batampos– Kawasan Hutan Bakau antara Batubesar dan Sambau, tepatnya di jalan yang baru diaspal kawasan Nongsa beberapa bulan terakhir direklamasi. Aktivitas tersebut, menurut warga cukup meresahkan.
Selain tak ada lahan untuk warga mencari ikan lagi, aktifitas pengakutan tanah untuk Reklamasi juga mengotori jalan. Apalagi lalu lalang truk, berlangsung setiap hari tanpa adanya penutup.
Agus, misalnya. Warga yang kerap memancing di hutan bakau itu tak lagi bisa menyalurkan hobinya. Sebab, sudah beberapa bulan terakhir, hutan bakau itu terus ditimbun.
“Biasanya tiap sore atau malam mancing disana, sekarang sudah ditimbun, lihat saja pohon-pohon bakau ikut ditimbun, ” ujarnya.
Menurut sepengetahuannya hutan bakau itu akan dijadikan kawasan Perusahaan. Apalagi tak jauh disana, sudah ada perumahaan.
“Heran saya, apakah boleh hutan bakau dirusak begitu. Kemarin kawasan bakau itu lumayan luas, sekarang sudah hampir 70 persen tertimbun, ” ungkapnya.
Dijelaskannya, penimbunan kawasan hutan bakau itu dari dua sisi. Satu sisi sudah berhenti, karena adanya protes dari para nelayan.. Namun, dibagian lain, aktifitas Reklamasi kembali berlangsung.
“Beberapa waktu lalu ada warga protes, kemudian berhenti. Ternyata ynag direklamasi disisi lain lagi. Dan sekarang kawasan Bakau bersisa sedikit lagi, ” imbuhnya.
Sementara, Tika warga Nongsa mengeluhkan aktivitas truk bermuatan pasir untuk reklamasi hutan bakau. Sebab hampir setiap hari memuat pasir tanpa adanya penutup sehingga mengotori jalan.
“Jalanannya jadi berdebu, kadang kalau jalan di belakang truk itu pasti udah macam menghirup banyak tanah. Karena tanah yang terbang dari atas truk tanpa penutup itu, ” jelas Tika.
Menurut Tika, kondisi makin parah saat hujan. Jalananan jadi sangat licin. Ia pun nyaris terpleset dengan ceceran tanah yang membuat jalan licin.
“Habis huja pasti jalanan licin. Kemarin sudah lega tak ada cucian pasir lagi, eh sekarang malah ada lagi aktifitas Reklamasi yang buat jalan kotor, ” kesalnya. (*)
reporter: yashinta