batampos – Asosiasi Pariwisata Bahari Indonesia (Aspabri), menilai bahwa kenaikan harga tiket feri internasional dari Batam ke luar negeri tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Penurunan harga tiket sebesar Rp30 ribu juga tidak memberikan dampak yang berarti. Demikian disampaikan oleh Ketua Aspabri, Surya Wijaya, Kamis (17/10).
“Kita tidak ada pembanding. Kita teriak-teriak mahal, sementara parameternya adalah jumlah penumpang. Setiap hari ada sekitar 2.000 orang yang datang ke Batam. Itu data dari luar negeri,” ujarnya.
Baca Juga:Â Jeju Air Mendarat di Batam, Tandai Penerbangan Langsung dari Korea Selatan
Dia menambahkan, kebijakan kenaikan atau penurunan harga tiket feri internasional tidak berpengaruh pada keputusan orang untuk berkunjung ke Batam.
Jika tidak ada target yang jelas seperti peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, perubahan harga tiket feri tidak akan memberi dampak signifikan.
“Kalau ingin perubahan, itu harus ada targetnya. Misalnya target kunjungan wisman. Kalau tidak ada target signifikan, maka tak berpengaruh apapun,” kata Surya.
Apabila harga tiket feri dinaikkan hingga Rp1 juta, ia yakin kunjungan ke Batam tetap tinggi. “Tingkat kunjungan hotel juga masih banyak. Harga tiket dibuat Rp1 juta pun saya yakin masih banyak orang yang datang,” tambahnya.
Baca Juga:Â Pjs Wali Kota Batam: Armada Truk Sampah Baru Segera Tuntas di APBD 2025
Selain itu, ia menyebutkan bahwa kebijakan Visa on Arrival (VOA) juga tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisman.
“VOA itu juga tak begitu berpengaruh. Dulu kita punya free VOA, tapi hasilnya sama saja dengan sekarang,” katanya.
Surya menggarisbawahi bahwa meskipun Batam dan Kepri memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, belum ada langkah konkret untuk memanfaatkannya dengan maksimal.
Baca Juga:Â Imigrasi Deportasi 2 WN Singapura dari Batam, Ini Kasusnya
Ia menyarankan agar Indonesia belajar dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang berhasil menarik wisatawan dengan memperbaiki aksesibilitas dan mempermudah prosedur masuk bagi turis asing.
“Negara-negara tetangga berlomba-lomba membuka akses dan mempermudah orang asing turis masuk. Kembali lagi ke aksesibilitas,” katanya. (*)
Reporter: Arjuna