Minggu, 19 Mei 2024
spot_img

Ada 20 Titik Banjir di Batam, Drainase Induk Banyak Kolaps

Berita Terkait

spot_img
Hujan Banjir Dalil Harahap4 scaled e1713836080472
Pengendara melintasi jalan yang tergenang air di Batuaji. Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Rabu siang 1 Mei 2024, awan di langit Batam tiba-tiba menggumpal di berbagai wilayah, khususnya wilayah Batuaji, Sagulung, dan Marina (Sekupang). Tak lama kemudian, kumpulan awan itu semakin pekat. Lalu, menumpahkan air ke bumi Batam.

Kurang lebih satu jam hujan deras turun membuat sejumlah titik di tiga wilayah itu berubah jadi genangan air yang oleh masyarakat disebut banjir. Khususnya di sejumlah ruas jalan yang sistem drainasenya tak berfungsi maksimal.

Di ruas Jalan Brigjen Katamso, Seibinti, Sagulung, contohnya. Dari kejauhan seorang pengendara ojek online (ojol) memacu kuda besinya melintasi ruas jalan yang penuh genangan air hujan. Ia bergegas karena ada pesanan lewat aplikasi Gofood yang harus segera sampai ke rumah pelanggannya.

Namun ia tak menyangka, di tengah upayanya menerjang banjir di ruas jalan itu, malah membuat kendaraanya terjebak. Mesin motornya seketika berhenti menyalah.

Dengan cepat ia menurunkan kakinya lalu menurunkan standar motornya. Ternyata tinggi banjir selutut orang dewasa, menutupi knalpot dan mesin motor matiknya.

Sang driver ojol yang ternyata seorang ibu-ibu ini kian kaget saat melihat belanjaan pesanan pelanggannya mengapung dan kantongnya yang terbuat dari bahan karton jadi koyak.

Jemarinya bergegas menyambar belanjaan itu, lalu satu persatu ia masukkan ke bagasi di balik jok motornya. Beberapa belanjaan itu ada teh dan bahan makanan lainnya.

“Saya tak mengira banjir di ruas jalan ini dalam, jadi saya terobos,” ujarnya saat ditemui Batam Pos di tengah-tegah banjir di ruas jalan itu.

Ia mau mengaku mau mengantar pesanan gofood ke Tanjunguncang dari Alfamart Tunas Regency.

Baca Juga: BPOM Batam Tindak 6 Kasus Produk Ilegal, Konsumen Harus Waspada

Pantauan Batam Pos, hujan sekitar satu jaman di kawasan ini sudah membuat banjir di beberapa ruas jalan. Penyebabnya, drainase tidak bisa lagi menampung debit air hujan dikarenakan drainase berukuran kecil.

Sekadar diketahui, ruas jalan Brigjen Katamso, persis di depan kantor kelurahan Tanjunguncang, memang langganan banjir. Hujan deras sebentar saja, tinggi air bisa mencapai sebetis orang dewasa. Arus lalu lintas jadi terhambat karena banjir sulit diterobos.

Pantauan di lapangan, lokasi langganan banjir ini merupakan lokasi jalan yang berada di posisi rendah. Drainase di samping jalan ada, namun tersumbat sampah dan sedimen tanah bercampur pasir, hingga air permukaan dari hujan meluap dan mengalir ke badan jalan.

Akibatnya, banyak sepeda motor yang mogok karena terjebak dalam genangan banjir. Bukan hanya sang ojol wanita, tapi pengendara lain juga terjebak di sana.

Banjir dan Sampah Dalil Harahap 56 scaled
Sampah dan material tanah yang menyumbat gorong-gorong. Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

Situasi sama juga terjadi di Jalan Marina City dan Jalan R Suprapto depan SPBU Simpang Basecamp. Penyebabnya, kondisi jalan yang lebih rendah dari median jalan dan drainase sehingga air tak mengalir lancar ke dalam drainase.

“Pernah kami cangkul sendiri biar ada jalur air ke parit tapi tak bertahan lama. Parit buatan itu kembali tertutup tanah dan air kembali tergenang,” ujar Melky, warga yang berjualan di pinggir jalan Simpang Basecamp.

Secara menyeluruh di wilayah Batuaji, Sagulung, dan Marina memang persoalan banjir ini belum bisa diatasi secara maksimal. Meskipun ada beberapa drainase utama yang dilebarkan ataupun normalisasi namun belum sepenuhnya mengurai masalah banjir ini.

