Jumat, 31 Januari 2025

Harga Cabai di Batam Masih Tinggi, IRT Hingga Pedagang Makanan Mengeluh

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Warga saat membeli cabai merah di Pasar Bengkong Sadai. Foto: Iman Wachyudi/ Batam Pos

batampos – Harga cabai di Batam masih bertahan di level tinggi yakni Rp 100 ribu perkilogram (kg). Situasi ini membuat ibu rumah tangga hingga pedagang makanan mengeluh, karena harus mengeluarkan budget lebih untuk cabai.

Pantauan di Pasar Botania, Batam Center Rabu (29/1), menunjukkan harga cabai masih belum mengalami penurunan signifikan. Saat ini, harga cabai rawit merah atau lombok dijual dengan kisaran Rp 95.000 hingga Rp 100.000 per kilogram. Sementara itu, cabai rawit hijau berkisar antara Rp 90.000 hingga Rp 100.000 per kilogram, dan cabai merah besar dijual dengan harga Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.


Fajar salah seorang pedagang di Botania mengatakan harga cabai yang tinggi disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari daerah penghasil, terutama akibat faktor cuaca dan gangguan distribusi.

“Stok dari pemasok memang berkurang, jadi harga masih mahal. Biasanya kalau pasokan lancar, harga cabai rawit merah bisa di bawah Rp 50.000 per kilogram, tapi sekarang masih tinggi,” ujar Fajar.

Menurut dia, kenaikan harga berdampak pada penjualan. Banyak pelanggan yang mengurangi jumlah pembelian atau bahkan mencari alternatif lain.

“Sebelumnya ada pelanggan yang biasa beli 1 kilogram, sekarang paling banyak setengah kilogram, bahkan ada yang cuma beli seperempat kilo,” tambahnya.

Di sisi lain, para pembeli juga merasakan dampaknya.l, seperti Lina seorang ibu rumah tangga yang ditemui di Botania Batamcenter mengaku harus lebih selektif dalam mengatur pengeluaran karena harga cabai yang tinggi.

“Biasanya saya beli cabai rawit 1 kilogram untuk stok di rumah, tapi sekarang paling setengah kilo karena harganya mahal. Kadang kalau terlalu mahal, saya campur dengan cabai kering biar lebih hemat,” ujar Rina.

Menurutnya, kenaikan harga ini cukup membebani pengeluaran dapur, terutama bagi rumah tangga yang sering memasak makanan pedas.

“Kalau masakan khas Indonesia kan rata-rata butuh cabai. Jadi mau tidak mau tetap beli, tapi dikurangi saja jumlahnya,” tambahnya.

Tidak hanya pedagang dan pembeli di pasar, pelaku usaha kuliner juga ikut merasakan dampaknya. Irma pemilik warung makan di kawasan Batam Center, mengaku kesulitan menyesuaikan harga jual makanan akibat lonjakan harga cabai.

“Harga cabai naik terus, tapi kalau kami ikut naikkan harga makanan, pelanggan bisa kabur. Jadi sementara ini kami akali dengan mengurangi sedikit jumlah cabai di masakan,” ujarnya.

Ia berharap harga cabai bisa segera turun agar para pelaku usaha makanan tidak mengalami kerugian lebih besar.

“Kami butuh cabai setiap hari untuk sambal dan bumbu masakan. Kalau harganya terus tinggi, bisa berat untuk usaha kecil seperti kami,” tambahnya.

Tak hanya cabai, harga sayuran dipasaran Batam juga masih tinggi. Namun dibanding dua hari lalu, harga sayur seperti bayam dan kangkung sudah mulai berangsur turun. Dari yang sebelumnya Rp 30 ribu turun menjadi Rp 20 ribu per kilogram.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis belum bisa dikonfirmasi terkait masih tingginya harga cabai. (*)

Reporter: Yashinta

 

spot_img

Update