batampos – Keberadaan barang seken di Batam semakin langka. Para pedagang juga mengeluhkan barang yang tak kunjung masuk dari Singapura dan Malaysia tersebut.
“Sudah seminggu jalur merah (barang seken tak masuk),” ujar Depi, salah seorang pedagang seken di Aviari, Batuaji.
Depi mengaku saat ini para pedagang hanya memanfaatkan stok ballpress atau karungan yang lama. Namun, pedagang menjualnya dengan harga yang lebih mahal.
“Kalaupun ada barang, itu barang lama. Harganyapun perkarungnya lebih mahal,” katanya.
Baca Juga: Air Drainase Meluap saat Hujan, Tiban Kebanjiran
Hal senada dikatakan Rahmat, pedagang seken di Jodoh. Akibat langkanya barang, pasar seken tersebut kini sepi pengunjung.
“Sehari paling banyak dua barang saja yang terjual. Paling lepas buat makan dan bayar arisan,” kata pedagang sepatu tersebut.
Sementara Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi, M. Rizki Baidillah mengatakan pemasukan pakaian bekas ke Batam dilarang. Hal ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo yang melarang penjualan barang bekas impor.
“Ini sesuai Instruksi Presiden. Untuk barang bekas lain seperti mesin harus ada izin dari instansi teknis terkait,” kata Rikzi.
Baca Juga: Penjualan Tiket Pelni Dibuka Secara Berkala
Meskipun selama ini dilarang, masuknya barang seken ke Batam diketahui dari berbagai pintu. Modusnya beragam, dari pengiriman barang kayu, barang kiriman, barang penumpang, dan kontainer.
“Batam daerah perairan yang pintu masuknya banyak. Kami pun tidak bisa melakukan (penindakan) sendiri,” ungkapnya.
Sejauh ini, kata Rizki, BC Batam dan aparat-aparat lainnya mempunyai komitmen yang sama untuk menekan pemasukan barang-barang ilegal tersebut.
“Kita melakukan operasi bersama dan pertukaran informasi,” tutupnya. (*)
Reporter: YOFI YUHENDRI