utama adalah terbatasnya pengembangan cabai hijau di Batam, yang saat ini hanya sekitar lima hektare tiap tahun. Dari lahan itu, produksi harian hanya mencapai 50-100 kilogram. Menurutnya, perlu pengembangan hingga 50 hektare untuk mencapai produksi dua ton cabai hijau per hari agar kebutuhan lokal terpenuhi.
“Kalau hanya lima hektare, itu berat. Makanya, kami sudah menghitung, harus ada pengembangan hingga 50 hektare per tahun. Alternatif lain, bisa juga memanfaatkan pekarangan rumah warga dengan sistem polibek,” jelasnya.
DKPP mencatat ada sekitar 300 ribu kepala keluarga (KK) di Batam yang berasal dari Sumatera, di mana cabai hijau menjadi bahan pokok favorit mereka. Untuk itu, pengembangan cabai hijau dengan polybag dinilai strategis.
“Jika 50 ribu KK menanam masing-masing 20 pohon cabai hijau, hasilnya bisa setara dengan 50 hektare lahan,” tuturnya.
Namun, saat ini program penanaman polybag baru menjangkau satu atau dua kelompok di tiap kelurahan, dengan total hasil panen sekitar 300 kilogram. Mardanis menegaskan, langkah strategis ke depan adalah menganggarkan pengembangan khusus cabai hijau hingga 50 hektare setiap tahun.
Baca Juga:Â Pengendara Sepeda Motor Harus Menggunakan Lajur Kiri, Dishub Batam Perbanyak Rambu di Jalan
“Kendala kita ada pada lahan, jumlah kelompok tani, dan anggaran. Kalau produksi tidak ditingkatkan, kebutuhan cabai hijau akan terus bergantung pada suplai dari luar,” tambahnya.
Sementara itu, untuk cabai merah, Batam sepenuhnya mengandalkan pasokan dari luar daerah seperti Jawa dan Mataram karena tidak ada produksi lokal. Mardanis berharap ada dukungan penuh untuk mengembangkan lahan cabai hijau dan cabai merah agar ketergantungan pada daerah lain dapat berkurang. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra