batampos – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Batam terus menunjukkan komitmennya dalam pembinaan kemandirian bagi warga binaan. Salah satu bentuk nyata dari program ini adalah produksi pakaian yang dilaksanakan di Workshop Penjahitan Seksi Kegiatan Kerja Lapas Batam. Dalam kesempatan kali ini, para warga binaan mengerjakan pesanan dari Lapas Kelas III Dabo Singkep berupa 100 pasang baju untuk digunakan oleh warga binaan di sana.
Kasi Kegiatan Kerja Lapas Batam, Heri Aguswanto, menjelaskan bahwa produksi ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan keterampilan warga binaan di bidang konveksi. Para pekerja di workshop mendapatkan bimbingan secara intensif agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Heri juga menambahkan bahwa produksi ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan internal antar-lapas, tetapi juga sebagai bentuk implementasi program pembinaan kemandirian.
“Kami memastikan bahwa seluruh proses produksi dilakukan dengan baik sehingga hasilnya dapat bersaing dan bermanfaat. Ke depan, Seksi Kegiatan Kerja Lapas Batam akan terus menerima produksi serupa untuk mendukung program pembinaan ini,” ujarnya.
Pesanan 100 pasang baju ini dilakukan melalui e-Katalog, sebuah sistem yang memungkinkan berbagai instansi untuk melakukan pemesanan produk hasil karya warga binaan secara lebih mudah dan transparan. Dalam katalog tersebut, tersedia beragam produk yang dihasilkan oleh warga binaan Lapas Batam, mulai dari pakaian hingga berbagai produk kerajinan lainnya.
Kalapas Batam, Heri Kusrita, menjelaskan bahwa program produksi ini merupakan bagian dari strategi Lapas Batam dalam membekali warga binaan dengan keterampilan yang dapat digunakan setelah mereka bebas nanti. Dengan adanya pelatihan yang diberikan, para warga binaan diharapkan memiliki kemampuan yang dapat membantu mereka mendapatkan pekerjaan atau bahkan membuka usaha sendiri di bidang konveksi.
Selain memberikan manfaat bagi warga binaan, program ini juga menjadi solusi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam memenuhi kebutuhan pakaian bagi para penghuninya. Produksi yang dilakukan oleh warga binaan ini menjadi bukti bahwa mereka dapat berkarya dan menghasilkan produk berkualitas meskipun berada dalam lingkungan pemasyarakatan.
Lapas Batam sendiri telah memiliki berbagai program pembinaan yang berfokus pada kemandirian. Selain pelatihan menjahit, ada juga pelatihan pertukangan, budidaya perikanan, serta berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga binaan.
“Program-program ini diharapkan dapat membantu mereka untuk lebih siap dalam menjalani kehidupan setelah bebas nanti,” kata Kalapas.
Dengan adanya pesanan dari Lapas Kelas III Dabo Singkep ini, diharapkan semakin banyak instansi yang memanfaatkan produk hasil karya warga binaan. Hal ini tidak hanya membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan, tetapi juga mendukung konsep restorative justice, di mana warga binaan dapat tetap produktif dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Ke depan, Lapas Batam akan terus meningkatkan kualitas pelatihan dan produksi yang dilakukan di workshop. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan warga binaan dapat lebih termotivasi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang mereka miliki.
Program ini menjadi salah satu contoh bagaimana sistem pemasyarakatan di Indonesia terus berkembang dalam membina narapidana. Tidak hanya untuk menjalani masa hukuman, tetapi juga untuk memberikan kesempatan kedua agar mereka dapat kembali menjadi bagian dari masyarakat yang produktif dan mandiri. (*)
Reporter : Eusebius Sara