batampos – Keributan terjadi di perumahan Gesya Eternal Marina, Kelurahan Tanjungriau, Kecamatan Sekupang, Senin (29/7) malam. Kelompok ibu-ibu cek cok karena rebutan suplai air tanki dari ABH. Situasi sempat memanas namun untuk kaum bapak-bapak dan perangkat setempat cepat mengatasi situasi sehingga tidak terjadi kontak fisik.
Sekretaris RT setempat Evan sebut, keributan ini terjadi karena persoalan suplai air bersih. Sudah tiga tahun, perumahan Gesya Eternal Marina yang kini dihuni sekitar 1.300 kepala keluarga alami krisis air bersih. Stok air selama ini didapatkan dengan cara melansir dari tempat lain atau membeli pasokan air dengan mobil tanki.
Baca Juga:Â Suplai Air Masih Macet, Warga Sagulung Rogoh Kocek untuk Beli Air Tanki
“Nah insiden yang terjadi malam ini, karena masalah air ini. Tadi ada suplai air dengan mobil tanki dari ABH. Karena jumlahnya sangat terbatas, warga khususnya kaum ibu-ibu antar blok ini berebutan. Terjadilah keributan. Orang semua pada butuh air sementara yang diantar hanya satu tanki. Sempat memanas situasi tadi tapi untuk kaum bapak pada kompak untuk melerai mereka, ” ujar Evan.
Keributan kaum mak-mak ini terjadi, saat bapak-bapak di perumahan tersebut tengah berkumpul memasang spanduk aksi terkait krisis air bersih di depan gerbang perumahan. Spanduk-spanduk bertuliskan harapan dan penderitaan mereka selama krisis air terjadi ini dipajang di depan gerbang dengan harapan Pemerintah dan pihak pengelola air bersih bisa melihat dan membacanya.
“Iya tadi kita warga juga lagi ngumpul bahas masalah krisis air bersih ini. Sudah ada pertemuan dengan pihak ABH di bulan Februari lalu, waktu itu dijanjikan hanya dua minggu mereka akan atasi persoalan ini, tapi ini sudah mau masuk Agustus kok malah makin Parah. Warga berencana gelar aksi ke BP Batam kalau situasi nya tetap seperti ini. Malam ini kami pasang spanduk tuntutan kami di depan perumahan dulu, ” ujar Evan.
Priyanto, tokoh masyarakat setempat, sebut krisis air bersih yang berkepanjangan ini kerap membuat situasi perumahan tak nyaman. Sesama warga saling ribut karena berebutan air.
“Ini bukan yang pertama ribut-ribut seperti ini. Ya gimana tak ribut. 1.300 KK yang diantar cuman satu sampai dua tanki. Kalau dibagi rata se galon pun tak sampai itu. Sengsara kami masyarakat di sini karena masalah air ini. Mohonlah kepada pemerintah dan pihak terkait untuk melihat kesusahan kami ini. Tiap bulan kami bayar loh tagihan air, tapi kami tak pernah nikmati layanan air dari pipa seperti perumahan lain di Batam ini, ” kata Priyanto.
PT ABH selaku pengelola pasokan air bersih di Batam saat dikonfirmasi mengaku tengah mengupayakan kelancaran suplai air ke perumahan tersebut dengan membangun jaringan pipa baru dari simpang Basecamp.
“Jaringan pipa baru lagi proses di lapangan. Itu kita akui memang agak sulit menyuplai air ke sana dengan pipa yang ada saat ini, makanya kita lagi instalasi pipa baru itu, ” ujar Humas PT ABH Ginda Alamsyah, Selasa (30/7).
Instalasi pipa baru ini juga sejalan dengan rencana peningkatan produksi air di Duriangkang dan Tembesi ke 730 IPS yang juga sedang berjalan.
“Ada tiga unsur yang harus dilengkapi untuk instalasi air ini, air itu sendiri, tekanan dan pipa. Ini semua lagi proses, ” kata Ginda.
Solusi jangka pendek untuk mensiasati persoalan krisis air bersih di perumahan Gesya Eternal Marina ini adalah suplai air tanki sesuai kebutuhan masyarakat di sana.
“Kita sebelumnya sudah ada audensi memang dengan masyarakat di sana. Kita sudah jelaskan persoalan ini dan solusi sementara kita suplai pakai tanki, ” kata Ginda. (*)
Reporter: Eusebius Sara