Sistem drainase yang tak saling berhubungan satu sama lain tentu tidak mudah untuk diuraikan. Penanganan harus merata dari hulu ke hilir. Jika hanya satu titik saja, maka titik lain akan tetap kebanjiran.

Baca Juga: Laka Lantas di Tiban 3, Pengendara Motor Tewas

Jalur drainase induk di depan TMP Bulan Gebang contohnya. Meski sudah dilebarkan belum lama ini, namun tetap tidak berkerja maksimal lantaran jalur penyebrangan air atau gorong-gorong ke arah Sagulung bermasalah. Saat hujan, air akan memenuhi drainase tersebut karena air tidak keluar maksimal ke wilayah Sagulung.

Di wilayah Sagulung juga banyak yang bermasalah sehingga sulit menguraikan persoalan drainase ini.

***

Persoalan banjir di Kota Batam memang bukan hal baru. Berganti wali kota beberapa kali, persoalan banjir belum juga tuntas. Bahkan setiap kali diguyur hujan, membuat sejumlah genang air di berbagai titik.

Kondisi ini diperparah dengan kondisi drainase yang kolaps, tak mampu menampung air permukaan yang debitnya tinggi saat hujan deras, sehingga menyebabkan air meluap dan banjir.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Wan Taufik mengakui ada beberapa titik banjir, termasuk yang kerap terjadi di Jalan Brigjen Katamso Tanjunguncang.

Ia mengatakan, jalan di lokasi tersebut tergenang karena air dari jalan tidak maksimal masuk ke drainase di median jalan. Hal ini disebabkan karena sampah, tanah, dan rumput yang sudah mulai tinggi di sekitar jalan dan drainase.

“Satgas drainase sudah bekerja dan saluran sudah dibersihkan. Sehingga aliran air menuju drainase tidak terganggu, dan banjir atau genangan bisa dihindarkan,” ujarnya.

Ia menekankan, pengentasan banjir sudah menjadi atensi. Tahun ini di beberapa titik juga sudah dilakukan peningkatan infrastruktur saluran airnya. Sehingga bisa meminimalisir terjadinya banjir.

Baca Juga: BMKG: Hujan Lebat di Batam Bakal Berlangsung Beberapa Hari Kedepan

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam Suhar juga mengungkapkan, berdasarkan fakta di lapangan, ada beberapa penyebab banjir. Diantaranya, perubahan tata guna lahan dari awalnya daerah resapan air menjadi daerah terbangun, termasuk juga aktivitas cut and fill yang makin banyak.

Selain itu, ada juga karena kurangnya kesadaran masyarakat dengan membuang sampah sembarangan, mendirikan bangunan di atas drainase dan menutup drainase.

“Ada juga karena pengaruh pasang surut (rob), adanya jaringan utilitas yang berada di drainase seperti pipa ATB, PLN, dan PGN, curah hujan tinggi, dan penyebab lainnya,” urai Suhar beberapa waktu lalu.

Banjir di Batam lanjutnya, juga disebabkan sinkronisasi pemanfaatan lahan dengan sistem drainase atau lahan yang sudah dialokasikan kepada pengembang yang belum pas, space saluran tidak ada, serta kapasitas saluran yang sudah tidak mampu menampung debit air hujan.

“Jadi ada banyak penyebab yang menyebabkan banjir di Batam ini,” tuturnya.

Suhar juga menyebutkan, berdasarkan data dan peninjauan di lapangan saat ini ada 20 titik banjir di Batam, anara lain; Simpang Kepri Mall-Dutamas-Legenda Bali-Legenda Malaka; Simpang Helm-Kawasan Tunas; Jalan Depan Kantor PDIP–Kawasan Samsat; Jalan Depan Villa Panbill; Jalan Trans Barelang (Depan Perumahan Cipta Asri); Jalan Depan Brimob; Jalan Depan Buana Central Park; Jalan Depan SP Plaza; Jalan Depan Villa Muka Kuning; Jalan Depan Kantor Camat Nongsa; Kawasan Kantor BPJN (Mangsang); Jalan Duyung/Kawasan Jodoh; Kawasan Bengkong Indah/Bengkong Swadebi; Rosedale–Citra Indah; Kawasan Marina City; Perumahan Green Nongsa City; Kawasan Sei Tering; Kawasan SMPN 28; Kawasan Industri Volex dan Kawasan Greenland.

