batampos – Banjir merendam permukiman warga terjadi di beberapa wilayah seperti Bengkong Swadebi, Kamis (23/11) dini hari. Air setinggi lutut orang dewasa merendam permukiman warga.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Batam Suhar menjelaskan untuk kondisi banjir yang merendam Bengkong Swadebi dari hulu hingga ke laut proses pembuangan air lambat. Sehingga ketika debit air meningkat luapan air masuk dan merendam rumah warga.
Bengkong Swadebi tidak bisa dioptimalkan kinerja saluran, hal ini karena sudah rumah semua. Ini menyebabkan alat berat tidak bisa masuk.
Baca Juga:Â Masih Ada 28 Titik Banjir di Batam
“Sudah dari tahun 2000 lokasinya seperti itu. Jadi hanya bisa mengandalkan petugas untuk membersihkan saluran. Jadinya manual, sebab alat tak bisa masuk,” ujarnya.
Drainase tinggal 25 persen, membuat pembuangan air menuju laut lambat. Bengkong Swadebi hanya bisa diupayakan oleh petugas.
Namun jika menginginkan penyelesaian permanen, maka harus dilakukan penertiban. Agar saluran air yang lebih layak bisa dibangun.
“Faktor masyarakat sudah lama bermukim di sana menjadi pertimbangan, untuk melakukan penertiban untuk mengatasi persoalan banjir di sana,” ujarnya.
Baca Juga:Â DKP Batam Rekomendasikan Dua Angka UMK 2024, Ini Tanggapan Buruh
Suhar menyebutkan ada dua solusi yang bisa diambil untuk mengatasi persoalan banjir di Bengkong Swadebi. Pertama kapasitas saluran dinaikkan.
Kedua adalah menaikkan sistem pembuangan air menuju laut, dengan menggunakan teknologi atau mesin pompa.
“Itu yang maksimal yang bisa dilakukan, agar persoalan banjir teratasi. kalau hanya mengandalkan pelebaran drainase saja tidak akan bisa,” imbuhnya.
Hal ini bisa dilihat dari jembatan di Golden Prawn, air tidak mengalir. Padahal semua aliran air bermuara di sungai tersebut.
Untuk persoalan banjir di Tiban, pihaknya sudah mengusulkan usulan by pass atau tidak memakai saluran yang ada sekarang.
Baca Juga:Â BC Batam Tegah Pelanggaran Senilai Rp 245 Miliar, Ini Rinciannya
Solusinya adalah pihaknya akan membangun saluran baru yang lokasinya tidak jauh dari simpang Tiban Princess.
“Posisinya masih di ROW jalan lah. Nanti akan kami tarik ke arah sungai Tiban. DED nya sudah ada, juga sudah kami usulkan jalur drainase baru untuk mengentaskan persoalan banjir di Tiban ini.
Suhar mengungkapkan kebutuhan pembukaan jalur drainase baru sudah menjadi kebutuhan. Pihaknya juga sudah mengusulkan hal ini dalam setiap pembahasan anggaran.
“Batam ini kan banyak program yang harus digulirkan. Jadi kami mengerti juga. Namun demikian kami tetap usulkan setiap tahunnya. Karena DED sudah ada. Tinggal menunggu persetujuan anggaran saja lagi,” ungkapnya. (*)
Reporter: YULITAVIA