batampos – PT. Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga mengambil langkah guna mengantisipasi minimnya stok gas 3 kg di wilayah Belakangpadang. Dua hal yang dilakukan ialah dengan penguatan stok hingga 1.000 tabung dan melakukan pengawasan ketat guna efektivitas penyaluran dalam memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat di Belakangpadang.
Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Susanto August Satria mengatakan dalam waktu tiga hari ke depan di wilayah Belakangpadang akan dilakukan penambahan penguatan stok hingga 1.000 tabung.
“Selain itu kita juga akan melakukan pengawasan ketat guna efektivitas penyaluran gas LPG di sana, ” ujarnya, Rabu (29/11).
Baca Juga:Â Bunga, Istri Muda Pelaku Pembunuhan Mantan Direktur RSUD Akhirnya Ditangkap
Dikatakan Satria, saat ini stok elpiji dalam keadaan yang cukup. Di Belakangpadang terdapat 11 pangkalan gas 3 Kg. Dari 11 pangkalan tersebut sebanyak 10 pangkalan menyalurkan sekitar 200-800 tabung per bulannya dan terdapat satu pangkalan yang menyalurkan dengan alokasi sebanyak 4.860 tabung.
“Pangkalan yang menyalurkan sebanyak 4.860 tabung ini kemudian kami pecah menjadi tiga pangkalan dan hingga saat ini baru dua pangkalan saja yang beroperasi,” tambahnya.
Selanjutnya, kata Satria, Pertamina telah menginstruksikan pengefektivitasan penyaluran gas 3 kg khususnya kepada kedua pangkalan tersebut dalam waktu tiga hari kedepan.
“Kami akan memfokuskan penguatan stok di pangkalan. Dan pengurangan stok di pangkalan, seperti yang disampaikan salah satu pangkalan itu tidaklah benar, ” tegas Satria.
Baca Juga:Â KPK RI dan DPRD Batam Perkuat Komitmen Dalam Pencegahan Korupsi
Kardi, warga Belakangpadang mengaku sebelumnya memang terjadi kekosongan gas elpiji melon. Banyak warga beralih ke kayu bakar karena stok kosong. “Alhamdulillah tadi pagi saya lihat di pangkalan-pangkalan dekat rumah sudah tersedia lagi. Walau bagaimana pun gas ini sudah jadi kebutuhan, ” ujarnya.
Seperti berita sebelumnya, sejumlah warga Kecamatan Belakangpadang mengeluhkan tabung gas elpiji 3 kg atau elpiji melon langka di pasaran. Sebagian warga beralih ke tungku kayu bakar guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Kariah warga Belakang Padang mengaku sudah keliling bahkan hingga ke kampung sebelah untuk mencari gas melon subsidi tersebut. “Sudah putar-putar keliling kampung sebelah juga namun tetap kosong. Dari pada enggak masak, ya mau tak mau terpaksa pakai kayu bakar, ” ujarnya, Selasa (28/11).
Reporter: Rengga Yuliandra