batampos – Pemerintah Kota (Pemko) Batam menunjukkan keseriusan dalam upaya menurunkan angka stunting di Batam dengan meraih keberhasilan yang signifikan. Per Februari 2024, prevalensi stunting di Kota Batam tercatat turun menjadi 1,5 persen, sebuah pencapaian yang menunjukkan kemajuan dalam penanganan masalah kesehatan ini.
Sebagai tindak lanjut untuk mempercepat penurunan kasus, Pemko Batam kini menerapkan strategi berbasis lima pilar yang bertujuan untuk mencapai target zero stunting.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, mengungkapkan bahwa lima pilar strategis tersebut terdiri dari berbagai pendekatan yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai sektor terkait. Kelima pilar tersebut adalah dengan menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas, dimana stunting kini menjadi prioritas utama di seluruh tingkatan pemerintahan, mulai dari tingkat kecamatan hingga kelurahan. Pemko Batam memastikan bahwa setiap program pembangunan dan pelayanan publik memiliki dimensi yang mendukung upaya pencegahan stunting.
Selain itu Pemko Batam gencar melakukan kampanye dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya gizi seimbang, pola hidup sehat, serta dampak buruk stunting pada anak. Ini dilakukan melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, sosialisasi, dan pelatihan kepada kader kesehatan di tingkat desa dan kelurahan.
“Penanganan stunting tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Oleh karena itu, Pemko Batam memperkuat koordinasi lintas sektor, termasuk dengan sektor pendidikan, ketahanan pangan, serta lingkungan hidup. Hal ini penting agar upaya penurunan stunting dapat berjalan secara komprehensif dan terintegrasi, ” tambahnya.
Pemko Batam berfokus pada peningkatan akses terhadap makanan bergizi, terutama bagi ibu hamil, balita, dan anak-anak. Program pemberian bantuan pangan bergizi dan penyuluhan gizi menjadi bagian dari upaya untuk memastikan setiap keluarga memiliki akses ke makanan yang mendukung pertumbuhan anak yang optimal.
Terakhir, pemantauan dan evaluasi menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil berjalan dengan efektif. Dinkes Batam secara rutin memantau perkembangan anak-anak di Batam, memastikan bahwa layanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan pencegahan stunting, memiliki kualitas yang optimal.
Didi menjelaskan bahwa intervensi yang dilakukan terdiri dari dua jenis, yakni intervensi spesifik dan sensitif. Intervensi spesifik menyasar langsung penyebab stunting, seperti pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil yang mengalami kurang energi kronik, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, serta pemantauan tumbuh kembang anak. Sedangkan intervensi sensitif lebih fokus pada penyebab tidak langsung, seperti peningkatan akses air bersih, bantuan pangan, serta edukasi tentang pola makan bergizi dan pentingnya sanitasi.
“Langkah-langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada lagi anak di Batam yang mengalami stunting, yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan,” kata Didi.
Pencapaian penurunan angka stunting ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk memperkuat komitmen Pemko Batam dalam mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas di masa depan. Didi menambahkan bahwa Pemko Batam berencana untuk terus meningkatkan berbagai intervensi dan kolaborasi lintas sektor agar angka stunting di Batam bisa semakin menurun dan pada akhirnya mencapai angka zero stunting. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra