Jumat, 8 November 2024

Alarm Darurat Dunia Pendidikan, Ribuan Anak Putus Sekolah

Berita Terkait

spot_img
ilustrasi

batampos – Ada ironi dalam dunia pendidikan di Kota Batam. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), tercatat sebanyak 6.554 anak di Batam mengalami putus sekolah. Angka ini mencakup berbagai jenjang pendidikan.
Angka tersebut tentunya harus menjadi pengingat, ribuan anak putus sekolah di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur di Batam. Anggota DPRD Batam dari Fraksi Partai Gerindra, Anwar Anas, menyatakan kekhawatirannya terhadap hal ini. Persoalan ini, kata Anwar, harus menjadi perhatian serius.

“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Kami yang masih muda punya tanggung jawab untuk adik-adik kami di Batam,” ujarnya.

Masalah pendidikan, khususnya anak-anak putus sekolah, menjadi prioritas utama dalam programnya. Menurutnya, pendidikan adalah kunci bagi anak-anak agar dapat bersaing di masa depan.

”Ini juga menjadi prioritas saya untuk memastikan mereka bisa kembali bersekolah dan berkompetisi,” kata pria yang akrab disapa Acang itu.

Acang juga mengidentifikasi beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab anak-anak tersebut putus sekolah. Di antaranya adalah masalah ekonomi, pengaruh lingkungan pergaulan, serta kurangnya perhatian dari keluarga.

Acang menekankan pentingnya peran semua pihak, termasuk pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam menangani masalah tersebut. Ia menyerukan tindakan segera untuk merangsang anak-anak agar kembali melanjutkan pendidikan.

”Ini menjadi tanggung jawab semua pemangku kepentingan. Saya ingin pemerintah bertindak, anak-anak harus dirangsang untuk melanjutkan pendidikan,” kata Acang.
Terkait data ini, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengatakan bahwa data tersebut masih dalam  proses verifikasi dan validasi di seluruh daerah.

”Data dari Kemendikbudristek masih dalam proses verifikasi dan validasi di semua daerah, karena dikhawatirkan data tersebut berasal dari data ganda atau data yang tidak dapat ditarik dari sekolah tujuan,” ujarnya, Sabtu (14/9).

Tri menegaskan bahwa sosialisasi penanganan anak putus sekolah telah dilakukan di Batam minggu lalu. Selain itu, semua satuan pendidikan (satdik) di kota tersebut juga sedang melakukan verifikasi dan validasi (verval).

”Kenapa harus diverifikasi? Karena ada berbagai alasan, termasuk potensi data ganda dan kesalahan dalam penarikan data dari sekolah,” tutur Tri.

Disdik Batam juga bekerja sama dengan Dinas Kependudukan (Disduk), sekolah, serta kecamatan untuk mempercepat proses verifikasi ini. Kemungkinan, angka itu akan terus menurun.

Mengenai langkah selanjutnya, Tri menyebutkan bahwa setelah proses verifikasi selesai, pihaknya akan mulai melakukan intervensi untuk menangani masalah putus sekolah tersebut.

”Prosesnya masih berjalan. Saat ini, angka anak putus sekolah kita sudah satu data dengan Kemendikbud, dan angkanya juga merujuk pada data yang dipublikasikan BPS Kota Batam. Karena sistem ini baru, maka sedang dilakukan verval dulu. Setelah itu, baru kita melakukan penanganan dan intervensi,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan lima langkah utama yang akan diambil oleh Pemko Batam dalam menangani anak-anak yang putus sekolah. Pertama, rapat koordinasi lintas instansi. Kedua, sosialisasi kepada seluruh satuan pendidikan dan pemangku kepentingan.

Ketiga, sekolah-sekolah akan melakukan proses verifikasi dan validasi. Keempat, Disduk dan kecamatan akan mengimbau masyarakat untuk melakukan pemutakhiran data kependudukan. Kelima, Pemko Batam akan meluncurkan gerakan untuk mengembalikan anak-anak tersebut ke bangku sekolah.

”Insyaallah, di awal tahun 2025 setelah verval selesai, kita akan melakukan langkah-langkah penanganan agar anak-anak tersebut dapat kembali bersekolah,” katanya. (*)

 

Reporter : ARJUNA

spot_img

Update