batampos – Puluhan orangtua yang ada di kecamatan Seibeduk unjuk rasa ke SMAN 16 yang ada di kelurahan Mangsang. Para orangtua ini menuntut pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Kepri untuk mengakomodir anak mereka masuk ke SMAN 16.
Pada proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) sebelumnya, anak mereka tidak lolos dan hingga kini belum masuk sekolah. Sekolah negeri tetap menjadi tujuan para orangtua ini dengan alasan menghemat biaya pendidikan.
Dalam aksi unjuk rasa ini, para orangtua menyampaikan bahwa ini adalah aksi mereka yang sudah kesekian kali. Semenjak pengumuman seleksi PPDB dan anak mereka dinyatakan tidak lolos, para orangtua ini langsung bergerak meminta dan menantikan kebijakan kuota tambahan dari sekolah. Namun hingga kini belum ada keputusan apapun dari sekolah ataupun Disdik.
“Anak-anak kami belum sekolah pak sampai saat ini. Tak sanggup ke sekolah swasta pak. Tolong ini diperhatikan, “ujar Santi, salah satu orangtua.
Saat melakukan aksi para orangtua ini membawa spanduk dan kertas bertuliskan berbagai macam curahan hati mereka karena sudah tiga bulan proses belajar mengajar berjalan anak mereka belum juga masuk sekolah. Sebagian ibu-ibu bahkan menitikkan air mata dengan persoalan tersebut.
“Sudah mau tiga bulan ini anak-anak lain sudah belajar, anak kami masih belum ada sekolah yang mau nampung, ” kata Erna, warga lainnya.
Aksi para orangtua ini berlangsung di gerbang masuk sekolah, namun demikian aktifitas belajar mengajar di dalam sekolah tetap berjalan dan tidak terhambat.
Kepala kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri di Batam Kasdianto saat dikonfirmasi membenarkan ada aksi para orangtua di SMAN 16 tersebut. Terkait tuntutan para orangtua ini, solusi yang ditawarkan Disdik hanya satu yakni SMAN 28 yang ada di dekat lapangan Usman Harun Seipancur. Lokasinya tidak begitu jauh dari SMAN 16.
“Bisa diakomodir tapi ke SMAN 28. Kalau SMAN 16 itu sudah penuh. Ruangan laboratorium dan perpustakaan sudah terpakai dengan siswa yang lolos dalam PPDB sebelumnya. Kalau di SMAN 28 masih bisa dua rombel lagi, ” kata Kasdianto.
Untuk SMAN 16, daya tampung sudah tidak bisa ditambah lagi. Selain sudah penuh, pembatasan kuota daya tampung maksimal ini juga untuk mutu pendidikan itu sendiri.
“Kalau ditambah lagi nanti bermasalah,” kata Kasdianto. (*)
Reporter: Eusebius Sara