batampos – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat ada 902 kasus demam berdarah di Batam sepanjang 2022. Dari jumlah tersebut enam orang meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmarjadi, mengatakan, guna menekan kasus demam berdarah pihaknya terus mengaktifkan kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
“Masih terus digalakan,” ujar Selasa (10/1/2023).
Dia mengatakan, pihaknya juga mengumpulkan kepala puskesmas untuk segera mengaktifkan kegiatan jumantik, dimana nantinya akan mengarahkan kader jumantik untuk melakukan pemeriksaan jentik di rumah yang terkonfirmasi kasus DBD.
Baca Juga:Â 9.397 Orang Terlibat Permasalahan Ketenagakerjaan Selama 2022
“Cuma karena ini (Jumantik) sukareka, dan memang tidak ada insentifnya, ” ucap Didi.
Selain mengaktifkan peran jumantik, Dinkes Kota Batam tetap melaksanakan sesuai Edaran wali kota terkait DBD.
Melaksanakan penguatan pemantauan angka bebas jentik oleh kader Jumantik serta memantau langsung kepadatan atau beresiko vektor DBD dipantau langsung oleh Puskesmas wilayah masing-masing.
“Melalui langkah-langkah ini kami harapkan mampu meminimalisir angka DBD,” tuturnya.
Baca Juga:Â Tak Ada Lagi Pasien Covid-19, Gedung Tun Sendari Terpadu Kembali ke Fungsi Awal
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Batam, Melda Sari, menambahkan, ada sebanyak 902 kasus DBD sepanjang tahun 2022. Dari jumlah kasus itu sebanyak enam pasiennya meninggal dunia.
Bila dibanding tahun sebelumnya, angka DBD tahun 2022 ini mengalami kenaikan. Dimana tahun 2021 diketahui berjumlah 710 kasus DBD dengan kasus kematiannya empat orang. Lalu pada tahun 2020 ada 763 kasus dengan kasus kematiannya sebanyak tiga orang.
“Pasien meninggal tahun lalu kebanyakan adalah balita, ” terangnya.
Baca Juga:Â Taksi Online atau Konvensional, Butuh Solusi Bijak
Kasus DBD ini bersifat fluktuatif. Di saat musim hujan penyakit DBD akan meningkat. Bila dilihat dari penyebaran wilayah, kasus wabah penyakit mematikan tersebut menyebar di semua wilayah kecamatan yang berada di Kota Batam.
Tingginya curah hujan saat ini mempengaruhi peningkatan kasus DBD di Batam. Genangan air yang timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk untuk berkembangbiak.
“Kalau untuk data per hari ini atau sampai dengan 9 Januari 2023 ada 18 kasus DBD, ” tutupnya.(*)
Reporter: Rengga Yuliandra