WhatsApp Image 2024 01 01 at 14.34.17 e1704094818847
Banjir menggenangi Jalan Brigjen Katamso Sagulung.

Sementara itu, data DBMSDA berdasarkan hasil inventarisasi jumlah drainase eksisting yang ada di Batam, saat ini drainase primer sebanyak 121 ruas dengan panjang 108.525 meter. Lalu ada juga drainase sekunder sebanyak 1.065 ruas dengan panjang 478.890 meter.

Baca Juga: Warga Pulau Terong Keluhkan Remaja Mabuk Obat Batuk

Dari jumlah drainase eksisting itu, seluruhnya masih berfungsi. Namun, sebagian drainase yang tidak dapat berfungsi maksimal akibat sampah, sedimentasi, dan dimensi saluran yang tak memadai.

“Untuk penanganan tersebut maka dilakukan pembersihan atau pengerukan saluran dengan menggunakan tenaga manusia maupun alat berat. Sedangkan untuk saluran yang tidak memadai dimensinya maka harus dilakukan pelebaran saluran, baik secara permanen (pembangunan fisik) maupun non permanen (normalisasi),” ungkap Suhar.

Dari beberapa titik banjir tersebut, ada penanganannya dengan memperluas dimensi saluran untuk daerah atau kawasan yang secara kontur/elevasi salurannya dapat mengalir mengandalkan gravitasi. Untuk elevasi dasar saluran yang sama dengan elevasi pasang air laut diperlukan teknologi seperti pompa air.

Sedangkan untuk kawasan baru, perlu dilakukan penambahan atau pembangunan drainase dari kawasan tersebut menuju drainase primer ataupun sekunder.

Suhar menyebutkan, sebenarnya di Batam sudah terdapat drainase induk atau drainase primer. Berdasarkan hasil pendataan, terdapat drainase primer sebanyak 121 ruas. Namun akibat perubahan tata guna lahan dan pembangunan yang sangat pesat di Batam, ada sebagian drainase primer tersebut yang tidak mampu lagi menampung debit air alias kolaps.

“Kota Batam telah memiliki masterplan drainase pada tahun 2020 yang dibuat BP Batam, tentu perlu waktu, biaya, dan perencanaan yang mendetail untuk mengimplementasikan masterplan tersebut,” terang Suhar.

Bila mengacu pada master plan drainase Kota Batam yang disusun BP Batam, lanjut Suhar, selain diperlukan penambahan drainase baru untuk kawasan baru, untuk menangani banjir di Kota Batam diperlukan perluasan dimensi saluran yang ada.

Selain itu, perlu membangun sistem drainase polder di empat lokasi yakni Batam Kota, Batuampar, Lubukbaja, Sekupang. Kemudian sistem drainase coastal reservoir sebagai salah satu cadangan air baku di empat lokasi antara lain, hilir dam duriangkang, daerah selatan di Sagulung, dan Utara di Sekupang.

Disinggung titik banjir saat ini banyak menggenangi jalan utama, seperti Simpang Kabil atau Simpang Kepri Mall, Suhar menjawab, terjadinya genangan air di jalan utama secara umum disebabkan adanya sampah dan sedimen di inlet saluran jalan. Sedangkan terjadinya banjir di Simpang Kabil atau Simpang Kepri mall disebabkan adanya sampah di Sand Trap & Trash Rack (STTR) dan meluapnya air di dam Duriangkang.

Baca Juga: Mantan Anggota Brimob Polda Kepri Otaki Pemerasan Pengguna Narkoba di Dam Duriangkang

Dilanjutnya, pada saat ini Pemerintah Kota Batam memiliki program prioritas pembangunan atau peningkataninfrastruktur terutama jalan dan untuk anggaran pembangunan drainase diharapkan meningkat setiap tahunnya agar penanggulangan banjir dapat dilaksanakan secara maksimal.

Pada dasarnya, pembangunan jalan dan drainase saat ini sedang giat-giatnya dilakukan oleh Dinas BMSDA. Namun demikian, muncul kesan bahwa penanganan drainase tidak seimbang dengan pembangunan jalan.

Banjir Cuaca Dalil Harahap scaled e1702460577259
Banjir di Perumahan Barelang Tanjunguncang, Batuaji). F Dalil Harahap/Batam Pos

Hal ini disebabkan manfaat pembangunan drainase tidak bisa secara langsung dirasakan masyarakat karena penanganan banjir belum dilakukan secara komperehensif dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Selain itu, Suhar juga menyampaikan beberapa rencana pengerjaan jalan maupun infrastruktur lainnya itunda pengerjaannya. Hal ini melihat kekuatan anggaran yang ada di tahun ini terbatas.

