batampos – Nelayan sebagai mata pencaharian warga asli Pulau Rempang terancam dampak lingkungan akibat pembangunan industri di pulau tersebut. Nelayan pun resah.
“Pasti ini berdampak bagi kami. Lingkungan rusak, pencemaran air, terumbu karang rusak, otomatis sudah mematikan ribuan orang yang cari nafkah di sana,” kata seorang nelayan, Dorman, Minggu (1/10).
Ia bersama nelayan kampung lainnya, menyampaikan di wilayah Mubut dan Karas merupakan salah satu penyumbang rajungan dan udang terbesar. Bahkan untuk pasokan ke Batam tergantung dari hasil tangkap nelayan tersebut.
“Ketika konsultasi publik penyusunan Amdal kawasan Rempang Eco-City di kantor Camat Galang, kami sampaikan akan ada dampak lingkungannya,” kata dia.
Baca Juga:Â Pengakuan ASN Pemprov Kepri yang membunuh WNA Singapura
Nelayan meminta pemerintah mengkaji dengan benar dampak lingkungan dari rencana pembangunan pabrik kaca di kawasan itu. Sebab jika tidak diperhatikan, hal paling ditakutkan akan merusak terumbu karang dan biota perairan.
Berdasarkan informasi yang diterima masyarakat, di perairan tersebut akan dibangun pelabuhan.
Sebelumnya, dari YLBHI Solidaritas Untuk Rempang LBH Pekanbaru, Noval Setiawan,
menduga adanya pelanggaran yang dilakukan pemerintah dalam mengurus amdal yang baru dilakukan saat ini.
“Dan ini bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Investasi, Bahlil, yang menyatakan sudah ada amdalnya. Namun fakta dilapangan baru dilakukan konsultasi dengan warga dalam menyusun Amdal,” ujarnya.
Baca Juga:Â Harga Tiket Kapal Feri Batam ke Singapura dan Malaysia Masih Normal
Anggota Tim Penyusunan Amdal Kawasan Rempang Eco-City, Wahyudin, mengatakan, dalam kegiatan konstruksi maupun operasional akan memberikan dampak negatif maupun positif.
“Salah satu hal negatif jika di pesisir, yaitu hilangnya atau gagguan biota perairan, penurunan pendapatan nelayan, ke dalaman dan lain sebagainya,” kata dia.
Menurutnya, nelayan tentu akan mengalami keresahan karena nantinya mengganggu aktivitas nelayan.
“Nelayan akan berdampak potensial, pendapatan menurun,” kata dia.
Namun, ia meminta nelayan tak khawatir, sebab di kawasan tersebut memiliki area tangkap yang sangat luas.
“Jangan khawatir tak bisa melaut lagi. (Pembangunan) Itu pasti akan berdampak. Kami akan mengkaji bagaimana meminimalisir dampak tersebut dan langkah strategis apa untuk menggantikan kerusakan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Azis Maulana