batampos – Deputi bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto dan rombongan sambangi pasar basah Aviari, Kamis (29/8). Rombongan Deputi yang didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan RiauvRika Azmi dan jajarannya ini lakukan monitoring pengawasan barang pangan yang dijual di dalam pasar. Tujuannya agar pangan seperti sayuran, daging, ikan ataupun bumbu dapur yang dijual tidak terkontaminasi cemaran bahan berbahaya.
Dalam kunjungan Deputi dan rombongan langsung menemui pedagang dan pengunjung lapak pasar. Selain berbincang langsung dengan masyarakat, rombongan juga mengecek dan melihat langsung kondisi pangan yang dijajakan dalam pasar tersebut.
Usia monitoring Andriko menjelaskan, bahwa sejauh ini stok pangan kebutuhan pokok masyarakat di dalam pasar tersebut aman terkendali. Harga pangan juga masih standar sesuai dengan harga pasaran pada umumnya.
“Kebersihan harus ditingkatkan lagi. Kita harus kembalikan status SNI sebagai pasar tradisional. Secara umum harga kebutuhan pokok masih stabil. Beras memang masih sedikit tinggi harganya, tapi masih ada beras bulog yang dijual dengan harga eceran tertinggi. Untuk lainnya tak ada masalah. Stok mencukupi, ” ujar Andriko.
Dalam monitoring tersebut, rombongan Deputi lebih menekankan pada keamanan dan kesehatan pasar. Barang pangan yang diedarkan ke masyarakat harus memiliki standar keamanan dan kesehatan. Dalam arti aman untuk dikonsumsi dan terhindari dari cemaran bahan berbahaya.
Untuk segi keamanan pangan ini, Badan Pangan Nasional bersama Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Kepri dan kota Batam sudah mendirikan Pos Pantau Pangan Segar dan Aman di komplek pasar Aviari, sejak enam bulan yang lalu.
Pos yang diketahui oleh Jumadi, salah seorang pedagang pasar ini secara rutin melakukan pemeriksaan sampel barang pangan yang dijual pedagang. Setiap pedagang yang mendatangkan barang pangan baru sampel yang akan diperiksa melalui rapid test. Jika ada temuan adanya tanda bahaya atau terkontaminasi zat berbahaya maka akan dilakukan pemeriksaan lab dan menelusuri sumber pangan bermasalah itu untuk ditindaklanjuti.
“Nah tindak lanjutnya ini nanti ada edukasi bersama instansi terkait lain. Kalau sayuran terlampau banyak pestisida, petaninya yang kita edukasi. Boleh menggunakan pestisida tapi ada ambang batasnya. Intinya bahwa dengan pos ini kita ingin pastikan bahwa pangan yang diedarkan masyarakat aman untuk dikonsumsi. Tidak mengandung bahan berbahaya di dalamnya, ” ujar Andriko.
Pos Pantau Pasar Segar Aman (Pos Aman) ini sudah hadir di hampir seluruh kabupaten kota se Indonesia dengan harapan agar pasar tradisional semuanya kembali dengan standar nasional Indonesia (SNI). Di Kepri Pos Aman ini baru ada di pasar Aviari dan rencananya akan diberlakukan ke semua lokasi pada tradisional yang ada.
“Di Kepri, pasar Aviari ini kita mulai. Nanti kita terapkan semua pasar basah bersama Pemerintah Daerah di sini. Ini tujuan mulia demi generasi yang sehat dan cemerlang ke depannya. Kalau bahan berbahaya dan beracun ini tidak kita cegah, ya memang tidak langsung kena sekarang ini, tapi kasian generasi kita selanjutnya yang akan kena. Ini harus kita kembalikan keamanan dan kesehatan sebagai pasar tradisional, ” turut Andriko.
Untuk Pos Aman ini, Badan Pangan Nasional dan Pemerintah Daerah memperdayakan masyarakat dan pedagang pasar. Pos ini ada empat orang terdiri dari ketua dan tiga lainnya berfungsi sebagai: Pengawasan higiene sanitasi, penguji dan pengawas keamanan pangan serta petugas sosialisasi dan pendataan. Struktur dalam Pos Aman ini disebut sebagai struktur internal control system (ICS).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Kesehatan Hewan Provinsi Kepulauan Riau Rika Azmi mendukung penuh wacana dari Badan Pangan Nasional untuk mengembalikan dan mentawai standarisasi kesehatan dan keamanan pangan di seluruh lokasi pasar tradisional tersebut. Pemda akan mengupayakan sesegera mungkin untuk aktifkan semua Pos Aman di seluruh pasar tradisional.
“Kehadiran Pos Aman dan terobosan dari pemerintah pust ini penting. Ini memang diperlukan demi keamanan masyarakat. Kita akan bersinergi dengan instansi terkait lain untuk menjalankan memaksimalkan program ini, ” kata Rika.
Ketua Pos Aman pasar Aviari Jumadi juga menyampaikan dukungan yang sama. Sejak didirikannya enam bulan yang lalu timnya sudah bekerja maksimal melakukan monitoring dan sampling terhadap bahan pangan yang dijual pedagang.
“Alhamdulillah sudah kita jalankan pak program ini. Rapid testnya kalau ada temuan kadar bahan berbahaya kita langsung koordinasi ke pihak laboratorium. Sejauh ini aman pak dan akan kita maksimalkan terus kedepannya. Ini bagus untuk keamanan kita bersama, ” ujar Jumadi. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra