batampos – Sejumlah pengendara mengeluhkan kondisi jalan depan Komplek Cikitsu atau Jalan Tengku Sulung yang rusak parah. Banyak lubang besar menganga di sepanjang jalan, sehingga menyulitkan dan membahayakan pengendara.
Apalagi hampir setiap hari kondisi jalan padat dilalui kendaraan. Bahkan kerap terjadi macet panjang dan lubang jalan diduga menjadi salah satu penyebabnya.
Seperti yang dirasakan Wati, warga yang kerap melintasi jalan tersebut. Menurutnya, sejak pohon-pohon di jalan tersebut di tebang, kondisi jalanan semakin mengkhawatirkan. Banyak lubang cukup besar berada di sepanjang jalan, sehingga menyulitkan pengendara.
“Jalanan depan Komplek Cikitsu semakin hancur, lubang jalannya besar-besar,” ujar Wati kepada Batampos.
Baca Juga: Jefridin Hamid Ingatkan Bangunan Baru Tak Boleh Tutup Welcome to Batam
Menurut Wati, pada pagi dan sore hari kondisi jalan tersebut sangat semrawut, karena padatnya kendaraan. Ditambah dengan jalan yang hancur, sehingga menyulitkan pengendara.
“Kalau pagi luar bisa, macet parah,” imbuhnya.
Ia menduga kondisi jalan semakin hancur karena dibiarkan terbengkalai usai penebang pohon. Yang akhirnya, banyak membuat jalan rusak.
“Sebelum jalan ditebang kondisinya tak seperti ini. Sekarang sudah hancur, lubang besar-besar,” ungkap Wati.
Hal senada diungkan Diki pengendara lainnya. Menurutnya, jalan tersebut terlalu lama dibiarkan setelah penebangan pohon. Apalagi sisa-sisa dari penebangan pohon tak dibersihkan dengan baik.
Baca Juga: Diskominfo Batam Dorong Generasi Muda Melek Digital melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi
“Setelah pohon-pohon di tempat kondisi jalan justru semakin hancur. Sisa pohon yang ditebang juga banyak berserak di pinggir jalan. Tak dibersihkan,” jelas Diki.
Ia berharap pemerintah bisa segera memperbaiki jalan tersebut. Sebab jalan yang hanya satu jalur itu sangat padat dilalui kendaraan.
“Kalau bisa disegerakan perbaikan. Karena kondisinya sudah mengkawatirkan. Hampir setiap hari polisi berjaga dan mengatur lalu lintas disini agar bisa mengurai macet,” pungkasnya. (*)
Reporter: Yashinta