batampos – Meski aktivitas penangkapan ikan menurun akibat cuaca buruk, stok ikan beku di Kota Batam dipastikan aman. Kepala Dinas Perikanan Batam, Yudi Admajianto, mengungkapkan hingga 20 Januari 2025, sebanyak 1.357.284 ton ikan beku tersimpan di delapan fasilitas penyimpanan yang tersebar di wilayah Batam. Jumlah ini mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Maret 2025 mendatang.
“Stok ikan beku ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batam yang rata-rata mencapai 300 hingga 400 ton per bulan. Sebagian besar pasokan ini berasal dari laut Natuna,” ujar Yudi di Batam, Selasa (21/1).
Ia menambahkan, stok ikan beku pada Desember 2024 tercatat mencapai 1.378.607 ton. Meskipun terjadi sedikit penurunan, jumlah tersebut tetap menunjukkan kestabilan ketersediaan ikan beku di Batam.
Baca Juga: Buaya Lepas, Kapolda Kepri Minta Masyarakat Pesisir dan Nelayan Berhati-hati
Hal ini penting mengingat aktivitas penangkapan ikan berkurang selama Desember hingga Januari akibat angin kencang dan cuaca buruk.
Namun, Yudi optimistis bahwa pasokan ikan akan kembali meningkat menjelang akhir Februari hingga Maret 2025.
“Kapal-kapal akan kembali melaut ketika cuaca mulai membaik. Saat ini, aktivitas di laut memang masih terbatas karena faktor cuaca,” jelasnya.
Selain memastikan ketersediaan ikan beku, Dinas Perikanan Batam juga berupaya memperbaiki pendataan ikan non-beku yang beredar di pasar tradisional. Menurut Yudi, selama ini data ikan beku sudah terpantau dengan baik karena berasal dari perusahaan-perusahaan penyimpanan yang rutin melaporkan data.
Baca Juga: Beredar Video Balita Berdarah, Diduga Dianiaya Orangtua di Sagulung
“Kami sedang melakukan pendataan ikan non-beku, termasuk menelusuri pemasok yang menjual langsung ke pasar. Pendataan ini penting untuk mendapatkan informasi akurat mengenai suplai ikan di pasar tradisional,” tambahnya.
Dengan ketersediaan stok ikan beku yang mencukupi dan upaya peningkatan akurasi data suplai ikan, Dinas Perikanan Batam berkomitmen untuk menjaga kestabilan kebutuhan pangan masyarakat, terutama selama cuaca ekstrem berlangsung. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra