batampos – Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk SMK dan SMA Negeri telah usai, dan siswa yang lolos seleksi sebagian sudah diumumkan. Seleksi PPDB SMK misalkan sudah diumumkan hasil seleksi pada tanggal 19 Juni lalu.
Meskipun demikian proses PPDB ini masih berpolemik di Batam. Banyak orang tua calon peserta didik yang anaknya tidak lolos seleksi PPDB tetap bersikeras agar anak mereka masuk sekolah negeri. Mereka mendatangi dan mendesak pihak agar kembali mengakomodir anak mereka.
Lingkungan SMKN I Batam di Batuaji salah satu sekolah yang ramai didatangi orang tua dan calon peserta didik baru yang tidak lolos PPDB sebelumnya. Sejak anak mereka dikabarkan tidak lolos seleksi PPDB, para orangtua ini langsung mendatangi sekolah. Setiap hari mereka ngetem hingga siang hari demi mendapatkan informasi terkait kuota tambahan anak mereka. Mereka tetap berkumpul di gerbang masuk SMKN hingga, Selasa (25/6) siang, kemarin, meskipun belum ada kepastian dari pihak sekolah ataupun Dinas, mereka tak patah semangat. Harapan agar anak mereka kembali diterima sangat besar.
“Anak saya nilainya bagus, tapi tak lolos. Padahal ada nilai yang dibawa anak saya lolos. Sistem nya ini seperti apa sebenarnya,” kata Muis, salah satu orang tua calon peserta didik baru di SMKN I Batam.
Apapun alasan panitia PPDB yang mengeliminasi anak mereka dari seleksi PPDB tersebut tidak diterima oleh para orangtua tadi. Mereka akan terus berjuang dengan mendatangi lokasi sekolah ataupun kantor Dinas Pendidikan agar anak mereka kembali diterima.
“Biaya SPP SMA dan SMK gratis tahun ini makanya, anak saya harus masuk ke sekolah negeri, ” ujar Anita, orangtua calon siswa lainnya.
Kepala SMKN I Batam Deden Suryana belum hanya bisa menghadapi orang tua ini dengan kata sabar. Penambahan kuota bukan kebijakan dia tapi Dinas Pendidikan Provinsi Kepri.
“Itu kebijakan dari Dinas dan sejauh ini belum ada arahan untuk penambahan kuota,” ujar Deden.
Senada disampaikan oleh Kepala kantor Dinas Pendidikan Provinsi Kepri Cabang Batam Kasdianto sehari sebelumnya, bahwa belum ada instruksi lanjutan dari Kadisdik Kepri Andi Agung ataupun Gubernur Kepri Ansar Ahmad terkait kuota tambahan tadi.
“Itu tunggu kebijakan dari Dinas dan Gubernur,” katanya.
Seperti diketahui Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk SMA dan SMK Negeri di Kepri telah usai. Ada sekitar 26 ribu peserta yang sudah mendaftar. Berdasarkan data yang ada dalam juknis PPDB Disdik Kepri yang telah keluar, secara umum total peserta pendaftaran ini masih seimbang dengan kuota daya tampung sekolah yang ada. Namun untuk Batam tetap tidak seimbang, sebab lebih banyak peserta pendaftaran yang ada di Batam dibandingkan dengan kota atau kabupaten lainnya. Dalam arti bahwa peserta pendaftaran di Batam membludak alias jauh lebih banyak dari kuota daya tampung.
Peserta pendaftaran di Batam mendekati angka 18 ribu orang dan sesuai dengan data dari Disdik Batam, siswa tamatan SMP di Batam tahun ini diangka 19 ribu siswa. Sementara daya tampung SMA dan SMK di Batam secara seluruh sekitar 15 ribuan siswa. Ada sekitar empat ribu calon peserta didik baru di Batam yang akan tereliminasi dalam seleksi PPDB SMK dan SMA Negeri tahun ini.
Ini akan berpolemik sebab, penelusuran Batam Pos di lapangan selama ini, hampir semua orangtua atau masyarakat yang akan menyekolahkan anaknya memilih sekolah negeri sebagai sekolah lanjutan untuk anak mereka. Alasannya cuman satu yakni faktor ekonomi. Sekolah negeri biaya pendidikan lebih murah dibandingkan sekolah swasta. Sebagian besar orangtua mengaku tidak mampu atau keberatan untuk mendaftarkan anak mereka ke sekolah swasta.
“Ya itu tadi, masalahnya di biaya pendidikan. Kalau sekolah swasta juga gratis SPP tentu tidak keberatan kami daftarkan anak ke sekolah swasta, ” kata Hendro, warga Batuaji.
Kemauan orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke SMA dan SMK Negeri semakin kuat lagi dengan keluarnya kebijakan baru dari Pemerintah Provinsi Kepri untuk menggratiskan SPP siswa SMA dan SMK tahun ini. Orangtua lebih ngotot lagi untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah negeri.
“Kalaupun tak lolos nanti ri jalur PPDB resmi ini, saya akan coba lagi melalui jalur belakang, ” kata Purnomo, warga Sagulung.
Beberapa hari belakangan ini, mulai ramai perbincangan orangtua yang mencari jalur alternatif lain agar anak mereka tetap masuk ke sekolah negeri. Beberapa orangtua bahkan mengaku siap bayar atau beli kursi tambahan agar anak mereka bisa masuk sekolah negeri.
“Tak apalah bayar, asalkan anak saya bisa masuk. Kemarin daftar ke SMAN 19 di Humas Regency. Itulah harapan terakhir saya untuk kelanjutan sekolah anak saya ini, ” kata Firdaus, warga Tanjunguncang. (*)
Reporter: Eusebius Sara