“Rencana sistem pompa belum bisa, mungkin akan kami usulkan kembali tahun ini untuk dilaksanakan di tahun 2025 mendatang,” ujarnya.

Kendati anggaran terbatas, beberapa pengerjaan proyek akan kembali direncanakan di tahun depan. Sementara ini, untuk mengatasi persoalan banjir yang masih ada, pihaknya masih akan mengoptimalkan normalisasi drainase. Normalisasi dari hulu ke hilir terus dilaksanakan, guna mengangkat sedimen sehingga air bisa mengalir ke sungai dengan lancar.

“Anggaran normalisasi masih utama. Jadi meskipun inovasi sistem pomps belum bisa direalisasikan, kami upayakan normalisasi. Alat berat sudah turun di lapangan beberapa waktu lalu. Jadi kalau ada peningkatan debit air bisa meminimalisir,” ungkapnya.

Suhar mengakui mungkin belum semua pengentasan persoalan banjir terlaksana secara bersamaan. Persoalan mugkin akan terus mucul, terutama ada peningkatan debit air di saluran.

Baca Juga: 104.831 Kunjungan Wisman ke Batam, Didominasi WN Singapura

“Tapi kami upayakan maksimal. Kalau memang masih belum optimal, ya kami akan gesa terus selagi masih bisa. Semua akan dikerahkan mulai dari alat hingga satgas drainase. Banjir masih jadi kendala, tapi kami coba minimalisir dampaknya,” terang Suhar.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kota Batam, Djoko Mulyono menyampaikan, persoalan anggaran terbatas sebenarnya berasal dari Pemko Batam. Program kerja yang sudah disusun dan dianggarkan akan disetujui oleh DPRD, terutama menyangkut urusan publik.

“Banjir misalnya, sebelum disahkan anggaran itu tergantung yang diusulkan dinas terkait. Karena kami tidak ada melakukan pembatalan usulan. Sehingga berapa yang mereka usulkan, kami tinggal setujui saja. Perencanaan dan penyusunan itu dari intansi terkait atau Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, red),” kata dia, Sabtu (4/5).

DPRD lanjutnya, tidak memilik kewenangan untuk menolak anggaran yang diusulkan. Untuk itu, anggaran harus disusun dengan baik berdasarkan prioritas oleh instansi terkait.

Infrastruktur memang sudah berjalan sejak beberapa tahun ini, namun persoalan banjir belum kunjung usai. Beberapa titik banjir masih ada, dan itu disebabkan karena penataan drainase yang tidak mampu atau layak. Sehingga saat debit air mengalami peningkatan, terjadi genangan atau banjir yang menggenangi ruas jalan.

“Ini memang masih jadi pekerjaan rumah (PR) bagi pemerintah Kota Batam yang belum tuntas,” imbuh Djoko.

Masyarakat masih dibayangi kekhawatiran dan ketakutan ketika terjadi hujan, dan adanya peningkatan debit air di saluran. Hal ini akan menyulitkan mereka ketika melewati beberapa ruas jalan yang jadi titik banjir tersebut.

Anggota Komisi III lainnya, Siti Nurlailah menambahkan, terkait penangan banjir sebenarnya 10 tahun lalu pada saat terjadi banjir besar di Batam, DPRD Batam sepakat membuat master plan drainase.

Baca Juga: Bapenda Kepri Luncurkan Fuel Card Plus, Ini Kegunaannya saat Beli BBM

Namun hingga kini master plan drainase itu urung terwujud. Walaupun ada, itu pun yang lama, yang sekarang ada di BP Batam.

Terkait itu, Komisi III sudah mengajukan ranperda inisiatif untuk membuat master plan drainase.

Menurut Situ, kalau untuk banjir saat ini, yang rencananya akan dianggarkan untuk sistem pompa air.

“Kita berharap sistem penangan banjir ini bisa komperhensif, dan kita bersama kerja sama yang baik dengan stakeholder yang baik untuk merealisasikan master plan drainase yang baik. Sehingga makin jelas dari mana dan akan ke mana air ini dialirkan,” ujarnya. (*)

 

REPORTER : YULITAVIA / RENGGA YULIANDRA

spot_img

Update