batampos – Proyek pembangunan terminal dua di Bandara Internasional Hang Nadim Batam mengalami keterlambatan. Detail Desain Teknik (detail engineering design) yang belum diselesaikan jadi penyebabnya.
Direktur Bandara Internasional Batam (BIB), Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan pembangunan terminal dua yang direncanakan untuk meningkatkan kapasitas dan pelayanan bandara ini seharusnya sudah memasuki tahap akhir konstruksi.
Namun, berbagai masalah teknis dan detail desain yang belum disetujui oleh tim engineering menyebabkan proyek ini tertunda.
“Kita terus percepat prosesnya. Sekarang ini yang jadi masalah masih soal detail disain,” kata dia, Selasa (6/8).
Kata Pikri detail desain teknik itu akan selesai pada akhir bulan Agustus 2024. Menurut dia, pembangunan terminal dua bandara internasional Hang Nadim Batam tidak sama dengan proyek pembangunan lainnya.
Sebab, konsesi bandara Hang Nadim yang dipegang langsung oleh Incehon menginginkan semua proses pengerjaan berjalan dengan baik.
“Bulan ini aja kami selesaikan. Proyek ini agak beda dengan proyek yang lain. Kalau dengan asing itu harus detail enjeneriing desainnya harus benar -bensar komplit baru bisa di bangun. Kalau proyek biasakan gambar luar aja bisa sudah bisa di bangun,” kata dia.
Meski begitu, pihaknya menjamin pembangunan terminal dua tidak akan molor. “Ini tidak molor tapi disainnya aja sampai 12 bulan,” kata dia.
Diketahui dari PT Bandara Internasional Batam (BIB) bersama Badan Pengusaha (BP) Batam dan PT Wika menandai dimulainya pengerjaan terminal dua Bandara Hang Nadim dengan Groundbreaking pada Mei lalu
Lahan seluas 50 ribu m2 untuk terminal dua ini pada investasi pertama senilai Rp 2.4 triliun dan terus berkembang hingga Rp 6 triliun.
“Pembangunannya bertahap hingga ke hangar depan dan termasuk juga menyatukan seluruhnya,” sebutnya.
Terminal dua ini dirancang bisa menampung 9.6 juta penumpang dan fasilitas lahan parkir baru. Kemudian dari sisi penerbangan ada penambahan rute internasional.
“Karena dari Incheon menjadi kunci kami disini untuk pengembangan rute penerbangan ke Asia Tenggara dan China, Jepang menjadi target kami kedepan,”ujarnya.
Pikri juga menjelaskan mengenai desain terminal dua yang berubah dari rencana awal yakni seribu kuncup kubah namun setelah dipelajari kembali ternyata desain tersebut memiliki perawatan ekstra dan berisiko bocor.
“Ini yang kami pelajari bersama sehingga mengganti desain tersebut. Lalu untuk teknologi bakal digunakan green energy,” ujarnya.
Sementara untuk mengisi kearifikan lokal sebagai indentitas Kepulauan Kepri maka pihaknya bakal menggunakan lambang ikan marlin, dan batik gong gong sehingga dihadirkan dengan konsep modern.
“Jadi ada nuansa kearifikan lokal yang terjaga di terminal dua ini ketika sudah bertaraf internasional,” tuturnya.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, menyebutkan semoga pihak konsorsium bisa menyelesaikan proyek ini seusai kesepakatan bersama.
“Dan berharap terminal dua ini menjadi percontohan standart Internasional,” jelas Rudi.
Menurutnya tidak hanya dari sisi bandara nya saja melainkan juga harus dikerjakan dari sisi runway nya sehingga pesawat berkapasitas besar bisa mendarat disini.
“Semua progres sudah berjalan baik sekali meski ada terkendala namun bisa bersama kita capai bersama untuk proyek terminal dua ini,” tutupnya.(*)