Sabtu, 9 November 2024

Banting Stir, Warga Batam Sulap Kamar Kost Jadi Kolam Ikan

Berita Terkait

spot_img

Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Batam beberapa waktu lalu membuatnya harus memutar otak.

Usaha kost-kost-an yang dirintisnya tersendat karena tidak ada orang yang menyewa kamar kostnya. Penghasilannya pun kian menipis.

Tapi siapa sangka saat ini pendapatannya jauh lebih besar setelah menyulap tiga kamar kost miliknya menjadi kolam ikan bioflok. Kini dalam empat bulan, ratusan juta rupiah masuk dalam ‘sakunya’.

BATAM – DALIL HARAHAP

batampos – Banting Stir. Kalimat itu yang pertama kali dilontarkan Aiyub saat ditanyakan alasannya mengubah kamar kostnya menjadi kolam ikan.

Aiyub menjelaskan, awal mula merintis usahanya tersebut karena gelisah kost-kostan miliknya sepi penyewa. Ia pun memutar otak agar dapat memiliki usaha sampingan lain.

Setelah berdiskusi dengan sang istri, ia pun memutuskan tiga kamar kost miliknya ‘disulap’ menjadi kolam ikan bioflok. Awalnya, ia mengaku sempat ragu. Karena kolam ikan biasanya mengeluarkan bau amis.

Namun setelah mendapatkan arahan dan penjelasan dari Pembina Tunas Bioflok Kota Batam, Sujiyanto, langkahnya semakin mantab untuk memulai usaha dibidang peternakan ikan.

Tidak menunggu waktu lama, tiga kamar kostnya yang berada di Perumahan Barelang, Tanjunguncang, langsung dipasang terpal.

Kolam ikan bioflok milik Aiyub. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

Ia pun membeli perlengkapan lainnya seperti pompa dan penyaring agar air kolam tetap bersih serta selang aerasi uniring.

Anda juga bisa mencari kost-kost bagus, bersih, murah hanya di website idkos.com.

Baca Juga: BPOM Perketat Pemeriksaan Produk yang Masuk ke Batam

Keuletannya pun berbuah manis, kamar kost-kost-an yang awalnya disewa dengan harga ratusan ribu, kini justru bisa menghasilkan pendapatan hingga ratusan juta rupiah dalam empat bulan.

“Saya ada enam kamar kost, tiga saya alihfungsikan jadi kolam ikan bioflok. Isinya ikan nila,” jelasnya, saat ditemui Batam Pos, Jumat (30/12/2022).

Usahanya pun terus berkembang. Minat para pedagang maupun masyarakat terhadap ikan nilanya juga cukup tinggi.

Melihat potensi tersebut, ia kembali menyulap ruangan yang awalnya berfungsi sebagai dapur, menjadi kolam ikan.

Baca Juga: Dinas Pariwisata Siap Sambut Kedatangan Wisman di Pelabuhan Internasional Sekupang

“Kelebihan tanah juga saya jadikan kolap. Panennya empat bulan sekali,” tuturnya.

Kata dia, masing-masing kolam berisi sekitar 200-an ikan nila. Sehingga jika ditotal saat ini ada 800 ekor. Ikan-ikan tersebut dijualnya dengan harga Rp40 ribu per kilogram.

“Itu harga kalau ambil di kolam. Kalau di pasar itu hargnya Rp45 ribu per kilo. Itu kalau ikannya mati. Kalau hidup sekarang bisa Rp50 ribu per kilo. Sekarang saya panen karena banyak yang order untuk acara malam tahun baru,” tuturnya.

Aiyub memperlihatkan ikan nila yang diternakanya di dalam rumah dengan sistem bioflok. Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

Aiyub menjelaskan, sekali panen penghasilan yang diperolehnya untuk satu kolam Rp32 juta. Dengan perkiraan ikan di dalam kolam masing-masing terisi 200 ekor.

“Kalau ada empat kolam tinggal dikalikan saja empat. Kira-kira (penghasilan,red) seratus jutaan per empat bulan,” kata dia.

Baca Juga: Penumpang di Bandara Internasional Batam Mencapai 3,4 Juta Orang

Aiyub menceritakan, ia tertarik dengan kolam ikan bioflok karena perawatannya yang cukup mudah. Selain itu kolam ikan yang dikelola dengan cara bioflok juga sangat ramah lingkungan dan tidak berbau.

“Perawatannya lebih simpel, air tak bau tanah, lingkungan tak tercemar, pakan hemat, panen lebih cepat,” tutur pria 51 tahun tersebut.

Aiyub menambahkan, kolam ikan yang dijalaninya merupakan usaha sampingan.

“Saya masih kerja. Ini usaha tambahan. Isitilahnya sekarang itu urban farming. Beternak di pertengahan kota,” ujarnya.

Baca Juga: Wali Kota Batam Optimistis Sambut Tahun 2023

Ekspor ke Malaysia dan Singapura

Pembina Tunas Bioflok Kota Batam, Sujiyanto, mengatakan, pihaknya memiliki 50 warga binaan di Kota Batam. Pihaknya memberdayakan masyarakat untuk meningkat ekonomi melalui bioflok.

“Ini agar masyarakat mendapatkan penghasilan tambahan. Ini program ketahanan pangan,” jelasnya.

Usaha ini lanjutnya sangat mudah diterapkan dan dioperasikan. Keunggulan lainnya air dan ikan tidak mengeluarkan bau. Sehingga tidak menggangu lingkungan sekitar.

Ia menjelaskan, apabila kebutuhan ikan terutama ikan tawar sudah terpenuhi di Kota Batam, pihaknya akan mencoba mengekspor ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Amsakar Imbau Pelaku Wisata Waspadai Cuaca Ekstrem

“Itu cita-cita kami setelah dapat memenuhi kebutuhan ikan di Batam. Ikan kita ini kualitas premium. Ikan bioflok zero parasit/atau premium lulus uji laboratorium,” paparnya.

Ia mengatakan, warga binaan lainnya tersebar di beberapa wilayah di Kota Batam. Seperti di Tembesi Lestari ada 16 orang.

Kemudian di Sintai, Perumahan Pluto, Perumahan Cendana, Tanjungsengkuang, Tiban, Perumahan Puri Pesona dan beberapa warga lainnya di Kota Batam.(*)

Reporter: Dalil Harahap

spot_img

Update