batampos – NL, balita laki-laki berusia 3 tahun bernasib malang. Bocah itu dianiaya hingga tewas oleh rekan ayahnya bernama Bakti Parlindungan Sibarani, 42. Pria yang tinggal di wilayah Seipanas, Batam Kota, tersebut, sekaligus jadi pengasuh bocah tersebut. Ketika dibawa ke rumah sakit, kondisi tubuh NL dipenuhi lebam hingga giginya patah.
Informasi yang didapatkan, sebelum tewas pada Minggu (12/11) pagi, NL sempat tak sadarkan diri dan dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Lubukbaja. Oleh orangtua korban, kondisi anaknya tersebut dilaporkan ke Polsek Batam Kota.
Kapolsek Batam Kota, AKP Sudirman, membenarkan penangkapan pelaku penganiayaan anak hingga tewas ini.
”Benar. Nanti keterangan sama Kanit,” ujar Sudirman, kemarin.
Kanit Reskrim Polsek Batam Kota, Iptu Fajar Bittikaka, mengatakan, pelaku merupakan teman dekat orangtua korban. Ketika NL dititipkan pada pelaku, kedua orangtua korban tengah bekerja. Sang ayah bekerja di Tanjunguncang, Batuaji.
”Dititipkan sejak dua bulan ini. Ayah korban teman dekat dengan pelaku. Pelaku ini penga-suhnya,” katanya.
Awalnya, pelaku membantah sudah menganiaya korban. Pelaku berdalih tubuh korban penuh memar dan giginya patah akibat terjatuh saat bermain bola dengan anaknya.
”Kemudian kami lakukan pemeriksaan mendalam. Dugaan sementara seperti itu (dianiaya,red), dari hasil keterangan diduga tersangka,” kata Fajar.
Fajar menambahkan, korban tewas akibat menerima pukulan dari pelaku pada bagian badan dan kepala. Diduga, pelaku melakukan penganiayaan berulang kali.
”Dipukul. Nanti kami sampaikan detailnya, pelaku masih diperiksa,” tutupnya.
Kasus kekerasaan maupun pelecehan seksual terhadap anak terus meningkat di Batam. Kebanyakan pelakunya adalah orang-orang terdekat.
Kasi Intel Kejari Batam, Andreas Tarigan, belum lama ini mengungkapkan, kasus kekerasaan, termasuk kekerasan seksual terhadap anak di Batam cukup tinggi. Banyak kasus yang masuk ke Kejaksaan dan kemudian berproses hingga ke Pengadilan Negeri Batam.
Menurut dia, pelaku kekerasaan pada anak khususnya di Batam banyak dilakukan oleh orang yang kenal dengan korban. Tak jarang, pelaku merupakan orangtua korban, ataupun seorang guru.
”Ya rata-rata pelaku orang yang memang kenal dengan korban, bahkan orang terdekat korban,” ujarnya. (*)
Reporter : YOFI YUHENDRI